-03. Tolong Kerjasamanya

14.8K 1.5K 43
                                    

Prak!

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Prak!

Sebuah amplop putih dengan cap khas milik SMA Garuda di bagian depannya dilemparkan begitu saja ke atas meja, tepatnya di depan Eliza yang tengah duduk di sofa.

"Why?" tanyanya bingung.

Wanita ber-gamis abu-abu tua di hadapan Eliza berkacak pinggang dengan napas berhembus kasar. "Why? I should be the one asking you, what else have you done?" cecarnya masih berusaha menahan emosi.

Eliza terdiam sebentar, masih mengingat apa gerangan yang telah ia lakukan hingga sekolah kembali mengeluarkan surat panggilan lagi untuk orangtuanya.

"Bikin salah satu teman kelas kamu babak belur." Arcelina memberi clue.

Jentikan jari terdengar setelahnya. Eliza tersenyum lebar ketika sudah berhasil mengingat kesalahan apa yang terakhir kali dirinya perbuat. "Ditantangin duluan, Mi." ia membela diri.

"Ya Allah, Eliza kamu ini perempuan!" Celine berseru frustasi.

"Why? What is wrong? Emangnya perempuan gak boleh membela diri?"

"Bukan gak boleh, Eliza. Tapi, cara kamu itu salah. Gak semua masalah harus diselesaikan dengan perkelahian. Mana ributnya sama anak cowok lagi. Ampun deh, Mami!" Celine gregetan sendiri dengan putri pertamanya tersebut. Terkadang ia sangat menyayangkan kenapa sifat Eliza harus menurun darinya, tidak dari Daddy-nya saja.

Eliza cemberut. Dia sudah akan kembali membela dirinya namun, kedatangan dua orang baru di antaranya dan sang Mami membuat bibirnya terpaksa kembali mengatup rapat. Eliza memejamkan matanya ketika menyadari siapa yang datang.

"Assalamualaikum, Mi."

"Wa'alaikumsalam. Loh, Rayyan dijemput Mas Ethan? Mami kirain udah pulang dari tadi." Celine menarik putranya yang semula digandeng oleh Ethan. Bocah berusia tigabelas tahun itu menampilkan wajah melasnya sambil menyerahkan tas kepada pelayan.

Sedangkan, Eliza meringis di tempatnya. Sial! Ia lupa menjemput sang adik.

"Ray nungguin Kak Eliza di sekolah tadi, bilangnya mau jemput. Untung aja Mas Ethan lagi mau jemput Zella, jadi Ray ikut Mas Ethan aja." Rayyanza mengadu sambil melirik sebentar ke arah kakak-nya. Bukan sejenis lirikan sinis akan tetapi menyiratkan kekecewaan.

Berbanding terbalik dengan Eliza, Rayyan itu soft sekali anaknya. Penyabar dan tidak banyak omong, persis seperti Daddy-nya.

"Astaghfirullah, Eliza!" Celine berseru lelah. "Razella-nya kemana? Gak diajak ke sini?" tanyanya kemudian.

Ethan menggeleng. "Tadi dianter dulu ke rumah, mau diajakin Bunda keluar katanya."

Celine mengangguk faham, lalu mempersilakan Ethan untuk duduk di sofa. Laki-laki itu menurut saja, dia melirik ke arah Eliza sekilas lalu mengambil amplop putih dari atas meja.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz