5. Alana dan Al

6.5K 474 10
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Sudah dua jam Daniel dan Alana berkutat dengan kegiatan mereka masing-masing. Saat ini keduanya masih sangat sibuk dengan tugasnya sampai dering panggilan di handphone Daniel berbunyi.

Incoming call ....
Manager.

Sebuah panggilan masuk di handphone milik Daniel, membuat Daniel melirik sekilas ke handphone-nya. Setelah itu, tangannya kemudian terulur untuk menerima panggilan telepon itu.

"Pak, ada yang ingin bertemu dengan Bapak di ruangan rapat," ucap si penelpon.

"Siapa? Katakan saja langsung," balas Daniel.

"CEO dari perusahaan yang dipimpin Tuan Nic, Pak."

"Nic? Yakin kalau itu CEO dari perusahaan yang dipimpin oleh Nic?" tanya Daniel memastikan. "Saya ke sana sekarang," sambung Daniel lagi.

Setelahnya, sambungan telepon diputuskan begitu saja oleh Daniel. Dengan tergesa-gesa Daniel menuju ruangan yang biasa digunakan untuk rapat.

"Alana, kalau ada yang nyari saya bilang saja saya di luar," pesan Daniel pada Alana saat melewati meja kerjanya.

"Emang Bapak mau ke mana?"

"Ke mana aja boleh, bukan urusan kamu," jawab Daniel lalu berjalan meninggalkan Alana yang sendirian.

"Dih, cuman nanya doang juga," gerutu Alana yang ditinggal sendirian.

"Kamu bilang apa?!" tanya Daniel yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

"Eh, Bapak. Nggak bilang apa-apa, kok," jawab Alana yang terkesiap.

"Oh, ya udah. Saya lupa bilang, jam dua belas baru saya balik. Udah, itu aja," ucap Daniel, kemudian kembali meninggalkan Alana sendirian.

Sepeninggal Daniel, Alana kembali tenggelam bersama dengan tugas-tugasnya. Tugas yang seakan membuat dirinya terkurung di dalam penjara.

Tidak ada yang bisa dia lakukan selain duduk dan menatap layar monitor yang terus menampilkan pesan email yang terus-terusan masuk.

Tok! Tok! Tok!

Tiba-tiba saja suara ketukan pintu dari luar terdengar nyaring di telinga Alana. Alana terdiam sejenak setelah mendengar ketukan pintu itu.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Where stories live. Discover now