// keera bet

Mulai dari awal
                                    

Aku tersenyum. Aku turut senang akan keberhasilan Arden bahkan dengan waktu belum sebulan saja ia cepat sekali mengurus kerjaannya disana. Aku membayangkan bagaimana kehidupannya nanti pasti akan bahagia, perempuan yang akan bersama Arden juga pasti akan bahagia mengingat bagaimana Arden memperlakukan pasangannya. Ya, walaupun aku melihat sisi berengseknya pada akhirnya, tapi kuakui saat berpacaran Arden benar-benar sangat bertanggung jawab dan memperlakukan pasangannya layaknya ratu.

"Bagus deh, mungkin emang dia suksesnya di Belanda." Ujarku rasanya masih sedikit sesak bila mengingat bagaimana ucapan Arden kala itu bahwa ia akan membangun rumah tangga bersamaku. "Lo masih sedih, ya, Na?"

"Nggak sih."

"Lo masih trauma buat berhubungan lagi?

"Ya. Belum bisa buat ulang lagi dari nol."

Keera tampak sedih melihatku mungkin ia juga merasa tidak enak padaku karena saat itu Keera dan Alan yang mengenaliku dengan Arden, aku juga paham kenapa mereka sangat mempercayaiku kepada Arden. Hanya saja semua orang punya masa lalu yang pahit yang pasti membuat dampak untuk ke depannya, entah perubahan sikap seseorang, perubahan pola pikir, dan lain-lainnya. Arden salah satunya tanpa ia sadari juga. Aku cukup banyak belajar dari ini semua, ini juga jadi penerapan untukku untuk tidak jatuh di situasi yang sama. "Semoga lo bisa berdamai sama diri lo dulu sebelum berhubungan lagi, ya, Na. Gue akan berkali-kali ingetin kalo gak semua laki-laki sama,"

"Nggak, Ra. Gue kayanya gak cari laki-laki lagi,"

"TERUS? OM?"

"Bukan bodoh!"

"Terus?"

"A man."

"Oke, gue setuju sih yang ini."

Aku mendelik, "GILIRAN INI SETUJU, SOAL SI MALIKONG LO SOK GAK SETUJU. KURANG AJARR SINI LO RA GUE ACAKIN RAMBUT LOOO!!!"

Keera tertawa menghabiskan es teh manisnya lalu mengicir pergi sebisa mungkin.

☄️☄️☄️

Hari ini sepulang dari kampus aku berniat untuk mengembalikan laptop Gaffriel ke kampusnya karena laptopku rusak dan baru selesai di perbaiki. Kemungkinan juga hari ini aku akan mencari laptop baru karena laptopku memang sudah dari SMA, jadi butuh spek yang lebih bagus lagi dan Gaffriel berniat untuk menemaniku. Alasan kenapa Gaffriel tidak menjemputku karena aku sudah banyak membebaninya, terus juga Gaffriel masih sibuk mengurus urusan kampusnya sebelum wisuda jadi aku berniat untuk meringankan beban Gaffriel hari ini.

Sesampai di kampusnya aku akan bertemu di Kantin, menunggu sekitar sepuluh menit lagi katanya baru kami akan langsung jalan ke Mall. Setelah beberapa menit terduduk di kantin aku merasakan ada seseorang yang duduk di depanku tetapi postur tubuhnya tidak seperti Gaffriel, sontak aku mendongak dari ponselku dan menatap siapa yang duduk di depanku. Ternyata, oh, ternyata itu si Malikong Kedelai Pilihan. Aku cukup dibuat heran kenapa ia memilih untuk duduk di depanku dengan beberapa bawaannya.

"Halo! Lo Anna yang waktu itu double date, kan?"

Basa-basi. Aku benar-benar tidak ingin berbicara dengannya bahkan untuk bertemu saja benar-benar tidak ada niatan. Kenapa juga dia duduk di depanku ada urusan apa?

Walau begitu aku memilih mengalah dari egoku dan tersenyum untuk membalas sapaannya. "Iyaaa, kebetulan banget ketemu, ya," kataku di akhiri tawa kecil. Ah, melakukan ini sangat menyebalkan.

Ia membalas tawaku, "Eh, enggak kebetulan. Gue kesini karena gue tau pasti Gaffriel mau ketemu lo,"

Aku menatap Malika masih dengan cengiran tapi kali ini cengiran canggung. Kurang ajar! Masih untung gue tanggepin lo jelek. Batinku

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang