-22. Undangan Pernikahan

9.2K 1.1K 338
                                    

Hari ini waktunya fitting gaun pengantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini waktunya fitting gaun pengantin. Eliza sama sekali tidak heran mengapa bisa gaunnya selesai dalam jangka waktu begitu singkat, sebab yang merancang gaun miliknya adalah seorang Fransiska Clarine---salah satu desainer ternama yang brand-nya sudah tersebar di dalam maupun luar negeri. Terlebih, wanita itu dibantu oleh para desainer yang merupakan bagian dari keluarga pihak Eliza.

Eliza pergi sendiri ke butik milik calon mama mertuanya tersebut, sebab tunangannya sudah fitting lebih dulu. Akhir-akhir ini memang Ethan sangat meminimalisir pertemuan di antara mereka. Katanya, laki-laki itu sekarang lebih sering menghabiskan waktu luangnya di pesantren. Mungkin ingin memperbaiki sekaligus menambah hafalan Qur'an-nya lagi.

"Ini gaun kamu." Fransiska membawa Eliza ke sebuah ruangan, yang mana ruangan tersebut merupakan penampungan produk-produk terbaiknya Wiraguna Boutique.

"Di-desain spesial buat kamu. Warnanya sesuai request dari Mas Ethan."

Eliza memerhatikan dengan seksama dua buah gaun yang terlihat cantik di hadapannya. Dia dan Ethan memang sepakat menggabung akad dan resepsi, Ethan juga tidak mau Eliza capek bergonti-ganti pakaian, jadilah laki-laki itu hanya memesan dua buah gaun saja. Meski begitu, tampaknya Fransiska dan para desainer hebat yang membantu wanita itu benar-benar berusaha memberikan yang terbaik untuk gaunnya.

"Ini yang buat akad ya, Ma?" tanya Eliza seraya menunjuk gaun berwarna putih dengan model simpel namun, tampak elegan. Gaun itu benar-benar cantik, sangat pas dengan tema wedding outdoor yang Ethan inginkan.

Jujur saja, Eliza itu tidak memiliki gambaran apapun untuk pesta pernikahan impiannya. Sudah ia katakan, bukan? Akad di KUA pun gadis itu tak masalah, asal nikahnya dengan Ethan. Jadilah dia menyerahkan semuanya pada Ethan juga keluarga besar mereka.

Beralih dari gaun putih untuk akad, Eliza beralih pada gaun berwarna abu-abu muda yang tidak kalah cantik dengan yang sebelumnya.

"Suka sama gaunnya?" tanya Fransiska, wanita itu menunggu dengan was-was sebab takut Eliza tidak menyukai gaun yang sudah dirancangnya, mengingat gadis berusia 19 tahun itu cukup pandai dalam mengatur fashion-nya sehari-hari.

Selera fashion Eliza itu sangat bagus, hanya saja pakaiannya selalu jauh dari kata tertutup. Jadilah Fransiska dan team-nya harus berpikir keras bagaimana caranya merancang gaun syar'i yang cocok dengan selera fashion gadis itu.

"Kalau ada yang kurang atau perlu di-remake, kamu bilang aja, gak usah sungkan," ujar Evellyin.

Eliza tersenyum. "Eliza suka kok sama gaunnya. Lagian aku tuh gak suka pake yang ribet-ribet, liat aja fashion aku sehari-hari." dengan santai Eliza menunjuk rok span cokelat yang ia kenakan. Kalau saja Ethan ada di sini, gadis itu pasti akan habis diceramahi.

"Ceweknya gak suka pake yang ribet-ribet, cowoknya gak suka liat yang ribet-ribet. Emang udah klop banget kalian berdua tuh," kekeh Evellyin.

"Seandainya kamu tau seberapa cerewetnya calon suami kamu itu selama Mama ngerancang gaun buat kamu," adu Fransiska seraya meneliti kembali gaun pernikahan untuk anak dan calon menantunya.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang