-36. Maaf dan Memaafkan

8.7K 1K 76
                                    

"El, coba dipikirin lagi, lo yakin sama keputusan lo ini?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"El, coba dipikirin lagi, lo yakin sama keputusan lo ini?"

Eliza menghembuskan napasnya panjang. Entah sudah berapa kali ia mendengar pertanyaan yang sama keluar dari mulut Raka.

"Raka, lo bawel banget, serius deh!"

"Rayna Eliza Wiraguna, gue tuh peduli sama lo, sama diri gue sendiri juga. Kalau sampe lo kumat, gue bisa dicincang sama Ayah dan Papi!"

Kening Eliza mengerut samar. Bukan soal ocehan Raka yang menggebu, akan tetapi marga-nya yang diganti seenak jidat oleh cowok tersebut. Dan ia rasa, ini bukan yang pertama, sepupunya tersebut akhir-akhir ini memang selalu menambahkan marga Wiraguna di belakang namanya. Eliza pikir itu hanya candaan semata, atau Raka yang salah sebut. Tapi serius deh, ini keseringan!

"Eh, marga gue jangan lo ganti se-enak jidat ya! Gue bilangin Papi ntar!" ancam Eliza dengan telunjuk mengarah ke wajah cowok ber-kaos putih yang duduk di sampingnya.

Raka terkekeh misterius. Dia tak mengeluarkan argument apapun lagi, memilih fokus mengemudi mobil saja. Bukan apa-apa, kalau dirinya buka suara lagi, yang ada nanti semuanya terbongkar. Ethan bisa marah besar padanya.

Hampir setengah jam menempuh perjalanan, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.

Raka menahan lengan Eliza saat gadis itu hendak membuka pintu mobil. "El, gue bener-bener bakal habis kalau lo sampe kenapa-kenapa lagi." wajahnya berubah memelas, berharap Eliza mengurungkan niat gilanya yang cukup nekat.

Gadis dengan gamis broken white yang didominasi motif bunga-bunga kecil itu tertawa pelan. Dia menjauhkan tangan Raka dari lengannya, merasa tak nyaman.

"Lo lama-lama mirip Mas Ethan deh, bawel!" cibirnya. "Gue bakal baik-baik aja. I am aware of my decision. Trust me, everything will be fine!" Eliza berusaha meyakinkan.

Raka pasrah. Cowok itu hanya bisa mengikuti langkah Eliza, bersiap siaga di belakang gadis itu untuk memastikannya baik-baik saja.

Jika kalian penasaran di mana kedua orang tersebut tengah berada sekarang, jawabannya adalah kantor polisi. Entah apa yang dipikirkan Eliza hingga gadis itu bersikeras ingin menemui Hanum. Raka sudah berusaha melarangnya namun, peringatan Raka hanya dianggap angin lewat oleh Eliza.

Setelah meminta izin kepada petugas kepolisian yang sedang berjaga, Raka dan Eliza diarahkan menuju ruang besuk. Keduanya diminta menunggu sejenak selagi Hanum dijemput dari sel-nya.

Kedua tangan Eliza bertaut cemas, dadanya bergemuruh hebat, napasnya seperti tercekat di tenggorokan. Entah bagaimana mendefinisikannya namun, rasanya ia ingin menangis melihat seorang Hanum Elora berdiri di hadapannya sekarang.

"Eliza ...." Hanum membuka suara terlebih dulu. Gadis itu seperti tak menyangka juga bahwa Eliza yang ternyata datang menemuinya. Ia kira Galen, Ethan, atau anggota keluarga Albert lainnya, seperti biasa. Ya, anggota keluarga dari seorang Rayna Eliza itu nyatanya adalah orang-orang berhati baik. Entah tercipta dari apa hati mereka hingga masih mempedulikan manusia jahat yang sudah menghancurkan salah satu putri kesayangannya.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now