CHANGE • Felix Lee

By AvrilDominic

18.9K 1.4K 1.9K

Suara Khas yang dimiliki keduanya membawa mereka pada takdir yang sama. Takdir yang membawa perubahan besar b... More

Change 1
Change 2
Change 3
Change 4
Change 5
Change 6
Change 7
Change 8
Change 9
Change 10
Change 11
Change 12
Change 13
Change 14
Change 15
Change 16
Change 17 (NC+21)
Change 18
Change 19
Change 20 (NC+25)
Change 21 (NC+21)
Change 22
Change 23
Change 24
Change 25
Change 26
Change 27
Change 28
Change 29
Change 30
Change 31
Change 32
Change 33
Change 34 (NC+21)
Change 36
Change 37
Change 38
Change 39
Change 40 (NC+21)
Change 41
Change 42 (NC+25)
Change 43
Change 44
Change 45
Change 46
Change 47
Change 48
Change 49 (NC+17)
Change 50
Change 51
Change 52
Change 53
Change 54
Change 55
Change 56 (NC 21+)
Change 57
Change 58
Change 59
Change 60

Change 35

215 20 15
By AvrilDominic

Vote tanda Bintang diujung kiri bawah good Readers :)

****
<<

Samuel Sanatorium

"Eishh,,"
Jie melempar ponselnya ke ranjang saat menyaksikan penampilan Felix di atas stage
"Beraninya dia menunjukkan tubuhnya ke banyak orang"
Gumam Jie kesal

"Itulah konsekuensi menjadi kekasih seorang idol, kau harus mulai membiasakan diri"

"Apa dia mendongkrak popularitasnya dengan mengobral tubuhnya? begitu!"

"Bukan mengobral, tapi__"

"Sudahlah! percuma aku bicara denganmu, kau selalu membelanya sejak kau berpacaran dengan sahabatnya yang seperti vampir itu"

"Tapi dia vampir yang tampan"

"Kekasihku jauh lebih tampan dibanding__"

"Siapa yang kau maksud dengan tampan?"

Jie dan Hwasa mengalihkan tatapan mereka ke pintu saat mendengar suara yang tak asing di telinga mereka
"Bibi"
Hwasa segera bangkit dari duduknya untuk memberikan salam kepada wanita tua berparas cantik yang masuk tiba-tiba ke ruang rawat Jie
"Selamat datang bibi"
Sapanya dengan sopan

Jie memutar bola matanya malas melihat sikap baik Hwasa kepada wanita tua itu
"Mau apa kau datang ke sini?"
Ucapnya to the point

Hwasa menajamkan matanya kepada Jie dan segera menarik kursi untuk wanita itu
"Silahkan duduk bi"

"Terimakasih Hwasa"
Wanita itu tersenyum ramah kepada Hwasa sembari mendaratkan bokongnya di kursi yang di siapkan Hwasa untuknya
"Bagaimana keadaan mu?"

"Seperti yang kau lihat aku baik-baik saja"

Hwasa segera pergi dari sana karena ia tak ingin menguping pembicaraan antara ibu dan anak itu

"Baguslah kalau begitu"

"Siapa yang memberitahu mu?"

"Liliana"

"Eishh,,wanita sial__"

"Berhenti mengumpat! apa sudah menjadi kebiasaanmu mengumpat setiap kali kau merasa kesal?!"

"Kau  yang mengajariku. Aku sering mendengarmu mengumpat pada Ayah"

"Jie!"

"Ada apa? apa aku salah?"

Wanita itu menghela nafas panjang mendengar sikap keras kepala anaknya
"Sebaiknya kau kembali ke london, kau bisa melanjutkan perawatan mu di sana"

"Kembali?"
Jie berdecih sembari melipat tangannya di depan dada
"Kau mengatakan seolah-olah London itu adalah rumahku"

"Tentu saja karena orang tuamu ada di di sana"

"Orang tuaku sudah meninggal sebelas tahun yang lalu"

"Orang tuamu bukan hanya Ayahmu saja Jie"

"Lantas di mana kau selama ini di saat aku membutuhkan sosok mu di sisiku?"

"Jie,,kau harus paham__"

"Kau hanya sibuk membesarkan anak haram mu itu!"

"Perhatikan bicaramu Jie!"

"Kenapa? kau tersinggung aku menyebutnya anak haram? atau bagimu, akulah anak haram yang sesungguhnya?"

"Yee Jie!"

"Berhenti berteriak padaku! karena kau tidak punya hak untuk itu"
Jie melepaskan lipatan tangannya sembari menoleh ke arah pintu
"Pergilah, karena aku harus menjalani psikoterapi"

"Kau mengusirku?"
Ucap wanita itu tak habis pikir

"Aku tidak pernah menginginkan keberadaanmu di sini, jadi jangan pernah kembali lagi"

Dengan berat hati wanita itu bangkit dari duduknya dan meninggalkan ruang rawat Jie dengan rasa kecewa

"Kau yang membuatku menjadi monster mengerikan"
Gumam Jie pelan begitu pintu ruang rawatnya tertutup

****
<<

District Nine Entertainment…

"Bagaimana keadaan Jie? apa dia baik-baik saja?"

"Dia baik-baik saja Presdir, tapi dia harus menjalani psikoterapi untuk beberapa bulan ke depan"

"Itu artinya Jie akan pendapat perawatan jangka panjang?"

Felix menganggukkan kepalanya sebagai jawaban

"Aku turut prihatin"

"Presdir tidak membenciku?"
Tanya Felix ragu

"Untuk alasan?"

"Karena aku menjalin hubungan dengan tunangan sahabat mu"

"Kita murni menjalin relasi profesional. Urusan pribadimu tidak ada hubungannya dengan urusan pekerjaan, selagi kau tidak menunjukkan hubunganmu ke publik aku rasa semuanya akan baik-baik saja"

"Aku akan berusaha untuk menutup kehidupan pribadiku Presdir"

"Itu memang yang seharusnya kau lakukan, karena jika sampai penggemarmu tau bahwa kau sudah memiliki seorang kekasih maka saat itu juga kau akan kehilangan mereka, kau mengerti maksudku kan?"

"Iya Presdir"

"Ya sudah kalau begitu, lanjutkan latihan mu. Fokus dengan apa yang sudah menjadi target kita, selebihnya biar aku yang menyelesaikannya"

"Baik Presdir, kalau begitu aku pergi dulu"

Gray mengangguk dengan senyum diwajahnya
"Apa ini bisa disebut pengkhianatan"
Gumam Gray miris saat melihat punggung Felix menghilang di balik pintu

®®®

Felix masuk ke ruang rekaman dan melihat Krystal berada di sana dengan seorang produser musik. Felix mengabaikan kedua orang itu dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena harus menemui Gray ke ruangannya

"Kau baru bertemu dengan Presdir?"

"Hmm,,"

"Aku minta maaf karena kemarin aku terlalu ikut campur dengan urusanmu"

Felix mengalihkan tatapannya kepada Krystal yang berdiri di sampingnya
"Aku sudah memaafkan mu"

"Benarkah?"
Tanya Krystal antusias

"Hmm"
Felix mengangguk dan memanglingkan wajahnya kembali

"Jadi kita bisa melanjutkan project kerja sama kita?"

"Kau tidak lihat portal District Nine? kita tidak punya project kerja sama lagi setelah promosi single kolaborasi berakhir dan mulai saat ini aku resmi debut solo"

"Apa maksudmu?"
Tanya Krystal tak mengerti

"Tanyakan secara langsung kepada Presdir"

Krystal mengerutkan dahinya tidak mengerti

"Satu lagi! mulai saat ini Loco adalah manager pribadiku jadi kau tidak berhak memerintahnya sesuka hatimu, kau mengerti?"
Ucap Felix dengan tegas dan segera berlalu dari sana meninggalkan Krystal yang terpaku mendengar ucapannya

®®®

Brakkk

Gray terkejut saat tiba-tiba Krystal mendobrak pintu ruangannya
"Ada apa denganmu sebenarnya?!"
Tanya Gray kesal

"Ada apa denganku?"
Krystal berdecih sembari menatap benci pada Gray
"Seharusnya aku yang bertanya padamu! ada apa denganmu sebenarnya?! hah!"

Gray mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya saat mendengar teriakan-teriakan Krystal
"Katakan masalah apa ini? sampai kau semarah ini padaku"

"Bagaimana kau bisa membatalkan project kerjasamaku dan Felix?"

"Apa maksudmu? single telah di rilis dan kalian telah selesai melakukan promosi, kerja sama yang mana maksudmu?"

Krystal menatap tajam Gray mendengar pertanyaannya
"Tentu saja album__"

"Album?"
Seketika Gray terkekeh mendengar perkataan Krystal
"Come on Krystal, kita tidak pernah membicarakan album sebelumnya"

"Apa katamu?"
Tanya Krystal heran

"Kerja samamu dan Felix hanya sebatas single kolaborasi, tidak ada pembicaraan sampai ke tahapan album"

"Jadi kau menggunakan aku sebagai pendongkrak popularitasnya?!"

"Yak! Krystal Jung! berhenti berspekulasi dengan pemikiran kotor mu itu"
Gray bangkit dari kursinya dan berjalan ke depan meja kerjanya, ia mendaratkan bokongnya di sana sembari menatap Krystal yang berdiri tepat di hadapannya
"Bukanlah kau membawanya kemari dan meminta aku untuk mengorbitkannya, dan sekarang kau menyalahkan aku karena sinarnya lebih terang dari sinar mu"
Ucap Gray sembari melipat tangannya di depan dada
"Bukankah begini caramu selama ini untuk menyingkirkan bintang-bintang yang bersinar di sekeliling mu?"

"Tutup mulutmu Gray!"

"Kau yang harus menutup mulutmu Krystal Jung"

Krystal menatap tajam Gray yang berani menjawab ucapannya

"Selama ini aku diam hanya karena aku menghargai SamD sebagai sahabatku, tapi kini tidak lagi karena sekarang aku paham bahwa tidak selayaknya aku menyamakan masalah pribadi dan pekerjaan, Felix-lah yang mengajarkan itu padaku"

"Ku pastikan kau akan menyesali perbuatanmu ini Gray!"

"Jangan berani mengancamku lagi, karena pemegang saham terbesar Distrik Nine saat ini bukanlah Simon Dominic sepupu kesayanganmu itu lagi tapi Sovia Bang. Ibu dari Yee Jie, wanita yang sangat kau benci itu"

Krystal membulatkan matanya terkejut
"Jadi jangan pernah main-main denganku lagi!"
Ucap Gray dengan tegas sembari menatap benci pada Krystal
"Pergilah lanjutkan pekerjaanmu dan jika kau merasa keberatan aku tunggu di pengadilan"
Gray tersenyum puas melihat Krystal tidak bisa berkata-kata lagi

****
<<

Samuel Sanatorium

"Sepertinya kau sangat mencintai wanita itu sampai kau mengabaikan aku selama berminggu-minggu"

"Maafkan aku nona"
Ucap Zico menyesal

"Kau tidak perlu minta maaf, aku tau kau tidak bisa mengendalikan perasaanmu"

"Non__"

"Seandainya wanita itu adalah wanita yang baik aku pasti akan mendukung hubunganmu bersamanya"

"Apa karena Krystal menyukai Felix, kau mengatakan dia bukan wanita yang baik?!"

"Bukan begitu maksudku Zico"

"Lalu apa? kau bahkan tidak mengenalnya tapi kau menyebutnya wanita yang tidak baik"

"Dia sudah mencurangi mu!"

"Lantas bagaimana denganmu?! kau juga mencurangi SamD!"

Jie terpukul mendengar ucapan Zico terhadapnya
"SamD yang pertama kali mencurangi ku"

"Bulshit! kau hanya membela diri! kau dan Hwasa sama saja! kalian berdua menyebalkan!"

Emosi Jie tersulut mendengar Zico terus terusan mencercanya
"Pergi kau dari sini! aku tidak ingin melihat wajah mu!"
Teriak Jie histeris sembari melempar bantal ke wajah tampan Zico
"Keluar! aku bilang keluar sialan!"

"Dasar wanita sinting!"

"Kau yang sinting sialan!"

Ceklekk

Hwasa segera masuk ke ruang perawatan Jie saat mendengar keributan dari luar
"Apa yang kau lakukan__"
Hwasa terdiam saat Jie melemparnya dengan bantal

"Keluar kalian semua! argghhh!"
Jie menjerit dengan sekuat tenaganya, tangannya mulai kaku dan ingin menghancurkan apa saja yang ada di hadapannya
"Kau akan mati di tanganku!"
Ucapnya pada Zico sembari turun dari ranjang

"Cepat panggil perawat!"
Perintah Zico pada Hwasa saat melihat Jie kembali mengamuk

Tanpa menunggu lama, Hwasa segera memanggil perawat untuk menenangkan Jie

"Tenanglah Jie, aku mohon tenanglah"
Zico berusaha menenangkan Jie yang ingin menghabisinya, ia bahkan sampai naik ke atas ranjang untuk menghindari pukulan Jie

"Rasakan ini sialan!"

Plakk

Zico mengeram kesakitan saat Jie menamparnya, terlihat luka goresan di wajah Zico yang berasal dari gelang pemberian Felix

"Matilah kau sial__akkhhh,,"
Jie memegangi lehernya yang terasa sakit sembari menoleh kebelakang dan melihat dua orang perawat berdiri di belakangnya
"Apa yang kali__"

Brukk

Jie terkulai tidak sadarkan diri saat cairan ativan itu mengalir di aliran darahnya

"Kami harus membawa pasien ke ruang isolasi nona"
Ucap perawat itu kepada Hwasa

"Tidak bisakah dia di rawat di sini saja?"

"Pasien sudah melukai seseorang nona, ini sudah menjadi standard operational procedure di rumah perawatan ini nona"

Hwasa tidak bisa mengatakan apa-apa lagi saat melihat luka di wajah Zico
"Ya sudah lakukan saja sesuai prosedur yang ada"

"Baik nona"
Para perawat itu segera membawa Jie ke ruang isolasi dan merawatnya di sana

®®®

SamD bergegas datang ke sanatorium saat mendengar Jie kembali di masukan ke ruang isolasi
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Jie?"
Tanya SamD penasaran

"Ia bertengkar dengan Zico, dan tanpa sengaja Jie melukai wajah Zico"

SamD mengerutkan dahinya bingung

"Jie melukai Zico dengan ini"
Hwasa menunjukkan sebuah gelang kepada SamD

"Dari mana Jie mendapatkan gelang murahan ini?"

"Aku tidak tau"

"Ahh,,aku tau dari mana Jie mendapatkannya"
SamD segera mengambil gelang itu dari tangan Hwasa

"Mau kau apakan gelang itu?"

"Aku akan membuangnya! Jie tidak pantas memakai gelang murahan seperti ini"

"Terserah padamu saja"
Ucap Hwasa pasrah

"Dimana Zico?"

"Dia sedang mengobati lukanya"

SamD memasukkan gelang itu ke saku jasnya lalu menatap pintu ruang isolasi Jie dengan tatapan nanar
"Apa menurutmu Jie akan bertahan?"

"Aku tidak tau"

"Apa sebaiknya aku membawa Jie ke luar negeri saja? agar Jie bisa fokus dengan perawatannya"

"Kau ingin menjauhkannya dari kami lagi?"

"Ini hanya sementara, sampai dia benar-benar pulih"

Hwasa mengusap wajahnya kasar
"Dosa apa sebenarnya yang Jie lakukan di masa lalu sampai ia harus menderita seperti ini"
Ucap Hwasa frustrasi

"Jangan bicara seperti itu, ini akan segera berakhir"

"Kau yakin Jie akan sembuh?"

"Seyakin saat aku membawanya ke Nepal"

"Ya sudah kalau begitu, aku setuju kau membawanya keluar negeri"
Ucap Hwasa pasrah

"Bantu aku meyakinkan Jie"

"Akan aku coba"

"Baiklah, aku akan kembali lagi setelah Jie keluar dari ruang isolasi, kabari aku secepatnya"

"Hmm"
Hwasa mengangguk patuh dan menunjukkan senyum yang dipaksakan kepada SamD

SamD ikut tersenyum sembari menepuk punggung Hwasa untuk menguatkannya

****
<<

District Nine Entertainment…

Felix terkejut saat tiba-tiba Hwasa mengunjunginya ke District Nine
"Kau tidak boleh datang kemari"
Ucap Felix gugup saat Hwasa masuk ke ruang rekaman

"Jangan takut, aku sudah minta izin Gray untuk masuk keruangan ini. Aku datang kemari karena ingin membicarakan hal yang penting denganmu"

"Ada apa? apa terjadi sesuatu pada Jie?"
Tanya Felix khawatir

"Tenanglah semuanya sudah baik-baik saja"

Felix curiga mendengar perkataan janggal Hwasa

"Seperti yang kau pikirkan, tidak mungkin aku datang kemari jika tidak terjadi sesuatu dengan Jie, itu benar"

"Apa yang terjadi padanya?!"
Felix menaikkan nada bicaranya saat mendengar Hwasa bertele-tele

"Jie kembali memakan korban"

"Apa?!"
Felix menajamkan matanya tak percaya

"Kali ini korbannya adalah Zico"

"Zico?"

"Hmm,,Zico. Sahabatnya sendiri"

"Tapi Jie tidak akan melakukan itu jika Zico tidak melakukan kesalahan yang fatal"

"Mereka hanya berdebat seperti biasa, tidak ada yang fatal"
Hwasa menatap lamat mata Felix yang juga sedang menatapnya
"Berhenti memahami tindakan berbahaya Jie, hanya karena rasa cintamu padanya"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?"
Ucap Felix putus asa

"Minta Jie melakukan perawatan di luar negeri"

"Apa maksudmu?"
Tanya Felix bingung

"SamD akan membawa Jie ke Swiss dan merawatnya di sana"

"Kenapa harus ke keluar negeri?!"

"Swiss memiliki sanatorium terbaik dunia, kesehatan Jie akan lebih terjamin di sana"

Felix mengacak rambutnya kasar mendengar penjelasan Hwasa
"Maksudmu, aku akan berpisah dengannya lagi selama bertahun-tahun, begitu?"

"Kita tidak punya pilihan lain Felix"

"Aku tidak tau apakah aku bisa bertahan hidup jika harus berpisah dengannya lagi"

"Felix aku mohon__"

"Berhenti memelas padaku! aku tidak akan membiarkan kalian memisahkan Jie dari ku lagi!"
Felix mengambil mantelnya yang ada di senderan kursi dan segera meninggalkan ruang rekaman

"Felix!"
Teriak Hwasa mencoba menghentikan langkah Felix yang meninggalkannya  begitu saja
"Ini demi kebaikan Jie"
Gumamnya sedih

****
<<

Samuel Sanatorium

"Apa yang kau fikirkan sayang?"
Tanya Felix heran saat melihat Jie hanya menatap kosong langit-langit ruang isolasi

Jie mengalihkan tatapannya pada Felix
"Aku ingin menyentuh wajahmu"
Ucapnya lirih

"Sebentar lagi, hmm?"
Felix menyembunyikan rasa sedihnya melihat Jie harus terikat seperti seorang binatang
"Mereka bilang sebentar lagi"

"Tapi aku mau sekarang!"
Jie mencoba melepaskan ikatan tangan dan kakinya

"Jangan Jie, tangan dan kakimu bisa terluka"
Felix berusaha menghentikan Jie yang terus meronta di ranjang
"Jika kau terus begini, kita tidak akan kembali ke kamar perawatan Jie"

Jie berhenti meronta-ronta saat mendengar ucapan Felix
"Mereka tidak akan mengeluarkan aku?"

"Hmm"
Felix meneteskan air matanya saat mendengar pertanyaan Jie
"Bersabarlah sedikit lagi"
Ucapnya meyakinkan jie sembari mengusap puncak kepala Jie dengan sayang

"Jangan menangis"

"Tidak, aku tidak menangis"
Felix segera mengusap air matanya dan menunjukkan senyumannya kepada Jie
"Aku akan tetap berada di sisimu apapun yang terjadi"
Ucapnya dengan yakin sembari menggenggam erat tangan Jie
"Aku sangat mencintaimu Jie"

Jie tersenyum mendengar ucapan cinta Felix padanya
"Aku juga sangat mencintaimu"

Felix segera bangkit dari kursinya dan mendaratkan sebuah mencium mesra bibir Jie
"Kau akan sembuh di sini, berjanjilah untuk tidak meninggalkan aku lagi, hmm?"

"Apa mereka mengatakan akan membawaku pergi?"

Felix mengangguk sebagai jawaban

"Kemana kali ini?"

"Swiss"
Jawab Felix singkat

"Aisshh,,pria sial__"

"Sttthh!"
Felix menutup mulut Jie dengan tangannya
"Berhenti mengumpat!"

Jie tersenyum saat Felix memarahinya
"Aku janji tidak akan mengumpat lagi"

"Bukan hanya berjanji untuk berhenti mengumpat, tapi berjanjilah padaku, kau tidak akan melukai diri mu atau orang lain lagi saat kau sedang marah. Kau mau melakukannya demi aku kan?"

Jie menatap mata Felix yang memohon padanya
"Kenapa?"

"Karena aku tidak mau berpisah denganmu, sudah cukup. Aku tidak mau lagi"

"Menikahlah denganku Felix"

"Aku akan menikahimu jika kau dinyatakan sembuh, aku janji"

Jie tersenyum mendengar janji Felix padanya
"Kalau begitu aku juga akan berjanji. Aku tidak akan melukai orang lain lagi, aku akan berusaha untuk sembuh agar kita bisa segera menikah"

"Itu baru kekasih ku"
Felix menyingkirkan anak rambut yang ada di wajah Jie, sembari menatap lamat wajah kekasihnya itu
"Tidak ada yang bisa memisahkan kita Jie, tidak ada"
Ucapnya dengan yakin. Felix kembali menyatukan bibirnya dengan bibir Jie dan memangutnya dengan begitu mesra

****
<<

District Nine Entertainment

"Aku menemukan sesuatu"

Gray mengambil sebuah foto dari tangan seorang detektif kepercayaannya
"Kau yakin anak yang ada di foto ini adalah adikku?"

"Saya yakin tuan"

"Dimana keluarga ini sekarang?"

"Maaf tuan saya harus menyampaikan berita buruk ini kepada tuan"

"Apa maksudmu?"
Tanya Gray bingung

"Keluarga ini mengalami kecelakaan mobil sebelas tahun yang lalu dan informasi yang saya dapat, Ayah dan Ibu yang mengadopsi adik tuan meninggal dunia akibat kecelakaan naas itu"

"Aishh"
Gray memijit pelipisnya yang tiba-tiba terasa sakit
"Lalu bagaimana dengan adikku?"

"Adik tuan adalah satu-satunya yang selamat, namun sampai saat ini dia dinyatakan hilang"

"Hilang?"

"Sepertinya ada seseorang yang dengan sengaja meredam kasus kecelakaan ini"

"Tidak peduli aku harus menerobos pintu neraka sekalipun, cari tau mengenai kasus kecelakaan itu! karena hanya dengan itu kita bisa menemukan adikku"

"Baik tuan"

Gray menatap wajah kecil adiknya difoto usang itu
"Maafkan aku"
Batinnya menyesal. Gray yang saat itu masih berusia lima belas tahun memiliki kebencian besar kepada adiknya yang menjadi penyebab kematian ibunya

Ibu Gray meninggal karena melahirkan anak bungsunya, karena hal itu Gray sangat membenci adiknya dan tega meninggalkannya disebuah panti asuhan. Sepuluh tahun kemudian saat Gray berumur dua puluh lima tahun Gray kembali ke panti asuhan itu untuk mengambil adiknya namun ia tidak menemukan panti asuhan itu lagi karena panti asuhan itu terbakar delapan tahun yang silam. Sejak saat itu Gray berfikir jika adiknya sudah meninggal akibat kebakaran yang terjadi, karena menurut informasi yang ia terima semua penghuni panti asuhan itu tewas terbakar
"Aku akan menemukanmu. Aku janji"
Batin Gray dengan yakin

****
<<

Tbc…

****
>>

Jangan lupa Vote dan tinggalkan Komentar ya Readers.  .

Thank you 💋















Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 11.1K 48
⚠️WARNING!! n: sengaja di reupload karena sempat kena banned! Bara Winston seorang laki laki yang di cap cabul oleh seisi kampus nya dengan memanfaat...
28.9M 618K 22
🔴DILARANG KERAS PLAGIAT/JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN kalo lo mau di hargain,hargain orang!🔴 ❗️original story by inigue18❗️ 🕊 "Truth or dare?" "Dare...
6.7M 337K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
20.4K 3.2K 200
"Aku tidak bisa melakukannya lagi. Hentikan... aku tidak tahan lagi!" Tuan muda kedua berhenti dan mengangkat alisnya saat dia menatap Nona Jung. "Ya...