-16. Mengulang Lamaran

10K 1.1K 213
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk ke kamar Eliza yang gorden besarnya baru saja dibuka

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Sinar matahari menyeruak masuk ke kamar Eliza yang gorden besarnya baru saja dibuka. Gadis ber-piyama putih tulang itu melenguh kesal karena sinar mentari yang menyilaukan mata hingga mengganggu tidur nyenyaknya.

"Astaghfirullah, Eliza. Kak, kamu sholat subuh gak tadi?" tanya Celine sambil berusaha menarik selimut yang membungkus setengah bagian tubuh putrinya.

"Eliza lagi halangan, Mi."

Celine berdecak. "Halangan bukan berarti harus bangun siang. Cepetan bangun, nge-gym atau apa kek. Masa anak gadis kelakuannya kayak gini?" omelan sang Mami membuat Eliza mengerang sebelum akhirnya membuka mata dengan terpaksa.

"Bangun, Eliza."

"Iya, Mamiiii."

Dengan wajah cemberut akhirnya Eliza beranjak menuju kamar mandi. Menyikat gigi, mencuci wajah, lalu turun ke lantai dasar. Keningnya berkerut bingung mendapati Randi yang sedang mengobrol serius dengan Ethan di ruang tengah.

"Silakan kamu bicarakan dengan Eliza dulu. Daddy belum bisa memberikan tanggapan apapun karena keputusan ada di tangan Eliza." mendengar namanya disebut-sebut, Eliza lantas menghampiri dua laki-laki tersebut.

"Keputusan apa?" tanyanya meminta penjelasan.

Randi dan Ethan kompak menoleh pada gadis itu. Randi mengusap puncak kepala putrinya sedangkan, Ethan langsung mengalihkan pandangannya lagi.

"Ethan, silakan. Mumpung Eliza-nya ada, lebih cepat lebih baik," ujar Randi. Dia kemudian pamit membiarkan sepasang tunangan itu berbicara berdua dengan posisi bersebrangan.

"Mas Ethan mau bahas apa?"

Terdengar helaan nafas panjang keluar dari mulut laki-laki di depan Eliza tersebut. "Sebelumnya, saya mau tanya, kamu berniat lanjut kuliah?" tanya Ethan kemudian.

Eliza mengangguk. "Maybe, yes."

Kali ini gantian Ethan yang mengangguk. "Saya tanya serius ke kamu, dan saya berharap saya langsung mendapatkan jawabannya saat ini juga."

"Apa?"

"Kamu ingin melanjutkan perjodohan kita, yang artinya kamu kuliah setelah menjalani pernikahan, atau fokus melanjutkan pendidikan yang berarti perjodohan kita berakhir sampai di sini?"

Pertanyaan terlalu mendadak Ethan membuat Eliza kelimpungan. Gadis itu bungkam dengan sorot tak terbaca.

"Maaf kalau ini terlalu mendadak buat kamu. Saya sudah pikirkan matang-matang, karena kalau ditunda takutnya justru menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat lingkungan kita yang terlalu dekat," lanjut Ethan.

Eliza masih setia dengan kebungkamannya. Jujur, jauh di lubuk hati terdalam dia ingin sekali segera mengatakan 'iya' namun, ada satu hal yang ingin dirinya pastikan terlebih dulu.

"Mas Ethan ikhlas terima perjodohan ini?" gadis itu akhirnya buka suara.

"Saya selalu berusaha ikhlas menerima takdir apapun yang Sang Pencipta beri."

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon