"Gila! Itu beneran cewek itu!" heboh pemuda yang memakai topi tadi.

"Cepet bawa ke rumah sakit," kata pria kaos kuning.

Skipp.

Saat melihat dokter keluar dari ruangan Ainelis, mereka menghampirinya.

"Gimana, Dok? Parah gak?" tanya pemuda yang berkaos hitam khawatir.

"Gak biasanya bos peduli sama cewek. Kirain gak doyan," batin mereka menatap aneh pemuda berkaos hitam itu.

"Kondisi nona baik-baik saja, hanya terkena benturan sedikit namun tidak fatal dan cukup perbanyak istirahat," jelas dokter itu.

"Boleh kita masuk dok?" tanya pemuda bertopi.

"Boleh, sebentar lagi beliau sudah bangun. Jadi saya permisi." Dokter itu tersenyum dan berjalan pergi.

"Silahkan, Dok."

Merekapun masuk ke dalam ruangan Ainelis. Dan ada kejutan diwajah mereka karena mereka melihat wajah asli Ainelis tanpa ditutup masker. Saat dilampu merah pun Ainelis memakai masker sehingga mereka tidak tau. "Bidadari" pikir mereka.

"Ugh... shitt," keluh Ainelis sambil memegangi kepalanya.

Mendengar suara Ainelis membuat mereka sadar dari kesurupannya... ehem, maksudnya melamun.

"Masih sakit?" tanya pemuda kaos hitam.

Ainelis menoleh dan melihat sekelilingnya.

"Lo yang bawa gue kesini?" tanya Ainelis.

"Yoi, untung ada kita tadi liat lo tidur di trotoal," kata pria bertopi.

"Em thanks. Lo orang siapa?" tanya Ainelis dengan wajah datar.

"Ya tuhan... nikmat mana yang engkau dustakan. Baru bangun udah dijaga para dewa huhu," Batin Ainelis bersorak² bergembira~~.

"Kenalin, gue Jack Sebastian panggil aja sayang." pemuda bertopi sambil main mata.

"Gue Leo Christopher panggil bebeb Leo," kata pemuda kaos kuning dengan seyum manisnya.

"Robert Maverick." singkat pemuda kemeja kotak².

"my name Kim Eun-ji, salken," kata pemuda kaos putih tersenyum pada Ainelis.

"Teddy." pemuda kaos hitam dengan mada dingin mentap Ainelis datar.

"Sorry ya, dia mah balok es jalan emang gitu orangnya namanya Teddy Braxton," jelas Jack pada Ainelis.

"Em, iya gak apa-apa," kata Ainelis tersenyum canggung.

"Gantian donk, nama lo siapa?" tanya Leo.

"Ainelis Lorenta," kata Ainelis.

Kenapa tidak menyebutkan marganya? karena semenjak ada lotus itu Ainelis tidak diperbolehkan memakai marga keluarga William.
Dan tentu saja disambut dengan senang hati oleh Ainelis, meski ada rasa sakit hati.

Bagaimana tidak sakit, hanya karena orang asing yang tidak terlalu dekat dan tidak pernah muncul, tetapi sekali muncul bisa hipnotis mereka dalam sekejap sampai tega membuang darah dagingnya sendiri hanya dengan alasan yang tak logis. (Kan aying bngt ya gak.. )
Dah lah balik alur..

"Salam kenal ya, dari kami orang neng," kata Jack ramah.

Ainelis hanya tersenyum, lalu beranjak dari bangkar melepas selang yang ada ditangannya.

"Eh? Mau kemana? kan baru bangun," kata Leo.

"Balik," kata Ainelis dengan nada dingin, singkat, jelas, dan padat.

i'm ClaraWhere stories live. Discover now