2. Senyuman Suto Siau

4.8K 58 1
                                    

Thiat Tiong-tong serta Im Ceng memiliki ilmu menunggang kuda yang hebat, kedua ekor kuda tunggangan mereka pun merupakan kuda mestika pilihan yang hebat.

Tidak lama setelah berlarian menembus pepohonan, kedua orang itu sudah jauh meninggalkan rombongan berkuda lainnya.

Terdengar para penunggang kuda itu berseru keras:
"Kalian berdua cepat lari dari sini, biar kami yang menghadang para pengejar itu!"

Maka rombongan manusia berkuda yang ada di belakang pun semakin ketinggalan jauh.

Dalam waktu singkat Leng It-hong serta Seng-toanio telah berhasil menyusul seekor kuda yang ada di barisan paling belakang.

Sambil melambung ke tengah udara Leng It-hong melancarkan sebuah pukulan ke punggung penunggang itu, biarpun tenaga serangannya tidak terlalu dahsyat, namun ancaman yang dilepaskan dari tengah udara ini memiliki kekuatan yang cukup menakutkan.

Sementara Seng-toanio dengan tangan kanan menggenggam jarum perak, tongkat di tangan kirinya langsung disodokkan ke depan, ujung tongkatnya mengancam jalan darah Leng-tay-hiat serta Ming-bun-hiat di tubuh orang itu.

Serangan gabungan yang dilancarkan kedua orang itu sungguh dahsyat dan mengerikan, siapa tahu penunggang kuda itu hanya tertawa, tiba-tiba tubuhnya menerobos ke bawah perut kudanya.  

Gerakan tubuhnya enteng dan cantik, bicara soal kemampuannya menunggang kuda, boleh dibilang jarang ada jagoan persilatan di daratan Tionggoan yang sanggup menandinginya.
"Mau lari kemana kau!" bentak Seng-toanio gusar.

Serangan tongkat besinya makin gencar, kali ini dia mengancam punggung kuda itu.

Perlu diketahui, tongkat besi yang dia gunakan adalah sebuah tongkat yang ditempa dari bahan baja dari laut selatan, jika sampai mengenai sasaran, dapat diduga baik manusia maupun kudanya akan tak tahan.

"Seng-toaci, ampuni jiwa mereka!"

Seng-toanio menarik kembali pergelangan tangannya, dengan jurus Hian gay li bi (sadar di saat genting) dia menahan serangan toyanya secara paksa dan menariknya ke belakang.

"Plokkk!", toya itu menghantam perlahan di atas pelana kuda itu.

Terlihat sesosok bayangan manusia menyelinap keluar dari bawah perut sang kuda, kemudian setelah duduk di pelana, ia menarik tali les kudanya, maka diiringi ringkikan panjang kuda itupun berhenti berlari.

Dengan wajah berubah Leng It-hong dan Seng-toanio segera berseru hampir berbareng:

"Suto Siau, rupanya kau?"

Orang ini berwajah bulat bagai rembulan, senyuman selalu menghiasi ujung bibirnya, dia pun termasuk salah satu musuh bebuyutan dari perguruan Tay ki bun, bukan saja seorang pendekar kenamaan dalam dunia persilatan, dia pun tersohor sebagai saudagar kaya raya, pemilik peternakan kuda Lok-jit dan dikenal sebagai Suto Siau.

Siapa pun tidak menyangka kalau orang yang menyelamatkan anak murid perguruan Tay ki bun dari mara bahaya ternyata adalah dia!

Ling It-hong dan Seng-toanio berdiri tertegun.
"Apa-apaan kau ini? Apa maksudmu berbuat begitu? Apakah kau telah mengkhianati sumpah setia persekutuan kita dengan berpihak kepada perguruan Tay ki bun?"

Suto Siau tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha, biarpun aku punya keinginan begitupun belum tentu mereka mau menerimaku."

"Lantas? Memangnya kau sudah edan?"

"Seng-toanio toh seorang pendekar wanita yang ampuh dan pintar, masa tak bisa menduga siasat apa yang sedang Siaute lakukan hari ini?"

Pendekar Panji Sakti - Gu LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang