8. Bapak Mau Jual Saya?

5.3K 383 2
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Pagi-pagi sekali Alana terbangun karena dering telepon yang mengganggu. Entah orang itu sekedar iseng atau memang mempunyai kepentingan mendesak.

"Argh! Ini orang siapa, sih?!" gerutu Alana.

Bukannya menjawab panggilan telepon yang terus berdering, Alana malah mematikan panggilan tersebut.

Drrt! Drrt! Drrt!

Lagi-lagi Alana mematikan panggilan telepon yang masuk. Bahkan tidak terlihat sedikit pun ia peduli dengan panggilan telepon itu.

Brak! Brak! Brak!

"Alana! Alana! Bangun! Jangan sampai kamu telat lagi!" teriak seorang wanita paruh baya di luar.

"Apa, sih, Bu? Masih pagi juga," jawab Alana yang masih mengantuk di dalam.

"Ya justru itu, Alana! Bangun!" teriak wanita paruh baya itu lagi.

"Bu, ini hari sabtu. Alana masuk jam dela–aaa!" pekik Alana kaget.

"Al! Kamu kenapa? Alana!" teriak sang ibu panik.

Ceklek!

Alana membuka pintu kamarnya dengan kasar. Buru-buru dirinya menuju kamar mandi dan menutup pintunya dengan keras.

"Al? Kenapa, sih?" tanya sang ibu lagi.

"Alana takut telat, Bu," jawab Alana dari dalam kamar mandi.

Bu Mayang yang notabenenya adalah ibu kandung Alana tidak memedulikan tingkah anaknya. Sudah menjadi kebiasaan bagi Alana bangun terlambat pada hari sabtu.

"Ya udah, tapi setelah ini kamu langsung sarapan, yah!" teriak Bu Mayang lalu beranjak pergi.

Alana tak menyahut, dirinya masih saja asyik membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Dua puluh menit kemudian Alana keluar dari dalam dengan menggunakan handuk yang menutupi badannya.

Drrt! Drrt! Drrt!

"Argh! Nggak tau apa orang lagi buru-buru? Ngapain pake nelpon segala, sih?" gerutu Alana.

Karena kesal, Alana menerima panggilan telepon itu.

Incoming call ....
+628××××××

Klik!

"Heh! Kalau nelpon jangan iseng gitu!" teriak Alana kepada si penelpon.

Tut!

Direktur Duda Tampan [End ✅]Where stories live. Discover now