WRONG CHOICE (1)

51 44 4
                                    

DUKK!!

Punggung Rendra menghantam tembok dengan keras membuat pemuda itu meringis menahan sakit.
Tak sampai di situ, sebuah tinju kembali melayang menghantam pipinya membuatnya jatuh menghantam tumpukan box kayu yang langsung hancur.

Hito berdiri dingin, menatap targetnya tanpa ekspresi.

Rendra mengusap bibirnya yang robek. Ia bangkit dan menerjang Hito dengan membabi buta. Namun, kemarahan tak akan pernah berhasil dalam sebuah pertarungan.

Hito menghindar dengan santai, ia balas menendang punggung lawannya, dan sekali lagi Rendra menghantam lantai.

Nggak bakal bisa menang! Dia – monster!! Rendra membatin, putus asa.

Hito menarik paksa Rendra, mencekiknya di tembok. Rendra megap-megap kehabisan nafas, Hito menatapnya datar tanpa secuil pun rasa kasihan.

Ah..ia tak menduga akan membunuh dua teman sekelasnya tahun ini.
Yurachel Nara dan –

Syarendra Raditia.

“Penghalang.”

Hito mengeluarkan sebuah pisau dari sakunya, bersiap mengakhiri nafas laki-laki di hadapannya.

Namun, sesaat sebelum ujung pisau yang tipis dan tajam menyayat leher Rendra, pintu menjeplak terbuka menampilkan seorang gadis yang terengah-engah.

“HITO STOPPP!!!”

Melisa menjerit membuat Hito terkejut bukan main. Ia melepaskan cekikan di leher Rendra membuat pemuda itu langsung terkapar tak sadarkan diri.

“Hei Mel, what’s wrong?” Hito berbalik, memasang senyum polos.

“ GUE YANG HARUSNYA NGOMONG GITU! WHAT’S GOING ON HERE???!!” Melisa kalap, ia langsung menghampiri Rendra dan memeriksa kondisinya panik.

“No, nothing..I just do what I have to do.”

“Are you kidding me?” Melisa berteriak marah. Ia menggosok telapak tangan Rendra, berusaha menyadarkan laki-laki itu.

“Dia itu penghalang!!” Hito balik berteriak frustasi. Ia tak menyangka Melisa malah menyalahkannya.

“What are you talking about?”

“Gue tau lo nggak suka sama dia. Dia cuma penghalang hubungan lo sama Grayver!!”

Hito semakin bingung. Apa yang salah?? Harusnya Melisa malah berterima kasih karena salah satu penghambat antara hubungannya dengan laki-laki idamannya akan ia lenyapkan. Lalu apa yang salah??

“Gosh!! He is my guardian you know!! Gue lagi berusaha buat ngelupain Gray dan Rendra-lah satu-satunya orang yang bisa bantu gue.”

Melisa berteriak. Entah sejak kapan air matanya sudah mengalir deras seperti ini. Selama 11 tahun persahabatan mereka, Ia tak pernah saling membentak sampai seperti ini.
Hati Melisa sakit melihat kondisi Rendra.
Hito tertegun.

“But Mel –“

“Gue diem aja pas lo ngincer Rachel dengan dalih demi gue. Gue diem karena kalau gue ngelarang lo kayak sebelum-sebelumnya, lo bakal lampiasin nafsu ngebunuh lo dengan self injury. Gue pikir, gapapa Rachel mati daripada lo yang terluka dan lebih dari apapun dia emang pantes mati.”

Half Demon School (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang