13. Alayya dan Viona

4.1K 330 4
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Sudah sejam lamanya Alana dan Daniel terlibat dalam acara rapat hari ini. Sebentar lagi adalah giliran Alana mempresentasikan apa yang perusahaan alami selama setahun ini.

Alana sudah mempelajari semua seluk beluk perusahaan. Jadi, Alana tak perlu terlalu khawatir saat presentasi dimulai.

"Al, kamu sudah siap?" bisik Daniel pada Alana.

"Saya masih gugup, Pak," jawab Alana pelan.

Jari lentiknya ia gunakan untuk meremas map hitam yang berisi bahan untuk presentasinya nanti.

Daniel yang melihat tingkah Alana kemudian menarik napas panjang. Lengan kokohnya ia ulurkan hingga ke bahu Alana, dan memijat pelan bahu gadis muda itu.

"Tenang aja, Al. Kamu pasti bisa," ucap Daniel menyemangati Alana.

Alana yang dipegang bahunya menatap Daniel lekat, lalu memberikan sebuah senyuman kecil pada bosnya itu.

"Dah, sana. Sekarang giliran kamu," ujar Daniel pelan.

Alana mengangguk paham, lalu bangkit dari posisi duduk dan berjalan ke depan untuk melakukan presentasi.

•••

"Al, kita kembali ke hotel sekarang?" tanya Daniel usai acara rapat selesai digelar.

"Saya ngikut aja, Pak. Capek juga saya," jawab Alana.

Setelah mendapat persetujuan dari Alana, Daniel melangkah menuju ke parkiran bersama Alana.

"Daniel!" Sebuah teriakan dari arah belakang membuat langkah Daniel dan Alana berhenti.

Pria itu langsung berbalik badan dan melihat siapa yang memanggil namanya.

"Viona?" gumam Daniel saat melihat orang yang memanggil namanya.

"Daniel!" Orang itu kembali berteriak memanggil nama Daniel.

Daniel yang dipanggil namanya melanjutkan kembali langkah kakinya menuju ke tempat parkir mobilnya. Pria itu menggandeng tangan Alana dan menuntun gadis muda itu menuju ke mobil.

"Ayo, Al," ajak Daniel pada Alana.

"Tapi, Pak—"

"Jalan aja, ayo," potong Daniel.

Alana menurut, kakinya melangkah seirama dengan langkah kaki milik Daniel. Walau begitu, kepala Alana masih menengok ke arah belakang dan melihat wanita yang meneriaki bosnya itu.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang