Telepon diputus sepihak oleh Ainelis.
Tidak lama kemudian orang yang di telepon Ainelis tadi datang.

"Bang Tomy, bang Hasan!" teriak Ainelis memanggil mereka.

Mereka pun melihat Ainelis dan menghampirinya, namun matanya menatap lanyang ke preman tadi. Saat hendak akan Tomy hajar ia terhenti.

"Bawa mereka ke rumah sakit Harapan Bunda," kata Ainelis cuek.

"Maksudmu apa?" tanya Hasan tidak habis pikir dengan pemikiran Ainelis.

"kamu gak apa-apa kan?" tanya Tomy khawatir.

"Hm, cepat bawa mereka masalah pembayaran nanti saya yang bayar. Aku pulang dulu," kata Ainelis.

"Iya udah hati-hati," kata Tomy lembut.

Dan dibalas anggukan, Ainelis menarik tangan Annabel ke dalam mobilnya. Annabel sempat terkejut namun hanya diam saat tangannya ditarik Ainelis.

"Masuk," perintah Ainelis oada Annabel.

Annabel menurut masuk ke dalam mobil. Ainelis berjalan memutar kearah pemudi. Kemudian masuk dan menghidupkan mesinnya, sebelum jalan ia menelpon seseorang.

"Hallo Ai,"

"Iya kak, nanti ada pasien bernama Kevin dan Lucas beserta temannya, tolong kakak yang nanganin ya? Besok saya kesana," kata Ainelis.

Yup, ia menelepon Dr. Ikhsan. Masih ingat? Ia dokter yang merawat Ainelis selama koma waktu itu.

"Baiklah... bagaimna kabarmu?"

"Baik. Iya sudah itu aja dulu kak, aku tutup dulu,"

"Ok. Night my baby,"

"Night too,"

Tut....

Setelah selesai, ia mulai melajukan mobilnya mengantar Annabel terlebih dahulu.
Selama perjalanan hanya ada kesunyian. Sebenarnya Annabel mencium bau anyir dan melihat noda darah diseragam Ainelis, namun ia tidak berani bertanya.

Skipp..

Saat sampai dirumah ia melihat keluarganya sedang berkumpul diruang tamu, yang menunggunya.

"Malam," sapa Ainelis sedikit gugup.

Merekapun menoleh kesumber suara dan melihat seragam putih Ainelis yang bernoda darah. Sontak membuat mereka khawatir, kecuali saudara kandungnya. Sebenarnya mereka khawatir namun gengsinya membuat mereka tidak memandang Ainelis.
Ainelis yang peka terhadap ekspresi mereka tersenyum penuh arti dalam hatinya.

"Ya tuhan... kamu kenapa princess?" histeris Rani.

"Kamu terluka? Ayo kerumah sakit," kata David khawatir.

"Dad, Mom, Ar- eh maksdnya Ainelis gak apa-apa kok," kata Ainelis hampir keceplosan menyebut dirinya CLARA.

"Terus itu baju kamu kenapa banyak darahnya?" tanya Rani dan diangguki David.

"Tadi dijalan ada yang kecelakaan tabrak lari, terus Ai tolongin bawa keRS makanya pulang telat deh... maaf ya, Mom, Dad. Udah buat kalian khawatir," kata Ainelis menunduk.

Tentu saja itu hoak. Tidak mungkin kan setelah membunuh orang terus ngaku kalau kamu habis nyabut gaji eh nyawa orang.

"Iya sudah gak apa-apa, lain kali kabari mommy kalo ada apa-apa ya," kata Rani lembut.

"Iya Mom, iya udah Mom, Dad. Ai ke kamar dulu,"

"Iya, nanti mommy bawain makanan ke kamarmu, kamu pasti belum makankan," kata Rani.

"Hehe... iya mom, thanks ya Mom. Tambah sayang deh," kata Ainelis lalu mencium pipi Rani.

"Ehem... daddy di cuekin nih," kata David yang sedari tadi dikacangin (kacang lagi murah om😂)

"Hehe, ciee daddy cemburu nie," goda Ainelis.

David pun memalingkan wajahnya serta berbunyi "Hmph" dan tangannya bersedekap dada.

Ainelis dan Rani terkekeh melihat reaksi David. Lalu Ainelis mencium kedua pipi daddynya itu ups.. Maksudnya daddynya Ainelis. kemudian pergi berlari ke kamar sambil berteriak.

"Daa... daddy jelek!" kata Ainelis berteriak.

Sedangakan saudaranya yang melihat reaksi kedua orang tua dan Ainelis menatap sendu apa lagi tidak disapa.

Skip.

Sepeti biasa sampai sekolah Ainelis menjadi artis dadakan, dapat nyinyiran dari nitezen ditambah menambahnya followers. Sampai di kelas tendang pintu dan...

"MET PAGI YA PENGHUNI NERAKA! AI YANG GEMOY, CANS, IMUT, JENIUS NGALAHIN LISA BLACKPINK MANA SAMBUTANNYA?!!"

"Woy! suara toa diem lo!"

"Ai lagi, Ai lagi...."

"Itu pintu udah ganti 2x lo Ai,"

"Masa?"

"Ya tuhan, dulu nyokap lo ngidam apa sih?"

"Paling waktu anunya sambil maen bola,"

Pltak! 2x

"Sakit cok!"

"Ambigu suu,"

"Asu!"

"Dancok!"

"Sama aja satt,"

"Bacot."

"Cocot!"

"Crott,"

Pltak!
Bughh!
Plakk!
Pltak!

"SAKIT JANCOK!"

Tett... tet...tet....

Bel masukpun berbunyi dan murid-murid menuju ke bangkunya masing-masing. Pelajaran pertamapun berlangsung hingga jam istirahat.

Di jam istirahat pertama masih ada saja murid yang di dalam kelas begitu juga dengan Ainelis yang lagi malas jalan alias mager.

"Ai dicariin tuh!" teriak siswa bername tag Anjas.

"Siapa?" tanya Ainelis malas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mau dibawa kemana sambungan cerita.. Jika ku terus ditunda².. Dan tak pernah Up setiap hari.. Aku mah bodok amatt...😪😴

i'm ClaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang