-13. Mencari Jawaban

9.9K 1K 30
                                    

Kalau kebanyakan geng motor identik dengan ketua geng-nya yang badboy, berbeda dengan Proklisi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kalau kebanyakan geng motor identik dengan ketua geng-nya yang badboy, berbeda dengan Proklisi. Setiap generasinya geng satu ini selalu memiliki ketua yang cukup bagus penilaiannya dalam beberapa hal. Seperti Ethaniel, contohnya. Dia seorang penghafal Qur'an dan cukup ber-prestasi di sekolahnya dulu. Masa jabatan tiga tahunnya yang sangat baik membuat anggotanya enggan melepaskan laki-laki itu di akhir masanya.

Seleksi untuk pemilihan Inti baru Proklisi sudah selesai, Ethan dan Evan sudah mendapatkan nama-nama yang akan menggantikan mereka untuk beberapa tahun ke depan. Meskipun, sudah lepas tanggungjawab namun, keduanya diperkenankan tetap bergabung dengan Proklisi jika tidak memiliki kesibukan.

Selesai menggelar rangkaian acara serah terima jabatan, anggota Proklisi yang beragama muslim mulai beranjak untuk melaksanakan sholat subuh.

Iya, mereka menggelar acara semalaman. Ba'da isya hingga menjelang subuh.

Kalau yang memimpin seorang Ethaniel, kalian tentu tahu bahwa kegiatan mereka jauh dari hal-hal negatif. Bukannya party, mereka justru sholat malam dan tadarus Al-Qur'an. Tidak lupa sebelumnya mendengar ceramah dari salah satu ustaz yang dipanggil khusus untuk acara tersebut.

Sedangkan, yang beragama non muslim entah diapakan oleh Evan. Kembaran Ethan itu yang mengurusnya. Hanya ketika ceramah saja mereka berkumpul semua, setelahnya berpencar sesuai dengan aliran masing-masing.

Usai melaksanakan kewajiban, para anggota Proklisi berpindah ke warung Proklisi. Beberapa set tempat duduk juga gazebo terisi penuh. Mereka mengawali pagi dengan obrolan ringan juga kopi, teh, susu panas serta jangan lupakan gorengan buatan Pakde dan Bukde penjaga warung.

Setelah menyeduh sendiri segelas susu cokelat panas, Ethan beranjak menuju gazebo yang juga terdapat Evan di sana. Ia masih mengenakan kain sarung juga baju koko yang dipakai sejak malam tadi.

"Abis ini pada balik, bersih-bersih, siap-siap buat sekolah besok," suruh Ethan, diangguki kompak oleh angkatan Proklisi lainnya.

"Galen, sekali lagi selamat. Dijaga kepercayaan kita. Tanggungjawabnya emang besar, tapi gue yakin lo bisa." diiringi senyuman kecilnya, Ethan menepuk-nepuk pundak Abbiya Galen Aziel dengan ritme pelan. Remaja yang baru memasuki bangku SMA tersebut adalah angkatan baru yang terpilih menjadi Ketua Proklisi.

"Siap, Mas. Makasih," balasnya dengan senyuman yang seolah meyakinkan Ethan untuk mempercayainya.

"Nama kakak lo Hanum Elora?" kali ini Evan yang bersuara.

Galen tampak menganggukkan kepala. "Temenan sama Mbak Eliza," katanya.

Mendengar nama tunangannya disebut, Ethan menaikan sebelah alisnya, meminta penjelasan lebih.

"Iya, Mbak Eliza tunangannya Mas Ethan." Galen memperjelas.

"Lo baru tau juga, Than?" tanya Evan.

Ethan mengangguk. "Gue pernah baca profile Galen, tapi gak ngeh karena gue gak tau nama lengkap temennya Eliza," jelasnya.

Amin Yang Sama (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now