Part 20

586 102 12
                                    

"Kenapa lo? Kelilipan?" tanya Abigeal judes.

"Ikut gue, yuk!" ajak Hesky menunjuk ke arah kamar apartemennya.

"Ngapain?" tanya Abigeal lagi-lagi seperti orang lugu.

"Ayolah! Jangan sok jual mahal," jawab Hesky kembali mengedipkan mata.

Abigeal tersenyum miring. "Brengsek, kurang ajar! Lo pikir gue cewek apaan?" teriak Abigeal penuh amarah.

Ternyata tatapan Hesky terhadapnya karena punya niatan buruk. Tentu saja Abigeal merasa marah dengan jawaban Hesky. Tanpa pikir panjang Abigeal melayangkan sebuah pukulan keras di pipi kiri Hesky. Hesky sama sakali tidak menyangka Abigeal akan memukulnya dengan keras. Bahkan terasa setara dengan pukulan laki-laki pada umumnya.

Hesky tampak kesakitan dengan pukulan Abigeal dan meringis. "Boleh juga pukulan lo, tapi enggak usah sok deh, lo. Lo pasti udah sering diajak main sama Brandon, 'kan? Mana mungkin ada cewek yang mau pacaran sama orang yang udah dekat sama orang lain," ujar Hesky kemudian menarik tangan Abigeal kasar.

"Jangan lo samain gue dengan cewek-cewek kek itu." Abigeal menghempaskan tanganmya kasar, matanya melotot tajam ke arah Hesky.

"Udahlah, jangan sok suci deh," suara Hesky ikut meninggi.

Kembali Abigeal memukul keras di pipi kiri Hesky. "Ngomong gitu lagi, gue habisin lo!" ancam Abigeal sangat tidak terima dengan ucapan Hesky yang begitu merendahkannya.

Hesky hanya diam tidak mau membalas pukulan Abigeal. Dia tidak mau terlihat bego dengan mau melawan wanita. Walaupun harus dia akui pukulan Abigeal cukup kuat dan sepertinya sudah terbiasa berkelahi. Kalau saja dia berkelahi dengan Abigeal secara jantan, kemungkinan Abigeal bisa mengalahkannya.

Brandon, Joy, dan Adam membuka pintu dan keget melihat Abigeal menarik kerah baju Hesky kasar.

"Ada apa nih?"

"Cewek lo gila ya, Don? Masak gue dipukulin tiba-tiba," jawab Hesky membela diri.

"Lo yang gila!" teriak Abigeal dan membulatkan tinjunya dibagian mata Hesky.

"Geal, udah, ini ada apa, sih?" Brandon menarik tangan Abigeal agar menjauh dari Hesky.

"Lo ngapain halangin gue? Lo lebih percaya dia dibanding gue? Berarti lo sama aja kayak dia," pekik Abigeal menatap tajam ke arah Brandon dan memberontak minta dilepaskan, "Kalian semua sama aja, sama-sama brengsek!" tambahnya menunjuk ke arah mereka semua.

Telunjuk Abigeal berhenti di arah Erwin yang baru datang dari arah toilet. "Lah? Kok gue?" tanya Erwin bingung dan kaget saat Abigeal menunjuknya tiba-tiba. Padahal dia sendiri tidak tahu duduknya permasalahan yang terjadi.

"Gue benci lo! Gue mau pulang! Minggir!" ketus Abigeal mendorong Brandon dengan menurunkan nada bicaranya.

Abigeal menarik tas yang ada di sofa. Lalu, keluar dan membanting pintu dengan keras. Lima orang cowok itu hanya terdiam. Hesky tampak merasa jengkel karena Abigeal memukul dibagian matanya dan itu yang paling terasa sakit. Empat orang lainnya yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menatap bingung ke arah pintu yang sudah tertutup.

"Lo apain Abigeal?" sontak Brandon menarik keras kerah baju Hesky.

"Enggak ada," jawab Hesky santai.

"Lo apain Abigeal?" desak Brandon lalu menarik kerah baju Hesky dengan lebih keras.

"Gue ajak main! Kenapa lo? Marah?" tanya Hesky sambil melepaskan tangan Brandon yang bergelayut di kerah bajunya.

"Brengsek, lo mau cari mati?" teriak Brandon dan hendak memukul Hesky tapi keburu dihalang oleh Joy dan Adam.

The Direction (End✅)Where stories live. Discover now