PERJUANGAN SYARENDRA

50 46 4
                                    

Hari bazar.

Melisa melangkah kearah stand lapangan tempat stand-stand didirikan sambil menyeret sahabat-nya Sindy.

Sindy?!!

Yah, cewek itu juga tidak tau mengapa dirinya bisa berada di tempat dan situasi seperti ini. Yang ia ingat perempuan menyebalkan  yang berada di sampingnya saat ini tadi merengek dan menyeretnya secara paksa.

Sindy yang pada dasarnya pendiam, tetap diam di perlakukan seperti itu. Ia hanya memberikan tatapan dingin kearah Melisa yang  malah nyengir dan memasang wajah tanpa dosa.

Sindy semakin dendam saja..

"Beli bakso bakar yuk! Udah lama banget gak makan jajanan murah kek gitu..."

Melisa tidak menghina yah.. DIA HANYA MENGATAKAN FAKTANYA SAJA~

Mereka mulai mengantri. Tak lama giliran mereka tiba.

"Arigato gozaimasu~"

Melisa berkata riang, sambil menerima 2 tusuk bakso bakar. Ia menyodorkan salah satunya ke Sindy yang di tolak dengan tegas oleh gadis yang sedang diet itu. Melisa mengedikkan bahu, ia memakan 2 tusuk baksonya dengan lahap.

Melisa merogoh saku, mengeluarkan selembar uang 50 ribuan.  Harga bakso hanya 10 ribu sih, tapi mau gimana lagi~ ia kan tidak punya uang sekecil itu.

"Eh, kembaliannya?"

"Gapapa, ambil aj –"

Uhhuk!!

Melisa tersedak!

Seperti yang sering terjadi di drama-drama, anak Osis yang menjaga stand itu adalah seorang pemuda yang sebisa mungkin Melisa ingin hindari.

Grayver Akasa.

Bisa-bisanya ia tidak nge-notice laki-laki ini dari tadi.

Raka yang juga terkejut sebisa mungkin menormalkan ekspresinya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Setelah kejadian canggung saat upacara penghargaan dulu, ia tak pernah bertemu atau bertegur sapa dengan perempuan aneh ini.

"Ah..trims." Raka melirik Sindy takut-takut.

Melisa menelan kunyahannya dengan susah payah. Detik selanjutnya, Melisa mengambil langkah seribu, secepat kilat menghilang di tengan kerumunan siswa.

Raka melongo namun memutuskan tak peduli.

"Eh, yang~ ngapain panas-panasan disitu? Sini!"

Sindy menoleh cuek namun tetap melangkah masuk ke tenda stand dan mengambil posisi duduk disamping Raka.

Raka tersenyum, ia mengipas-ngipasi wajah berkeringat pacarnya.

Sindy memperhatikan sekelilingnya, kenapa hanya ada laki-laki ini di sini? Sedangkan stand-stand lain di jaga setidaknya 5 sampai 6 orang anak Osis.

Ah, Sindy paham apa yang terjadi.

Raka ditinggalkan anggota yang lain, yang membuatnya terpaksa menjaga stand sendirian.

Half Demon School (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang