-01. Ethaniel

23.6K 1.9K 93
                                    

"Biar Ethan yang cari, Mi

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Biar Ethan yang cari, Mi. Secepatnya Ethan bawa dia pulang."

Setelah mengucap salam dan sambungan telpon terputus, laki-laki dengan earpods terpasang di sebelah telinganya tersebut menambah kecepatan mobil yang dikendarainya.

Dalam kurun waktu kurang dari tiga puluh menit, mobilnya berhenti di sebuah sirkuit. Suara deru motor dan teriakan suporter balap liar yang sedang berlangsung sejenak membuat kepala seorang Ethan pening. Sambil merafalkan kalimat istighfar dia keluar dari mobil dan berusaha menyusup dalam kerumunan tersebut.

Ethan menulikan telinga ketika beberapa orang yang tidak sengaja mengenalinya mulai berdesas-desus.

Ethaniel Charles Wiraguna. Sangat mustahil jika tidak ada yang mengenalinya di tempat ini. Mengingat laki-laki itu merupakan pemimpin dari sebuah geng motor yang amat tersohor di Jakarta. Geng Proklisi, namanya.

Tujuan Ethan ke sini bukanlah untuk memamerkan jabatannya atau ikut campur dalam balap liar seperti yang dikhawatirkan orang-orang di sekitarnya. Selagi tidak ada anggota Geng Proklisi yang terlibat, Ethan tak akan ikut campur. Tujuannya datang ke sini adalah mencari gadis gila yang sedang dinanti penuh cemas oleh Mami-nya di rumah.

Mata tajam Ethan memejam lelah ketika berhasil menemukan makhluk yang dia cari. Tanpa menunggu lama ia melepas jaket dan menyampirkannya pada bahu polos gadis itu. Ethan mengepalkan tangannya, berusaha meredam amarah yang siap membludak setelah memperhatikan dengan jelas outfit yang dikenakan seorang Rayna Eliza Winata malam ini.

"Pulang!" bisik Ethan tajam, tepat di samping telinga gadis itu, sebelum ia menarik bahunya.

Tampak jelas Eliza kaget dengan keberadaan Ethan, ia bahkan tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun sampai mereka masuk ke mobil.

Ethan mengendarai mobilnya dalam diam. Eliza sendiri masih memilih bungkam dengan jantung berdebar, wajah tidak bersahabat laki-laki di sampingnya tak ayal membuat ia takut.

Tujuh belas tahun Eliza hidup di dunia, untuk pertama kalinya ia melihat Ethan semarah ini, meski hanya tampak dari gurat wajahnya saja.

"Jam berapa sekarang?" setelah lama diam, Ethan akhirnya buka suara.

Eliza menatap ke arah dashboard, lalu memalingkan wajahnya. Ia tahu maksud dari pertanyaan Ethan.

"Jam satu dini hari, dan bisa-bisanya kamu masih berkeliaran di luar? Di tempat seperti tadi dengan pakaian kurang bahan seperti ini?" Ethan masih berusaha berbicara dengan intonasi rendah. "Saya tau ini kasar, tapi saya rasa saya perlu bertanya, otak kamu ini sebenarnya di mana? Masih berfungsi atau tidak? Di mana kesadaran fitrah kamu sebagai seorang wanita? Di mana rasa malu kamu, Eliza?" ia melanjutkan pertanyaan tanpa menatap gadis di sampingnya.

Dan ya, perlu kalian tahu, ini adalah kali pertama seumur hidup Ethan hanya semobil berdua dengan Eliza. Lebih tepatnya, Ethan tak pernah mau berduaan dengan wanita yang bukan mahram-nya. Bahkan sejak tadi, dalam hatinya ia tak lelah memohon ampun kepada Allah.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora