43. I Will Missing You:(

Mulai dari awal
                                    

Aarav yang sudah selesai dengan mandi bebek nya itupun langsung menoleh saat mendengar pintu kamar yang di buka dan munculnya sosok Kanaya.

"Sini" Panggil Aarav sambil menepuk paha nya.

Kanaya tersenyum kemudian melempar coklat di tangan nya ke sembarang tempat.

Perempuan itu kemudian langsung duduk di pangkuan Aarav dan memeluknya erat.

"Itu kok coklatnya di buang?" Tanya Aarav sambil menatap coklat Kanaya yang tergeletak di lantai.

Kanaya tidak menjawab, ia justru mengeratkan pelukannya pada tubuh Aarav.

Mendusel nduselkan wajahnya ke ceruk leher Aarav.

"I like your smell" Gumam Kanaya.

Aarav tersenyum kemudian mengelus punggung Kanaya lembut.

"Naya nggak mau di tinggal" Adu Kanaya pelan bahkan perempuan itu sudah terisak.

Senyum Aarav langsung luntur, elusan nya pada punggung Kanaya pun ikut berhenti.

"Jangan nangis ya..." Aarav menangkup wajah Kanaya.

"Mas cuman pergi sebentar, 4 hari janji, nggak lebih dan nggak kurang"

Kanaya mengusap mata nya dengan punggung tangan, membuat Aarav gemas sendiri.

"4 hari itu lama..."

"Enggak lama sayang, mas janji bakal selalu kasih kabar"

"96 jam, 5.760 menit, 345.600 detik, 3,456e+8 milidetik kamu bilang nggak lama?!"

Aarav terkekeh kemudian membenturkan kening nya dengan kening Kanaya pelan.

"4 hari itu cuman 0,571429 minggu, 0,131507 bulan dan 0,0109589 tahun. Nggak lama kan?"

Kanaya cemberut sambil menatap Aarav kesal.

"Kalau mas pergi Naya tinggal sama siapa?"

"Bisa sama bunda dulu atau mau sama mama? Nanti biar mas yang bilang"

"Emang mama udah pulang dari Jogja?"

"Udah, tadi pagi sampai dirumah dengan selamat"

Kanaya menatap Aarav, mata nya kembali berkaca kaca.

"Nggak bisa ya kalau mas Aarav nggak usah pergi?"

Aarav menghela nafas sambil membelai wajah Kanaya.

"Andai bisa, mas tadi udah berusaha nolak tapi hasilnya sama aja, mas harus berangkat"

"Yaudah sana pergi"

Aarav langsung melotot.

Lelaki itu kemudian langsung mendekap tubuh Kanaya erat.

"Jangan gitu, mas nggak bisa pergi kalau kamu kaya gitu"

Kini giliran Kanaya yang menghela nafas sambil mengacak rambut Aarav.

"Ya Naya bisa apa lagi, Naya tuh nggak mau mas pergi tapi kan--"

Kanaya tidak melanjutkan kalimatnya, ia sudah kembali terisak.

"Sayang..."

"Mas nggak pergi jauh, jadi jangan sedih ya"

"Kamu kalau terlalu sedih gitu malah sakit nanti, mas nggak mau ya pulang pulang kamu sakit"

"Mas janji setelah kamu lulus mas bakal bawa kamu jalan jalan"

Kanaya yang masih sedikit terisak itupun mengkerutkan kening bingung.

"Kemana?"

"Paris, Spanyol, Italia sama Skotlandia" Bisik Aarav dengan suara seraknya.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang