OSIS PART 2

117 85 29
                                    

06:58 PM

Raka berlari seperti orang dikejar setan di lorong sekolahnya, memasuki lift secepat kilat,melirik jam di pergelangan tangannya.

"Mampuss guee" Raka mengusap wajah frustasi.

Lift terbuka menampakkan lorong lantai 5 yang tak pernah dijamahnya sebelumnya.

Raka terpana dengan kemewahan yang terhampar di sekitarnya.

Lukisan ilmuwan-ilmuwan yang bernilai milyaran terpajang di dinding lorong, lampu yang bersinar lembut di langit-langit ruangan, dan robot pembersih yang lalu lalang di sekitarnya.

Raka meneguk ludah, perasaan asing dan sedikit iri menyergap hatinya, di bandingkan dengan gedung berat tempat kelasnya berada, tak berlebihan jika di katakan bahwa gedung ini adalah istana dan gedung kelasnya adalah gedung rongsokan yang berhantu.

Raka meringis, seakan-akan tersadar bahwa dia tak seharusnya di sini, bahwa dia tak pantas di sini.

Titt.. jam di pergelangan tangannya berbunyi; pukul 7.

Raka menepuk dahinya, benar-benar lupa tujuannya ke tempat keramat ini.

"Abisss deh guee,"

Raka kembali berlari ke lorong-lorong di depannya, mencari ruangan bertuliskan OSIS'S ROOM.

Akhirnya setelah 5 menit berputar-putar, dia akhirnya menemukannya, dengan sebuah layar yang terpasang di bingkai pintu menampilkan kata 'sedang rapat'.

Raka menghembuskan nafas gugup, yah dia terlambat setidaknya 10 menit untuk mengikuti rapat pertamanya sebagai anggota osis.

Raka mengeluarkan sebuah kartu pass berbentuk ID card, menggesekkanya ke alat pemindai di sudut pintu kaca itu.

Pintu berdesing pelan, sesaat kemudian terbuka dengan langsung menampilkan wajah-wajah tak bersahabat yang menatapnya sinis, tatapan tak suka dan tatapan meremehkan.

Raka melangkah masuk dengan gugup, berjalan ke sebuah kursi yang bertuliskan nama 'Aiden' yang kosong.

Yah kursi itu adalah miliknya setelah salah satu anggota osis bernama Aiden itu pindah sekolah, namun tak ada yang berniat mengganti nama di kursi itu demi anak s1 yang tak tau diri seperti Raka.

"Raka!! Lo telat 15 menit!!"

Devano si ketua osis langsung membentaknya kasar.

"Sorry, gue nggak tau kalau ada rapat..tadi aja gue taunya dari Rafli yang nggak sengaja liat lo semua lagi siap-siap buat rapat"

Raka menjelaskan cepat, kepanikan melandanya.

"emang lo nggak ngebaca pesmberitahuan di grup?"

Devano bertanya sinis, memandang Raka penuh kebencian.

" Hah?? Grup? Grup apaan dah?"

Raka malah mengernyit bingung.

" Gue nggak ada grup tuh yang bersangkut osis"

Raka melanjutkan heran.

Devano yang awalnya bingung menoleh ke Rachel selaku sekretaris yang menghandle urusan seperti ini.


Rachel yang menyadari tatapan Devan tertuju padanya pun pura-pura menepuk dahi.

"Duhh! Sorry banget Van..gue lupa nge-add dia ke grup kitaa.." Rachel meringis, memasang tampang sok memelas.

Raka yang sadar topeng palsu Rachel akhirnya harus menelan kenyataan pahit, bahwa tak ada seorangpun yang mengharapkan kehadirannya, bahwa mereka hanya dan akan selalu menganggapnya sebagai kuman dari s2.

" OK Raka, sebagai konsekuensi atas keterlambatan lo, lo gue kasih surat peringatan pertama. Nah kalau lo udah dapet 3 SP, lo keluar dari osis"

Devano memutuskan dengan enteng, seakan-akan malah senang dengan kemungkinan keluarnya Raka.

"Tapi kan sekretaris juga yang-"

"So the next topic is safety from the student"

Devano mengabaikan protes Raka dan kembali fokus ke rapat yang sempat ter-interupsi.

Raka mengepalkan tangan menahan emosi yang membuncah.

Rapat berlangsung sekitar 20 menit.

Selama rapat berlangsung, Raka mati-matian mencoba memahami pembahasan yang keseluruhan mamakai bahasa asing.

Raka memang cukup mahir dalam bahasa inggris, tapi masalahnya kadang mereka menggunakan bahasa germany ataupun chinese.

"Any question?"

Devano melirik anggotanya

Satu tangan terangkat tinggi-tinggi, Devano memandang tak suka.

Ya..tangan itu milik Raka

"Gimana kalau kita-"

"Karena nggak ada pertanyaan, sekian rapat hari ini, terima kasih"

Devano sama sekali tak menghiraukan Raka.

Raka perlahan menurunkan tangannya yang sudah terlanjur terangkat, menanggung malu yang amat sangatt..

Raka bagaikan hantu..tak terlihat..dan tak dirasakan.


Half Demon School (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang