INILAH HIDUPKU..BAGAIMANA?

63 54 5
                                    

"so this is my perfect life..bagaimana? masih betah?"

UKS

Sudah 30 menit Rendra duduk termangu di samping ranjang Melisa. Gadis itu masih belum sadarkan diri. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa tunangannya itu kecapekan dan drop karena agak shock.

Rendra menatap lamat-lamat wajah pucat Melisa, ah..terlihat damai. Bahkan bibir Melisa seakan tersenyum. Sebegitu bahagianya kah? Tapi karena apa? Apa karena dirinya? Atau gara-gara cowok sialan tadi?

"Bangun Mel~ please, gue butuh penjelasan.." Rendra berbisik, menggenggam tangan Melisa.

Getaran dari hp Melisa membuat Rendra mau tak mau mengalihkan tatapannya dari wajah terlelap tunangannya.

DAD IS CALLING...

Rendra meneguk ludah. Mampus!! Pasti kejadian tadi sudah sampai ke telinga camernya..
Rendra menggeser tombol ke hijau, jantungnya jedag jedug tak karuan.
"Ha..halo om"
"Rendra, mana Melisa?!"
"Eh, Melisa-"
"Dia ngapain di sekolah? Selingkuh?"
"Eh, nggak gitu om.."
"Dasar anak nggak tau diri! Tidak berguna!!" Asharan mengumpat, Rendra tertegun.

Ini om Asharan? Asharan yang dia kenal sangat menyayangi putri semata wayangnya, Asharan yang ia kenal selalu memprioritaskan Melisa, Asharan yang ia kenal- ah tidak juga.. Rendra tak pernah mengenal Asharan dengan baik. Tak tau jika ia memakai topeng berlapis-lapis demi membangun image baik nan sempurna.

"Melisa di UKS, dia pingsan tadi." Suara Rendra berubah dingin, tak ada lagi rasa hormat di hatinya untuk lawan bicaranya saat ini.

"Wow..jadi sekarang anak itu pura-pura sakit untuk lari dari masalah? Cerdas sekali dia.." Asharan geram, Rendra lebih geram. Ia mengepalkan tangan penuh emosi.

"Dokter bilang Melisa kecapekan." Rendra mencoba meredam amarah, ia berusaha menormalkan suaranya.

Asharam diam di ujung sana, ia menghela nafas.

"Rendra, apa yang Melisa lakukan di sekolah? Apa benar rumor yang beredar bahwa ia selingkuh?" Asharan melembutkan suaranya.

"Tidak! Ini hanyalah salah paham. Saya memahami bagaimana tabiat Melisa. Jadi sebelum menuduh anak anda macam-macam apalagi menyumpah-nyumpahinya, anda seharusnya memastikan terlebih dahulu kebenarannya." Rendra berseru ketus, muak. Asharan terdiam, membiarkan Rendra mengeluarkan sumpah serapah yang sedikit tak enak di dengar.

" Saya disana 1 jam lagi." Asharan berujar pelan lalu memutuskan sambungan secara sepihak.
Rendra meremas benda pipih di tangannya. Menatap iba kearah Melisa yang masih tertidur pulas. Tatapan laki-laki itu sendu, sekuat tenaga ia menahan air mata yang mendesak keluar.

Gadis di hadapannya ini, gadis yang setiap hari menjadi alasannya tersenyum ceria, gadis yang selalu setia menjadi penyemangatnya, gadis yang setiap saat-ah..gadis yang menanggung segala beban sendirian, hidup dalam kepalsuan.

Aylin Melisa tunangannya, tak pernah sekalipun menceritakan masalahnya kepadanya..ia tak pernah sekalipun mengeluh kepada Rendra. Melisa bersikap seakan-akan dia adalah gadis paling beruntung di dunia, orang yang paling bahagia.

Sebenarnya apa yang Melisa sembunyikan darinya??

Rendra tak tau jika perempuan ini menderita. Rendra tak pernah tau bahwa setiap senyuman Melisa menyembunyikan 1001 luka.

Rendra menatap Melisa lekat-lekat, penglihatannya buram, air mata menggenang di pelupuk matanya. Tak tahan lagi...Rendra akhirnya menangis, air matanya mengalir deras, berusaha tak bersuara agar tak mengusik Melisa.

Half Demon School (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang