4. Alana Terlambat

7.1K 469 10
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Hari sudah menjelang pagi, tetapi Daniel masih setia di posisinya. Dirinya lebih memilih untuk bergelut bersama dengan guling dan selimut tebalnya.

"Eungh ...." Lenguhan Daniel terdengar lirih. Sebuah tepukan pelan membuat Daniel terganggu dari tidurnya.

"Pah," lirih Al pelan. Dirinya masih setia berada di samping sang papah.

Tepukan demi tepukan masih saja diberikan Al kecil pada Daniel. Tangan mungilnya masih ia gunakan untuk menggerayangi wajah tampan Daniel.

"Pah." Kembali Al memanggil nama sang papah pelan. Karena tak bangun juga, Al kemudian memutuskan untuk memberikan sebuah kecupan kecil di kening Daniel.

"Kenapa?" tanya Daniel pelan. Dirinya terbangun dari tidur nyenyaknya usai sang anak selesai memberikan kecupan singkat.

"Papah nggak salat? Nanti telat, loh," jawab Al. Wajahnya ia condongkan agar lebih dekat dengan wajah Daniel.

"Salat?" ulang Daniel.

"Iya, salat. Kata Bik Sum, kita harus salat tiap hari," ujar Al lagi.

Daniel terdiam sesaat. 'Bagaimana aku bisa lupa? Ya Tuhan, bagaimana aku menjelaskan hal ini padanya?' batin Daniel bimbang.

"Memang selama ini Al salat?" tanya Daniel.

"Nggak, Bik Sum selalu ngelarang Al untuk ikutan salat, Pah," jawab gadis itu cemberut.

Daniel bangkit dari posisi tidurnya, lalu memeluk Al dan membawanya ke dalam pangkuan Daniel. "Al, Bik Sum nggak salah. Al juga ngapain ngikut Bik Sum? Keyakinan kita sama Bik Sum beda," jelas Daniel.

"Beda gimana, Pah?" tanya Al yang semakin penasaran.

"Yah, beda. Cara ibadah kita beda Al, sama cara ibadah-nya Bik Sum. Lain kali, kalau Bik Sum lagi salat jangan digangguin," ujar Daniel memberikan nasehat pada anaknya itu.

Al mengangguk lalu menyenderkan kepalanya ke dada bidang sang papa. "Terus, Al harus ngapain, dong?" tanyanya kemudian.

"Al tidur lagi aja, nanti kalau udah pagi Papah bangunin," ucap Daniel.

Gadis itu tersenyum manis. "Oke," jawab Al pelan.

Daniel kembali menidurkan sang anak. Setelah selesai, Daniel melangkahkan kakinya keluar dari kamar Al.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Where stories live. Discover now