Coolio mengangkat Arabella yang baru saja turun dari mobil ke gendongan nya. Aaric dan Aaron mengikutinya berjalan dibelakang. Orang-orang memandang takjub dan heran kearah mereka. Takjub karna akhirnya seluruh pekerja yang bekerja dibawah perusahaan keluarga mereka bisa melihat dua anak kembar yang tampan secara langsung. Dan heran, karna Coolio kini menggendong seorang gadis kecil dengan gaun putih dibawah lututnya
Tatapan semua orang membuat Arabella takut, dia mengalungkan tangan nya dileher Coolio dan meletak kan wajahnya diatas bahunya
Ketika pintu besar itu dibuka, kini semua yang berada disana tidak bisa mengalihkan pandangan nya pada satu keluarga itu. Seorang pelayan mengarahkan mereka menuju kursi. Coolio berada diujung kursi memimpin acara makan malam besar-besaran ini. Disebelah kanan nya Aaric dan Aaron duduk berdampingan. Sedang Arabella masih enggan turun dari gendongan nya memilih duduk dipangkuan Coolio. Ada satu hal yang mengganggu Aaric. Elda duduk tepat dihadapan nya. Wanita itu memperhatikan nya takut-takut, Aaric bisa merasakan nya
Suara dentingan gelas membuat satu ballroom yang luas itu hening. Coolio yang masih menggendong Arabella dengan satu tangan nya berdiri dengan satu tangan nya yang lain memegang gelas
"Untuk kemenangan kita"
Semua orang ikut mengangkat gelas mereka, namun saat mereka akan mulai meminum Coolio kembali berkata
"Dan untuk Arabella, anak gadisku"
Meskipun satu ruangan itu terlihat kaget namun mereka menutupi itu dengan mengabaikan lalu lanjut meminum minuman nya. Lagipula mereka tidak ingin bergosip diacara sebesar ini, apalagi yang pasti mereka bicarakan adalah bos besar dari perusahaan. Mereka lebih memilih membicarakan dua jantan kembar yang sangat menarik perhatian mereka dari pada membicarakan privasi bos mereka
Acara berlanjut dengan para pemain musik mulai memainkan alat-alatnya. Nuansa malam ini kental sekali dengan elegan, dengan musik jazz suasana disini semakin terasa dengan satu persatu tamu undangan penting datang
Aaric memilih duduk dipojok ruangan setelah mengambil segelas minuman. Sudah dibilang dia benci keramaian, berbeda dengan Aaron yang memilih ikut berbincang bersama Coolio dan kedua teman nya
Aaric merasakan seseorang mendekat kearahnya, dan betul saja, Elda sedang tersenyum hangat kepadanya. Apa sekarang perempuan itu mulai termakan omongan orang lain bahwa mereka berdua terlihat cocok jika bersama? Seharusnya perempuan itu menyadari perasaan nya sebelum Aaric pergi ke Las vegas
"Lama tidak bertemu young master"
"Jangan bicara seolah kita tidak pernah kenal satu sama lain"
Aaric memilih untuk bersikap biasa saja, ya itu menurutnya. Karna menurut Elda laki-laki yang pernah ditolongnya itu terlihat dingin saat ini, berbeda dengan sebelumnya ketika mereka bertemu
"Kau tidak biasanya ikut ke acara sebesar ini"
Elda mengusir rasa malunya, dia tetap mengajak Aaric berbicara
"Jika tidak diancam aku tidak akan ikut"
"Kau diancam? Seperti apa?" Tanya Elda dengan diselingi tawa
"Aku diancam, dan kau tidak perlu tau bukan seperti apa bentuk ancaman nya"
Elda langsung menutup mulutnya saat itu juga setelah mendengar jawaban Aaric. Laki-laki itu benar, dia tidak perlu tau. Dia bahkan hanya seorang staff biasa yang bekerja dibawah kaki orang tua Aaric hanya itu jelas, mereka tidak punya hubungan lebih. Elda merasakan nya, saat pertama bertemu Aaric laki-laki itu terlihat dingin tidak ingin disentuh, namun kemudian sedikit berubah ketika dia menolongnya. Dan sekarang perubahan nya lebih drastis karna laki-laki itu hanya bicara seperlunya dengan nya. Ya, Elda harus tau bahwa mereka bahkan tidak ada hubungan lebih
"Adik perempuan mu cantik" lagi-lagi Elda mengajak Aaric bicara
"Ya, Daddy mengangkatnya karna wajahnya mirip Mommy"
Pemain orkestra mulai memainkan musik keduanya. Sepertinya kali ini akan ada seseorang yang akan bernyanyi, terlihat seorang staff membawa mic ketengah panggung
"Tapi dia memang mirip, kau Aaron dan Arabella. Kalian sangat mirip"
Aaric tidak menjawab ucapan Elda kali ini. Kedua matanya berfokus pada seorang wanita yang naik keatas panggung dengan dress putih gading dengan belahan di sisi kiri kakinya. Jantungnya berdetak tak karuan, matanya berkeliling mencari seseorang untuk minta penjelasan
Ketika matanya berhasil menemukan apa yang dia cari, matanya bertabrakan dengan orang yang berada diujung ruangan sedang menggendong Arabella dikelilingi banyak koleganya
Aaric jelas marah, tapi dia tidak akan mengamuk di acara sebesar ini
Dia menahan emosinya. Jelas sudah kalau Coolio tahu kelemahan nya saat ini, untuk apa dia membawa Abigail di acara mereka
.
.
.
Aaric berjalan dengan tergesa-gesa menuju ruang ganti. Dia yakin wanita itu ada disana. Dia membuka pintu kencang hingga membuat orang-orang didalam memperhatikan nya. Matanya mencari satu-satunya wanita yang dia kenal disini, namun tidak ditemuinya. Ketika dia hendak berbalik, terdengar pintu kamar mandi terbuka, kemudian dia kembali berbalik. Kini dia bisa menemukan orang yang sedari tadi dicarinya
Abigail mengerti suasana didalam sini, maka dia melangkah keluar melewati Aaric yang masih memegangi knop pintu. Ketika mereka sudah berada diujung lorong baru Aaric berani memegang tangan nya
"Kau—untuk—ap—pa?"
Dilihatnya wajah Abigail yang sama sekali tidak merasa terbebani, berbeda dengan nya yang emosinya sudah sampai dikepala
"Apa?" Tanya Abigail enteng
"Untuk apa kau ada disini? Kau harusnya di Las Vegas"
"Aku mencari uang"
"Bukan itu maksudku Abi" Aaric menyisir rambutnya gusar "Kau tahu ini acara apa"
"Justru karna ini acara besar aku butuh pekerjaan ini"
"Kau masih tidak mengerti"
"Kau yang tidak mengerti aku Aaric" jawabnya lantang "Aku tidak merasa terancam ditempat ini jadi apa masalahnya? Apa kau takut keluargamu mengetahui hubungan kita?"
Aaric diam menunduk
"Aku bukan wanita haus pujian dan harta, jika aku seperti itu aku sudah meneriaki namamu diatas panggung tadi"
Aaric melihat jelas wajah kesal Abigail, wanita itu terlihat lelah namun Aaric malah menambah beban nya. Harusnya dia memang tidak bertindak seperti ini
Aaric maju selangkah untuk menggapai Abigail kedalam rengkuhan nya. Wanita itu tidak menolak, dia bukan wanita munafik, dia merindukan laki-laki ini
Jauh diujung lorong satunya, Elda berdiri bersama Arabella yang menggenggam tanganya, memandang tanpa suara pemandangan dua insan dihadapan nya. Beragam pertanyaan muncul dikepalanya, tapi lagi-lagi harus diingati bahwa dia tidak berhak marah pada laki-laki
"Sana, temui kakakmu" Elda berjongkok untuk menyamai tinggi Arabella yang hanya sepahanya
Gadis itu mengangguk senang kemudian berlari kearah Aaric. Dia menarik nafasnya lalu mengeluarkan perlahan, baru kemudian membalik badan dan secepatnya pergi dari tempat itu
Aaric yang melihat Arabella berlari kearahnya melepas rengkuhan Abigail
Wanita itu tidak mengerti mengapa tiba-tiba dia melepas pelukan mereka, rasa penasaran nya terjawab saat seorang gadis kecil menghampiri mereka
"Apa yang kau lakukan? Dimana Aaron?"
Arabella mengalungkan tanganya dileher Aaric agar dia mau menggendongnya
"Dia diluar sana"
"Kau bisa tersesat kalau bepergian sendiri"
Abigail menatap heran pada dua orang didepan nya. Setaunua Ariana tidak pernah memberitahunya bahwa mereka berdua punya adik perempuan, yang dia tahu mereka hanya dua bersaudara
"Perkenalkan dirimu"
"Aku lala"
Abigail menyambut senyuman manis Lala dengan senyum ramahnya
"Dia adik ku" jelas Aaric, buru-buru dia membetulkan kalimatnya "Daddy mengadopsinya sejak masih bayi, kini dia resmi jadi bagian keluarga kami"
Abigail bermain-main dengan rambut Arabella. Arabella pun tidak terlihat takut atau malu, dia sepertinya juga menyukai Abigail
"Kau akan langsung pulang?" Tanya Aaric hati-hati
"Masih 3 hari"
"Ehm, jika besok aku free aku akan menelfon mu" Abigail mengangguk "Aku akan mengajaknya juga ikut bersama kita" lanjutnya sambil mencium Arabella
"Jangan lupa izin dengan ayahmu"
Aaric memandang wajah Abigail lesu
"Tidak apa, sudah biasa" jawabnya "Sana, kalian orang penting jangan sampai seluruh penjaga mencari"
Setelah berpamitan Aaric membawa Arabella untuk kembali ke ballroom tempat dimana pesta berlangsung. Abigail melihatnya sambil tersenyum sendu
Masih dengan Abigail yang berada digendongan nya, Aaric kembali masuk kedalam ballroom dengan bantuan penjaganya untuk membuka pintu besar ini
Ketika dia menurunkan Arabella untuk menghampiri Aaron dia melihat sepasang sepatu dihadapan nya
Emosinya kembali muncul saat kini dia berhadapan dengan Coolio
"Apa tidak bisa sehari saja tidak mengganggu dan membuatku marah" ucapnya
"Reuni yang indah" sahut Coolio mengejek
.
.
.
Terimakasih semuanya