-40. Sepertiga Malam

7.5K 913 249
                                    

Pernah tidak, kalian merasa dilahirkan kembali? Bukan hanya perihal memulai semuanya dari awal lagi namun, ini tentang bagaimana pada akhirnya diri kita memiliki tujuan yang pasti, memiliki rumah yang akan selalu bersedia dijadikan tempat pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pernah tidak, kalian merasa dilahirkan kembali? Bukan hanya perihal memulai semuanya dari awal lagi namun, ini tentang bagaimana pada akhirnya diri kita memiliki tujuan yang pasti, memiliki rumah yang akan selalu bersedia dijadikan tempat pulang.

Sepertinya, sekarang Eliza mulai candu terbangun di sepertiga malam, menghamparkan sajadah dan ber-sujud menghadap Tuhan-nya. Eliza menyesal, kenapa tidak sejak dulu ia menyadari bahwa bercengkrama dengan-Nya ternyata sedamai ini.

"Ya Allah, nyatanya aku tidak sanggup berdiri tanpa Engkau sebagai Tuhan-Nya. Aku pernah melangkah tanpa-Mu, dan semuanya terasa sulit untuk aku tempuh. Ya Allah, boleh aku meminta ampunan-Mu lagi? Dan, tolong bimbing langkahku untuk selalu berada di jalan yang akan selalu Engkau ridhoi.

Tuhanku, ibadahku ini aku niatkan sebagai seorang hamba yang patuh. Karena kini, aku menyadari bahwa hidup dan matiku adalah milikmu. Aku tidak memiliki apapun selain karena Kemaha Baikan-Mu yang telah mengaruniakan hidup yang nyaris sempurna padaku.

Tuhanku, sekarang aku menyadari bahwa tidak ada sebaik-baiknya tempat bergantung, selain kepada-Mu. Maka dari itu, dengan membawa taubat atas banyaknya dosa yang telah kuperbuat, aku kembali kepada-Mu untuk memohon ampunan-Mu, dan aku berjanji akan berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.

Ya Allah, sudah kuputuskan untuk tidak mencintai selain-Mu lagi. Aku hanya ingin fokus memperbaiki diri dan menanamkan cinta yang lebih besar untuk-Mu.

Tapi wahai Sang Pencipta, seperti yang Engkau tahu, bahwa aku menaruh kagum pada salah satu insan ciptaan-Mu. Tapi aku takut jika rasa ini menjadi penghalangku untuk mencium bau surga-Mu.

Maka dari itu, aku titipkan hati ini pada-Mu, kepada sebaik-baiknya penjaga dan dzat yang tidak akan pernah meng-khianati titipan. Aku ingin berjalan di jalan-Mu, aku ingin memasrahkan hidupku ini sepenuhnya kepada-Mu, aku hanya akan melakukan dan menjalani apa yang sekiranya Engkau ridhoi."

Air mata yang tidak pernah Eliza sesali menetesnya adalah ketika ia menangis memohon ampunan atas segala dosa yang telah dirinya perbuat. Oversharing yang tidak pernah dirinya sesali adalah ketika ia sedang ber-dialog dengan Tuhan, mengungkapkan segala kegundahan tanpa takut akan dihakimi dan diabaikan.

Eliza yakin, bahwa Tuhan tidak akan pernah bosan mendengar doa panjangnya. Maka dari itu, dia tidak akan pernah bosan pula apalagi mengukur isi doa-nya. Semuanya ia ungkapkan sekalipun Tuhan sudah lebih tahu.

Eliza tidak pernah menyangka bahwa ia akan ada di titik ini. Ujian besar yang menimpa hidupnya ternyata justru membuat ia lebih dekat dengan Tuhan-nya. Mungkin ini adalah cara Allah Ta'alaa menuntunnya untuk pulang.

Rasanya tidak lelah untuk seorang hamba Allah tersebut mengucap syukur atas nikmat ibadah yang kini kembali bisa ia rasakan lagi. Pernah menarik diri jauh dari Tuhan dan merasakan setidak menenangkan apa hidup yang dirinya jalani, membuat Eliza enggan menempuh jalan itu lagi.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now