14. Daniel dan Musala (Dua)

4.1K 310 3
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Waktu subuh kembali menjelang, Alana terbangun dari tidur indahnya. Jari lentiknya ia, gunakan untuk mengucek matanya yang masih mengantuk.

Baru saja Alana hendak bangkit bangkit dari posisi tidurnya, sebuah ketukan di pintu mengganggu indera pendengaran Alana.

"Al," panggil seseorang dari luar pintu kamar Alana.

Mendengar panggilan itu, Alana segera berjalan menuju pintu dan membukanya. Gadis muda itu berjalan dengan tampilan yang berantakan.

"Ya?" sahut Alana pelan.

"Kamu siap-siap, Al. Kita pulang hari ini," ucap orang yang mengetuk pintu tersebut.

"Bapak? Ki–kita pulang hari ini?" tanya Alana mengulangi ucapan pria yang berada di hadapannya.

"Iya, kita pulang sekarang. Sehabis kamu salat subuh, kita langsung jalan. Sekarang siap-siap sana, biar nanti langsung cek out," titah Daniel.

Alana menurut. Selepas kepergian Daniel, Alana langsung bersiap-siap di kamar. Alana memutuskan untuk kembali menggunakan baju yang diberikan Daniel. Beruntung, kemarin Daniel memberikan dua pasang baju untuk Alana.

Hampir lima belas menit lamanya Alana bersiap-siap. Alana keluar dari kamarnya dengan menenteng tasnya yang dia bawa ke hotel bersama Daniel.

Alana melanjutkan langkahnya menuju kamar Daniel. Perlahan, diketuknya pintu kamar milik Daniel.

"Udah siap, Al?" tanya Daniel usai membuka pintu kamarnya.

"U–udah, Pak. Bapak sendiri?" Alana balik bertanya pada Daniel.

"Ya menurut kamu?" tanya Daniel sarkas.

"Hehehe. Udah, Pak," jawab Alana cengengesan.

"Kalau gitu, ayok. Kita cek out sekarang," ajak Daniel. Pria itu lalu melangkah mendahului Alana di depan.

"Pak! Bapak! Tunggu dulu!" Alana berteriak memanggil pria yang menjadi bosnya itu.

Daniel yang dipanggil pun berbalik. Raut wajah kesal ditunjukan Daniel untuk Alana.

"Apalagi, sih?" Daniel bertanya dengan nada malas.

"Bapak temenin saya salat subuh dulu, 'kan?" tanya Alana sambil memasang wajah memelasnya.

"Apa? Jadi kita ke musala lagi?" Daniel mengernyitkan dahinya, tak habis pikir dengan Alana.

"Ya iyalah. Kan sama-sama di lantai bawah, Pak," ucap Alana, lalu diakhiri dengan senyum miliknya.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Where stories live. Discover now