14

40 27 6
                                    

Setelah beberapa jam dalam perjalanan akhirnya Kiana bisa merenggangkan tubuhnya yang sudah pegal karna terus duduk didalam bus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah beberapa jam dalam perjalanan akhirnya Kiana bisa merenggangkan tubuhnya yang sudah pegal karna terus duduk didalam bus.

Setelah Pembina osis dan para guru memberikan sedikit amanat. Para murid dipersilahkan untuk masuk kedalam Vila yang berada bersebrangan dengan Panti Asuhan Mutia.

Karna kondisi panti tidak memungkinkan untuk ditempati ratusan murid, jadi sekolah memutuskan untuk menempatkan para murid disebuah vila yang berada di sebrang panti.

"Gila ya pinggang gue pada sakit duduk mulu dari tadi" kata Natasha menepuk pinggangnya yang terasa pegal.

"Maklum lah Nat, faktor umur" ujar Kiana tertawa.
Asyila dan Vania pun ikut tertawa.

"Yee enak ajaa, gue masih 17 tahun, yakali udah faktor U" sebal Natasha, gadis itu merebahkan tubuhnya diatas masur empuk yang ada dikamar tersebut.

Dalam satu vila, ada 5 kamar dan 1 kamarnya diisi oleh 4 murid karna hanya ada 2 kasur.
Mereka bebas memilih untuk bersama siapapun asalkan mematuhi peraturan yang dtentukan oleh Para guru dan juga osis.

Karna telah menempuh perjalanan panjang, para murid diizinkan untuk beristirahat lebih dulu untuk tidur siang. Pada pukul 3 sore, para murid memulai untuk mengerjakan Kegiatan sesuai jadwal Bakti sosial. Yaitu ikut serta dalam membuat kerajinan dari barang bekas, membantu membersihkan Panti dan sebagainya.
.

.

.

.

.
"Lan gimana peralatan, udah lengkap semua?" Tanya Alby, kini semua osis sedang mempersiapkan barang bekas yaitu botol bekas untuk kegiatan membuat kerajinan sore nanti.

Arlan menunjukan jempol kanannya dalam artian semua sudah siap.
"Kumpul dulu sebentar" suruh Alby, semua anggota osis menghentikan kegiatannya lalu mendekat pada Alby.

"Sesuai jadwal dan gue cuma mau ingetin kalian. sore ini kita cuma buat kerajinan. Besok pagi kita senam, abis senam kita sarapan dulu, Rania sama Tiya jangan lupa. Buat malam ini juga, lo langsung aja ke dapur temuin Bu Yaya"

"Abis sarapan Kita mulai kerja bakti, Bu Yaya bilang, banyak genteng yang bocor, Faham?" Tanya Alby,  semua anggota osis serentak menjawab "Faham".

"Kalian istirahat dulu, kalau ada yang gaenak badan langsung temuin Bagas!" Setelah itu mereka bubar untuk pergi ke Vila dan masuk kamar masing masing, Alby tidak mau jika ia memberi tugas terlalu berat mereka akan drop dan akan sungguh merepotkan. Yang pertama itu adalah kesehatan mereka.

"Istirahat juga By, nanti malah lo yang drop" ucap Kenzo. Lelaki itu mendudukan diri di bangku yang berada tidak jauh dari mereka.

"Iyaa By, lo kan abis mabok tadi" kata Arlan.
"Gue nggk mabok!" Ucap Alby

"Yaterus tadi apaan kalo bukan mabok?" Tanya Angga.
"Banyak tanya!"

"Gue kekamar duluan ya, mau carger hp" Kenzo bangkit dari duduknya. Lalu menepuk bahu Alby pelan dan melangkah menjauh menuju Vila.

"Gue ikut deh, Ayo Ga! Istirahat lo. Biar ntar nggk ngerepotin" Ajak Arlan. Angga mengangguk.

"Lo nggk mau istirahat?" Tanya Angga. Alby menggeleng.

"Duluan aja. Gue mau cek panti ini" Arlan dan Angga pergi meninggalkan Alby. Lelaki itu mendudukan diri pada bangku yang sempat diduduki Kenzo barusan.

Alby menghela nafasnya, lelaki itu memejamkan matanya. Tubuhnya terasa lelah dan pinggangnya kini terasa pegal.

"Alby!" Panggil seseorang. Lelaki itu membuka matanya lalu bangkit setelah tau yang memanggilnya adalah Pak Yanto, yang menjabat sebagai walikelas Alby, Bu Reni dan Bu Yani.

"Ada apa Pak Bu?" Tanya Alby.

"Kamu hebat Alby, bisa menjalankan kegiatan ini dengan sangat baik, semiga semua lancar sampai selesai ya" kata Bu Yani.

"Kita sebagai guru akan selalu suport dan mengarahkan dari belakang" kata Bu Reni.

"Bapak sebagai walikelas kamu bangga Alby, semangat terus ya" Kata Pak Yanto. Mereka bertiga pergi setelah mengatakan hal tersebut. Alby menghela nafasnya Lagi.

Matanya menatap sekeliling. Angin kencang menerpa wajahnya membuat rambutnya ikut terbawa angin. Namun tiba tiba matanya menatap seseorang yang berada tak jauh darinya.

Alby menatap orang tersebut dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Apa liatin? Terpesona sama Kiana" ucap gadis itu. Alby segera mengalihkan pandangannya. Mulutnya mendecih.

Alby melangkah mendekat "gue Gaakan pernah terpesona sama cewe yang suka ngobral tubuhnya sendiri" tekan Alby.

Dahi Kiana mengerut "maksud ka Alby apa? Kiana gapernah ngobral tubuh Kiana, kalo ngomong tuh dijaga" Sewot gadis itu tidak terima.

"Oh ya?"
"Iyalah"

"Dengan lo pake pakaian terbuka kaya gitu, sampe rela tubuh lo dipandang sama orang, apa itu nggk ngobral namanya?" Kata Alby, Kiana diam. Tidak bisa menjawab perkataan Alby karna memang disini ia lah yang salah. Perkataan Alby tidak salah.

"Yaa... yaa ehh" Kaget Gadis itu. Alby mengikatkan kemejanya pada pinggang Kiana dengan tujuan untuk menutupi paha gadis itu.
Jantung gadis itu berdebar kencang. Ntah apa yang dia rasakan sekarang, ia benar benar tidak pernah merasakan hal seperti ini.

"Loh ko belakangnya doang, depannya sama aja dong keliatan"

"Lo punya jaket, lepas! Iket sendiri" setelah itu Alby pergi meninggalkan Kiana.

Analby || MarkLeeWhere stories live. Discover now