-38. Bertemu Lagi?

8.6K 946 142
                                    


Eliza menggeret koper berisi barang-barangnya yang akan dibawa ke pesantren menuju halaman rumah, yang mana sudah ada Ethan dan kedua orangtuanya di sana.

"Mami ikut anter Eliza 'kan?" tanya gadis itu saat ia sudah berdiri di samping Celine.

"Maaf ya, Eliza. Kayaknya Mami gak bisa ikut anter kamu ke pesantren, Mami 'kan hari ini flight ke Singapura buat nemenin Daddy kamu perjalanan bisnis." Eliza menghela napas kecewa mendengar jawaban sang Mami. "El, Mami cuma tiga hari kok di sana, nanti Mami sama Daddy langsung jenguk kamu ke pesantren," lanjut Celine, berusaha membujuk agar Eliza tak merajuk.

Berusaha mengerti, Eliza memutuskan untuk segera berpamitan kepada Randi dan Celine, sebab Hanum yang diantar oleh Galen katanya sudah dalam perjalanan menuju pesantren.

Omong-omong, Eliza dan Hanum akan menjadi santri di pesantren Al-Quddus, pesantren milik keluarganya Ning Alisha, tempat yang sama dengan tempat Ethan menimba Ilmu Agama-nya selama ini. Sebenarnya, Eliza sempat ditawari untuk nyantri di pesantren Al-Ikhlas milik salah satu sahabat Randi, kebetulan ada Evan yang merupakan kembaran dari Ethan di sana, akan tetapi gadis itu menolak karena katanya terlalu jauh jika sewaktu-waktu ia ingin pulang.

"Jadi anak baik ya, Sayang. Belajar yang bener selama di pesantren. Semoga kamu bisa menjadi wanita shaliha yang dirindukan syurga-nya Allah Ta'alaa," nasihat Randi seraya memeluk putrinya dan membubuhkan ciuman penuh sayang di kening sang anak.

Eliza terharu, kedua matanya memanas. Padahal, ia tidak akan pergi jauh, orangtuanya bahkan bisa mengunjunginya setiap hari, akan tetapi dengan tujuan dirinya untuk menuntut ilmu agama, rasanya tetap saja berbeda. Seperti ada rasa tak menyangka bahwa ia akan berada di titik ini. Bahkan, selintas pun tak pernah terpikirkan oleh Eliza bahwa dia akan memutuskan untuk belajar di pesantren.

"Doa'in Eliza terus, ya. Kalian juga baik-baik selama gak ada Eliza. Eliza sayang Daddy sama Mami karena Allah," ujar gadis berkerudung hitam itu sambil mencium pipi Randi dan Celine secara bergantian.

Ethan menyaksikan pemandangan keluarga cemara tersebut dari jarak dua meter di depan mereka, bahkan ia bisa melihat dengan jelas bagaimana Randi tersenyum mengejek ke arahnya, seolah memamerkan apa yang belum bisa ia dapatkan dari Eliza, padahal seharusnya itu sudah halal baginya.

"Udah sana berangkat, kasian Ethan nunggu dari tadi," suruh Celine, hanya dia yang peka dengan ke-ngenesan menantunya.

"Ya udah, Eliza pamit, ya." setelah mengucap salam, Eliza langsung memasuki mobil. Terlalu sibuk mengusap air mata yang berlinang di pipinya membuat gadis itu tak menyadari bahwa Ethan menyalami Celine dengan mencium punggung tangannya, padahal selama ini Ethan tidak pernah melakukan hal tersebut semenjak ia sudah baligh.

"Titip Eliza ya, Than. Bimbing dia, dan kasih tau dia pelan-pelan. Cepat atau lambat, Eliza harus tau dengan status barunya," pesan Celine.

Ethan tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Sudah menjadi tanggungjawab Ethan, Mi. Ethan juga pasti akan selalu mempertimbangkan langkah yang Ethan ambil. Seperti yang Mami bilang, Ethan akan menunjukan status baru Ethan dan Eliza secara pelan-pelan, termasuk mengembalikan rasa percaya diri Eliza terlebih dahulu," tuturnya.

Selesai berpamitan, Ethan menyusul Eliza memasuki mobil. Ada Razella yang sengaja ia bawa agar Eliza tidak lagi mempertanyakan pertanyaan yang sama seperti tadi malam. Terlalu mencurigakan jika ia terlalu memperlihatkan perubahan yang begitu kentara di antara dirinya dan gadis itu.

"Zella sekolah hari ini?" Eliza bertanya dari kursi belakang, dibalas Razella dengan anggukkan semangat.

"Maaf ya, Mbak Eliza. Zella gak bisa nemenin duduk di belakang karena Zella mau tanya-tanya ke Mas Ethan," ujar bocah SMP itu dengan eskpresi wajah seperti merasa bersalah karena sudah membiarkan Eliza duduk sendirian di kursi belakang.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now