38. Cerita Masa Lalu

Start from the beginning
                                    

Ken berdehem kemudian mengelus batu nisan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ken berdehem kemudian mengelus batu nisan tersebut.

Ia kemudian berdiri dan menatap Aarav dan Kanaya bergantian.

"Gue ke sini cuman mau minta izin" Ucap Ken sambil menepuk bahu Aarav pelan.

"Gue pergi" Lanjutnya.

"Lo sejak kapan di sini?" Tanya Aarav membuat Ken menghentikan langkahnya.

"Setelah sholat luhur gue langsung ke sini"

Kanaya langsung menatap jam tangannya.

Jika Ken sudah di sini sejak pukul 12 berarti lelaki itu sudah 4 jam berada di sini, karena sekarang sudah pukul 4 sore.

"Gue pergi" Pamit Ken lagi dan langsung pergi meninggalkan Aarav dan Kanaya.

Aarav berjalan maju kemudian bersimpuh di samping makan tersebut.

Kanaya masih diam, berdiri di belakang Aarav.

Namun Kanaya langsung menutup mulutnya tak percaya saat membaca nama yang tertulis di batu nisan tersebut.

Aurora Laquitta Queensha

Ia kemudian menunduk menatap Aarav yang sudah membaca doa dengan pelan.

Dengan segera Kanaya ikut bersimpuh di samping Aarav.

"Maaf kak Aarav lupa bawa mawar putih kesukaan kakak"

Deg

Kanaya yang belum selesai dengan doa nya itupun langsung menegang saat mendengar perkataan Aarav.

Belum sempat keterkejutannya hilang Kanaya sudah dibuat terkejut lagi saat Aarav memeluknya dan menangis di pelukannya.

Bahkan dapat Kanaya rasakan bahu Aarav yang bergetar hebat dan pundaknya yang basah karena air mata Aarav.

Lelaki itu benar benar menangis.

Bukan hanya sekedar meneteskan air mata saja namun menangis tersedu.

Kanaya mengelus punggung Aarav lembut, mencoba menenangkan lelaki itu dari kesedihannya.

Bukanya mereda Aarav justru semakin memeluk Kanaya erat saat tangisannya justru semakin menjadi.

Kanaya memejamkan matanya saat air matanya ikut menetes dengan sendirinya.

"Maaf, maafin mas"

Kanaya diam sambil mengelus rambut Aarav.

Setelah tangisan Aarav sedikit mereda Kanaya menangkup wajah Aarav dan menghapus sisa air matanya.

Ia kemudian tersenyum dan kembali mendekap Aarav.

"Dia kakak ipar kamu" Jelas Aarav sambil bersandar di dada Kanaya.

Lelaki itu menatap lurus ke arah makam sang kakak.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Where stories live. Discover now