-25. Eliza Hilang

9.7K 1K 401
                                    

"Lo yakin, Hanum yang udah lakuin itu semua?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo yakin, Hanum yang udah lakuin itu semua?"

Cewek bergaya rambut blonde yang duduk di hadapan Ethan itu mengangguk mantap.

"Gue juga gak ngerti kenapa dia ngelakuin itu, mungkin takut kalau Eliza lebih besti-an sama gue dari pada dia." Cewek yang sempat hampir berteman dekat dengan seorang Eliza tersebut mengedigkan bahunya singkat.

"Cel, lo tau soal ini?"

Celo menggaruk belakang kepalanya bingung. "Yang gue tau sih, dari dulu emang gak ada cewek yang tahan temenan lama sama Eliza. Tapi, gue gak kepikiran kalau mereka kayak gitu karena ditekan sama Hanum," jelasnya.

Deri dan Galih yang ikut berada di sana kompak menyetujui. Sebagai tiga cowok yang sudah menemani Eliza sejak mereka di bangku SMP, mereka tentunya mengetahui setiap perkembangan dari gadis itu.

"Jangan-jangan kalian juga gak tau ya, kalau Hanum sering ngehajar cowok-cowok yang berusaha deketin Eliza?" pertanyaan sekaligus pernyataan Geisha kali ini membuat semua orang yang berada di ruang inti Proklisi tersebut kompak melongo.

"Gak beres nih," bisik Deri. Sedangkan yang lain dibuat terdiam dengan pikiran masing-masing, termasuk Ethan yang langsung dibuat menghela napas berat.

"Kalian gak curiga sesuatu apa, ya?" tanya Geisha dengan sebelah alis terangkat.

"Gue sih, curiga," balas Celo dengan suara pelan seraya saling melempar tatap dengan Deri dan Galih.

"Menurut lo gimana, Bang?" Deri kali ini bertanya pada Ethan yang sejak tadi memilih diam.

"Apa yang ada di pikiran kalian?" Ethan justru balik bertanya.

"Hanum sering bertindak seolah ngejatuhin Eliza di depan lo itu bukan karena dia suka sama lo, Bang. Tapi, karena dia gak rela Eliza nikah sama lo dengan alasan ..., dia punya perasaan yang gak seharusnya buat Eliza." volume suara Deri kian mengecil di akhir kalimatnya.

Hening melanda ruangan tersebut sebelum akhirnya, suara derit pintu mengalihkan perhatian mereka semua. Tampak Galen di sana dengan bercucuran keringat dan sebuah paper bag di tangannya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Galen kembali menutup pintu dan berjalan mendekat ke arah mereka. Wajah di ketua geng Proklisi yang baru itu tampak berbeda dari biasanya, membuat Ethan yakin kalau ia akan menerima kabar tak mengenakan sebentar lagi.

"Udah dapet?" tanya Ethan, dibalas anggukkan lemas dari Galen.

Paperbag yang ditenteng laki-laki berjaket hitam itu ditaruh di atas meja, kemudian dikeluarkan semua isinya oleh si Pemilik. Terdapat beberapa foto palaroid yang tampak sudah rusak dan secarik kertas lusuh.

"Tadi malem gue denger kakak gue nangis di kamar. Dan tadi, gue ngecek ke kamar dia, gue nemu foto-foto lo di bawah kasurnya. Yang gue bingungin, kenapa semua foto lo rusak, bahkan di belakang pintu kamar dia, ada foto lo yang udah penuh sama coret-coretan." Galen kemudian menggeser secarik kertas lusuh yang tadi ia temukan di tumpukan buku bekas SMA-nya dulu.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang