Bab 10-2

21.9K 1K 19
                                    

Kepada semua pembacaku yang setia menunggu Ugly Royale, 

Bab 10-2

HAMPIR di setiap waktu, Tristan mempersiapkan diri menyambut situasi terburuk. Tristan siap bermalam di belantara besertakan senjata alih-alih makanan. Tristan pula siap mempersembahkan jiwanya demi Yang Mulia Raja Bartholomeu IV. Dan, dengan hak istimewa sebagai pengawal putri mahkota, ia mengemban tugas melaksanakan tanggung jawabnya. Tanggung jawabnya tak lain ialah Thalia Ersa of Seymour. Sang Putri Mahkota jelita yang acap kali enyah dari lingkup pandangnya. Entah jurus macam apa yang digunakannya, Tristan merasa kemampuan menghilangnya sangat-sangat-sangat merugikan statusnya.

Merugikan terutama pada kasus ini; Tristan dan beberapa serdadu lainnya terpaksa menunggu tiga perempat jam di teras kastil. Mereka datang dengan langkah sigap meski pertahanan Reyes nyaris mencacah tubuhnya. Begitu yakin Sang Putri singgah kemari. Berdiri di depan pintu utama kastil, mengetuk pintu, hanya untuk mendapati diri mereka tak dihiraukan tuan rumah Reyes.

Tristan mendongak, memandangi satu per satu jendela kastil, menerka tepatnya di manakah kamar Alec. Sebab Tristan akan membidik kaca itu dan menimpuknya menggunakan tombak. Tekadnya sudah bulat ketika ia menyadari bahwa kamar Alec Brengsek berada di sisi lain kastil. Sekarang, ia merasa percuma membiarkan dirinya menjadi saksi hidup sinar matahari keji. Tristan bersungut. Seingatnya, saat mengamankan bandara menjelang keberangkatan keluarga kerajaan Waisenburg, matahari tidak biadab. Lagipula, bukankah sekarang sudah bulan kedua musim gugur?

Tidak tahan akan sengatan matahari, Tristan lantas berbalik kepada para serdadu. Hendak mengumumkan sesuatu mengenai perang dan betapa lancang Reyes. Pada detik itulah bunyi decit di balik punggungnya laksana gapura surga. Tristan spontan menghela napas lega. Dalam dan panjang. Ia tak lagi paham cara bersyukur. Apa yang berkerubung di benaknya adalah: masuk, pada akhirnya, masuk.

Akan tetapi, sayap yang memapahnya menuju khayangan tahu-tahu buntung tengah jalan. Di hadapannya, wanita paling sensual meninggikan dagunya. Punggungnya tegak, kedua tangannya terlipat di bawah dada padatnya. Ikal pirangnya bersatu dalam gelung yang menampilkan leher jenjangnya. Pelupuk matanya agak naik, mengakibatkan senyap mata birunya terkesan cerdik. Alisnya gelap bukannya pirang selayak ikalnya. Membusur sempurna, siap melumpuhkan orang yang tak sepadan dengannya. Bibir bawahnya gamblang tampilkan kedut-kedut tak senang.

Tristan memasung mata pada tatapannya. Rupanya, ia pun merelakan pandangannya mengembara rincian sudut wajahnya. Menyadari bahwa wanita itu menelisik wajahnya tertarik, memantik pusaran mengherankan di perutnya. Melancarkan remasan ganjil suatu maksud mengacu pada gairahnya yang terpendam. Ia bisa merasakan dirinya mengeras. Dan itu terasa serba keliru. Keliru, lantaran wanita yang mengomporinya bernama Anastasia Stokes.

Anastasia mendorong pintu membuka kian lebar. “Silakan, Mr. Schiffer. My Lord menunggu di ruang kerjanya. Izinkan saya tunjuk lorongnya.”

Suara lelah iring-iringan sepatu prajurit menghantam lantai marmer kastil. Bersanding keheningan menggebah. Bunyi bedebam pintu menerobos kabut sunyi kesemua penjuru kastil. Seseorang telah menutup pintu. Barangkali pelayan wanita atau pria atau kepala pelayan. Tristan tidak peduli. Membayangi langkah Anastasia adalah lintasan tercepat menuju penyiksaan abadi. Pinggulnya melenggang begitu elok, ke kanan, lalu kiri. Seolah-olah mengingatkan Tristan supaya merangkum bokong moleknya dan membuainya dengan ciuman. Namun, jarak di antara mereka adalah ratusan juta cahaya. Suatu yang mustahil ia peroleh diiming-imingkan di hadapannya. Adakah siksaan yang lebih buruk?

Tristan maju, mengambil tempat di samping Anastasia. Tidak terlalu dekat, wanita ini mungkin saja melempar sepatu haknya lagi. Dan Tristan lebih memilih sepatu merahnya itu mengetuk lantai daripada menggasak tubuhnya (lagi). Langkah mereka cermat seolah-olah mengukur sesuatu yang entah itu apa. Mungkin saja strategi serang.

UGLY ROYALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang