-44. Obrolan Di Bawah Senja

8K 834 58
                                    

Satu minggu setelah status Ethan dan Eliza terungkap, keluarga mereka mengusulkan untuk mengadakan resepsi pernikahan, merealisasikan rencana yang sempat tertunda dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Satu minggu setelah status Ethan dan Eliza terungkap, keluarga mereka mengusulkan untuk mengadakan resepsi pernikahan, merealisasikan rencana yang sempat tertunda dulu. Karena saat Ethan mengucapkan ijab qobul, mereka benar-benar hanya mengadakan acara akad seadanya, tidak ada resepsi sesuai planning sebelumnya.

Hari ini, Eliza dan Ethan melakukan fitting ulang untuk busana pengantin acara resepsi mereka minggu depan.

Eliza tersenyum melihat gaun miliknya masih terpajang sempurna di butik milik mama mertuanya. Tak ada yang berubah dari dua gaun yang dulu dipilihkan Ethan tersebut.

"Ma, kayaknya Eliza mau pake gaun yang putih aja."

Fransiska menatap bingung ke arah menantunya. "Loh? Yang satunya gimana? Kan udah dua-duanya udah dibayar Mas Ethan."

"Disimpen dulu aja, Ma," tutur Eliza sebelum ia masuk ke ruang ganti untuk mencoba lagi gaunnya. Karena ini sudah lewat beberapa bulan, takutnya ada perubahan di ukuran tubuh Eliza, mengingat gadis itu sempat mengalami setres berat yang tentunya mengakibatkan berat badannya berkurang.

Selesai fitting, Eliza dan Ethan memutuskan untuk berkeliling sebentar sebelum pulang, menghabiskan waktu berdua yang jarang sekali bisa mereka dapatkan sebab Ethan yang cukup sibuk.

"Mas, Eliza beneran gak papa, kalau gak kuliah?" tanya Eliza sambil bersandar di bahu suaminya. Saat ini, mereka sedang berada di sebuah taman, duduk lesehan di atas rumput tepatnya di bawah sebuah pohon besar.

"Gak papa, Eliza. Saya maklumin kalau kamu emang gak mau kuliah."

Eliza tersenyum mendengar hal itu. Dia memang berencana tidak melanjutkan kuliah sebab ingin fokus menjadi ibu rumah tangga saja yang akan mengabdi dan melayani suaminya dengan baik. Eliza juga ingin fokus memperbaiki diri serta mempelajari ilmu agama lebih banyak lagi, karena yang ia kejar sekarang bukan lagi perkara dunia, melainkan akhirat.

"Kalau Eliza kuliah, Eliza nanti gak bisa fokus ngurus Mas Ethan dan memperdalam ilmu agama. Lagi pula, di akhirat nanti Tuhan gak akan tanya gelar sarjana Eliza apa. Justru, nanti Eliza akan dipertanyakan gelar sarjana yang Eliza dapatkan dipergunakan untuk apa? Hal baik kah? Atau justru sebaliknya."

"Eliza juga takut, kalau nanti Eliza terlalu banyak berinteraksi di dunia luar, Eliza lebih memilki banyak peluang untuk melanggar perintah-perintahnya Allah Ta'alaa."

"Eliza tau di zaman sekarang menjadi wanita karier itu sudah menjadi hal yang lumrah. Tapi, Eliza pengen tetap dengan kodrat Eliza sebagai seorang wanita muslimah. Toh, Eliza sudah punya semuanya, suami yang shaleh, keluarga yang sempurna. Itu udah cukup banget buat Eliza. Justru yang belum cukup itu amal ibadah Eliza buat bekal di akhirat nanti. Makanya, Eliza mau fokus mengejar ridho dan cintanya Allah Ta'alaa aja."

Ethan tersenyum bangga mendengar penuturan Eliza. Dia mencium kening istrinya tersebut kemudian mengusap kepalanya penuh sayang.

"Semoga Allah Ta'alaa selalu memberi keberkahan dalam hidupmu, istriku."

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now