-30. Melanjutkan Hidup

9.4K 1K 63
                                    

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah : 286)

Pagi ini, selepas melaksanakan shalat subuh berjama'ah di masjid terdekat, Ethan memutuskan untuk berdiam diri di halaman belakang rumah milik kedua orangtua kandungnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, selepas melaksanakan shalat subuh berjama'ah di masjid terdekat, Ethan memutuskan untuk berdiam diri di halaman belakang rumah milik kedua orangtua kandungnya. Ditemani segelas teh hangat tanpa rasa, dia berkutat dengan laptop yang berada di pangkuannya.

"Mas, gak ngampus?" pertanyaan dari Fransiska yang tiba-tiba saja muncul dibalas Ethan dengan gelengan singkat.

"Kelas siang, Ma."

Fransiska ikut duduk di samping putranya tersebut. "Kamu lagi apa? Ngerjain tugas?"

Lagi-lagi, Ethan menggelengkan kepalanya. "Lagi ngecek e-mail, Ma. Ethan lagi butuh karyawan baru buat cabang kafe yang di Bandung. Jadi ini Ethan lagi ngecek lamaran-lamaran yang masuk."

Setelah melakukan banyak pertimbangan, Ethan akhirnya memutuskan untuk membuka cabang baru E'cafe di Bandung. Acara pernikahannya kemarin memang cukup menguras tabungan yang ia miliki namun, modal untuk membuka cabang sebenarnya sudah Ethan persiapkan dari jauh-jauh hari, hanya saja mengingat acara pernikahannya membutuhkan banyak biaya, laki-laki itu mengundur sejenak niatnya untuk berjaga-jaga jika saja ia terpaksa harus memakai modal cafe untuk menambah biaya pernikahannya yang kurang. Namun, acara yang bisa dibilang cukup kacau rupanya tidak mengharuskan Ethan menyentuh modal usahanya tersebut, sebab ada beberapa plan yang dibatalkan karena keadaan yang tidak memungkinkan.

"Oh iya, omong-omong soal cabang E'cafe yang di Bandung itu, Koh Geo bilang surat-suratnya sudah dialihkan atas nama istri kamu. Nanti kamu tanya Koh Geo ya, kayanya surat-suratnya udah bisa diambil." perkataan Fransiska kali ini berhasil menghentikan pergerakan Ethan.

'Istri kamu'. Dua kata sederhana yang memberikan efek tak biasa untuknya.

Ya, pernikahan antara Ethan dan Eliza tidaklah batal. Acara tetap berlangsung dengan hanya dihadiri oleh keluarga terdekat kedua belah pihak. Hari itu, Ethan benar-benar mengucapkan ijab qobul atas nama Rayna Eliza Winata. Yang artinya, sejak saat itu, Eliza sudah sah menjadi istrinya, tanpa sepengetahuan gadis itu sendiri.

"Oh iya, gimana kemarin? Kamu ketemu Eliza? Gimana keadaan dia sekarang?" tanya Fransiska, tanpa menyadari perubahan raut wajah putranya.

Ethan memaksakan senyum tipis. Dia jadi teringat kejadian dua hari lalu ketika dirinya nekat menemui Eliza sewaktu gadis itu tidur. Saat hendak keluar dari kamar, Eliza justru tiba-tiba saja terbangun.

"Mas Ethan?"

Suara lemah itu mau tak mau membuat Ethan menghentikan langkahnya. Sejenak terjadi keheningan sebelum kemudian Eliza berjalan menghampirinya.

"Eliza kira cuma mimpi," lirih gadis itu, kentara sekali menahan tangis. "Mas ngapain di sini?" tanyanya kemudian.

Menarik napas panjang, Ethan akhirnya membalikan tubuh, menatap perempuan yang sudah halal baginya itu dengan tatapan dalam dan sendu.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now