Bagian 8 | KKPK🦋

189 171 112
                                    

Setelah sesi jaim-jaiman saat perkenalan dan penyelarasan, kelima orang itu tampak akrab mengobrol layaknya teman lama. Yura tertawa terbahak-bahak menanggapi lelucon yang dilontarkan oleh Farhan dan Adit yang terkadang dibalas Alam dan Nan dengan julid. Humornya yang receh benar-benar tak ada harga dirinya ketika bergabung dalam lingkaran laki-laki yang saling melengkapi ini.

Yura kembali memanjakan lidahnya dengan es krim yang beberapa menit lalu datang. Ini sudah mangkuk ke-empat dari tiga es krim yang telah berlabuh di perutnya dengan aman dan sentosa.

"Lo nonton drakor nggak, Ra?" tanya Farhan tanpa embel-embel 'kak' karena suruhan Yura saat sesi perkenalan diri tadi.

"Nonton, dong! Pecinta berat drakor nih gue!" jawabnya dengan bangga.

"Lo tau yang lagi nge-trend sekarang, kan? Anjirrr, sumpah! Rahang gue sampe pegel gara-gara ketawa!" Adit ikut menyahut dengan menggebu-gebu.

"True Baut maksud lo?"

Farhan dan Adit mengangguk dengan kompak.

"Gilak! Lo nonton itu juga? Testi dong testi, gimana akting suami gue di situ? Laki gue udah cakep tambah cakep, anjir. Makin tergila-gila aja gue!" pekik Yura macam cacing disiram air garam.

Alam dan Nan hanya diam menyimak, tak bisa berbaur karena tak paham dengan topik yang sedang dibicarakan, tapi senyum keduanya diam-diam mengembang melihat Yura yang begitu senang.

"Ih! Tapi asli gue benci banget sama temennya, anjir. Serius dia jahat banget kayak emak tiri di Indorias." Mimik wajah Yura berubah kesal kala mengingat episode yang mampu membuatnya menangis sekaligus naik pitam.

"Iya, weh! Jahat banget gileee. Kalo dia cewek gue, auto gue nikahin, sih," ungkap Farhan.

Adit dan Yura mengerutkan kening.

"Lah? Gimana?" tanya Yura tak mengerti.

"Ya, gue nikahin. Kan, jahatnya cuma di film, aslinya nggak," jawab Farhan sambil cengengesan.

"Langkahin dulu mayat gue," celetuk Adit menantang.

Farhan menggulung lengan bajunya dengan berani sambil berucap, "sekarang jadi rival, nih, kita?"

Adit mengangguk, dagunya terangkat tinggi tanda tak takut. "Demi cewek cantik yang mukanya jutek-jutek gemesin, gue rela kehilangan teman gila kaya lo."

Alam melemparkan stik kentang ke wajah Adit. "Mimpi lo ketinggian!" sahutnya.

Nan pun ikut-ikutan menepuk pundak Farhan yang kebetulan dekat dengannya. "Nggak usah sok rival-rivalan. Lo dikejar-kejar anjing aja kencing di celana. Gimana kalo baku hantam? Cepirit nanti."

Humor Yura yang receh lagi-lagi terdobrak. Ia tertawa senang ketika mendengar hal yang dilontarkan Nan. Tangan kanannya tanpa ragu memukul lengan Nan berkali-kali membuat sudut bibir laki-laki yang mengenakan jaket denim itu terangkat naik-ikut merasa senang meskipun lengannya terasa panas akibat pukulan Yura yang tak main-main.

Rin ... Rin ... semakin banyak gue liat lo ketawa, semakin besar kemungkinan tangan gue jadi kropos, batin Nan.

Kupu-kupu & Pelepasan Kesedihan [END]Where stories live. Discover now