Bab 4-1

37K 1.7K 44
                                    

Bab 4-1

Berisik dan baru pukul delapan. Thalia terduduk di ranjang mewahnya, menguap lebar-lebar sembari meregangkan tubuh buruknya. Tubuh buruknya. Tubuhnya tidak bisa dibilang buruk kalau Lord Greyster menyentuhnya ganas kemarin siang. Thalia bergidik merasakan seluruh bulu di tubuhnya berdiri mengingat-ingat apa yang Lord Greyster lakukan padanya kemarin siang. Thalia tidak mau mengingat ataupun percaya bahwa kemarin ia dicabuli Lord Greyster, ia lebih baik diam dan bersikap seakan tak ada apa-apa yang terjadi. Tapi, pemandangan tolol di hadapannya ini memaksanya mengingat segala hal mesum yang Lord Greyster lakukan padanya.

Berisik dan baru pukul sembilan. Ya ampun, Thalia tidak pernah menganggap 'pukul delapan' dan 'pukul sembilan' itu pagi. Ia selalu bangun lebih pagi dari anggota keluarganya yang lain, kurang lebih pukul tujuh. Tapi, untunglah ia sudah mandi, setengah jam lalu, menyegarkan wajah paling mengantuknya. Ia tidak pernah sebegitu malas dan mengantuknya bangun dari tidur. Mungkin percakapan panjang lebarnya dengan Tristan adalah penyebab dari kantuknya hari ini sehingga...satu, dua, tiga, empat, lima...lima. Sehingga lima orang pelayan harus datang ke kamarnya merapikan setiap sudut dan interior, membawakan selusin gaun modern yang tentu saja, Thalia tahu, itu dari Lord Greysternya yang Termesum.

Tristan. Thalia tersipu malu mengingat percakapan tadi malam di balkon kamarnya. Percakapannya sungguh lama dan Thalia sama sekali tidak diperbolehkan berbicara oleh Tristan. Kebanyakan orang akan bosan mendengar pria itu berbicara panjang lebar, namun tidak untuk Thalia. Thalia dengan manis-juga antusias-duduk di seberangnya, mendengarkan setiap patah kata yang diucapkan bahkan gerak-gerik pria itu. Ditemani dengan cahaya bulan, biskuit buatan Mrs. Tedd, dan susu, percakapan itu sempurna, sama sekali tidak membosankan.

Pernah Thalia ungkit bahwa dirinya suka meneliti kebiasaan dan sifat seseorang. Dan apa yang Thalia suka dari Tristan adalah kenyataan bahwa pria itu tidak bermuka dua. Wajah dan mata hijau cerahnya tidak memancarkan atau menampakkan kebohongan layaknya si Setan Bermata Biru itu. Sedangkan Setan Bermata Biru adalah sebutan untuk Alec yang Thalia dan Tristan buat sejak-semalam. Ya, sejak semalam. Semuanya yang menyenangkan serta mengasyikan dimulai sejak semalam, sejak kemarin, sejak Tristan datang.

Ada beberapa perubahan fisik yang Tristan alami. Thalia tidak terkejut dengan perubahan itu, ia tahu semua orang akan mengalaminya. Thalia malah terkesima dengan sebagaimana tampannya Tristan telah tumbuh. Pertama, matanya entah bagaimana memancarkan kilauan indah yang mampu memanaskan tubuh Thalia, sungguh. Kedua, hidung mancungnya yang sekarang membuat Thalia gemas ingin menciumnya. Ketiga, tinggi tubuhnya melebihi dugaan Thalia mengingat dulu tinggi mereka hampir sejajar. Keempat, suara maskulinnya sekarang pintar menghiasi benak Thalia dengan kata-kata romantis yang menggoda. Kelima, keenam, ketujuh, dan masih banyak lagi beberapa perubahan yang Thalia hendak jabarkan dalam otaknya. Namun, lesung pipinya tidak pernah berubah, tetap di pipinya ketika berbicara, mengembang ketika tersenyum, dan melelehkan hati Thalia ketika tertawa. Tristan semakin tampan begitupula Thalia yang semakin terkesima dengan wajah i-

"Aww!" Thalia menjerit tak keruan ketika seorang pelayan menarik kencang tali korsetnya.

Tapi pelayan itu tidak menghiraukan jeritan Thalia dan seorang pelayan lain bantu menarik tali satunya. Thalia hanya dapat berpegangan pada tiang penyangga ranjangnya, menahan sakit yang ia alami karena selama ini ia tidak suka memakai-

"Ususku bisa keluar! Astaga!" jerit Thalia.

Ternyata anggapan Thalia bahwa selama ini tubuhnya ramping dan memuaskan itu salah. Tubuhnya tidak cukup proposional untuk Lord Greyster sehingga pria itu membawakannya berbagai macam korset dengan penyangga dada yang dilebih-lebihkan. Thalia tidak bisa bilang dadanya kecil, hanya saja tidak sesuai kriteria Lord Greyster. Bokongnya juga tidak terlalu kecil, tapi, sekali lagi, tidak sesuai kriteria Lord Greyster yang akan mengajaknya berjalan-jalan di kota hari ini. Seorang putri kurus ceking berjalan-berdampingan-dengan seorang bangsawan gendut nan besar. Lucu. Thalia tertawa masam.

UGLY ROYALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang