Takdir Cinta Nadia [SELESAI]

By titancantip

2.5K 284 11

TETAP VOMENT MESKIPUN CERITA SUDAH SELESAI!🔥❤️ Pernah merasakan sakitnya ditinggalkan oleh dia yang pernah m... More

PROLOG
1. Nadia Kirana Ningrum
2. Sahabat
3. Kepingan Masalalu
4. Obat Rindu
5. Melupakan
6. Al-Kahfi
7. Mencoba Berbahagia
8. Terimakasih
9. Siapa Dia?
10. Zaki Kalandra
11. Pendekatan
12. Perjalanan Cinta
13. Kebersamaan
14. Menyatakan Atau Bungkam?
16. Benih Cinta
17. Bayang-bayang Masalalu
18. Asraf Giandra Bagaskara
19. Jejakmu
20. Menepi
21. Komitmen?
22. Sudah Cukup
23. Haruskah Memilih?
24. Antara Cepat Dan Tepat
25. Kisah Kita
26. Mengggenggam
27. Ketetapan
28. Ketika Kita Bersatu
29. Kejutan Pernikahan
30. Takdir Cinta
EPILOG

15. Virus Rindu

38 3 0
By titancantip

"Rasa cinta yang sudah melekat dalam kalbu, maka akan terus bermunculan virus yang bernama rindu."

-Takdir Cinta Nadia

🕊️🕊️🕊️

Afifah berjalan dengan tergesa-gesa. Dirinya takut kalah dalam mengambil buah strawberry. Bian sudah mengambil banyak terlihat di keranjang miliknya.

Jika saja Afifah tidak menyusul Nadia, mungkin saja sekarang keranjang miliknya sudah terisi penuh. Nadia yang terus saja ingin istirahat membuat Afifah jengkel. Jika Zaki yang terus mendesak Afifah agar segera menyusul Nadia.

Nadia berjalan mengikuti kemana tujuannya Afifah. Keranjang miliknya masih diisi oleh lima buah strawberry. Kebun teh dan juga tanaman strawberry disini berdampingan. Terlihat cantik saat di pandang.

Zaki melihat keranjang miliknya sudah terisi lumayan, sedangkan saat melihat milik Nadia baru sedikit. Zaki berinisiatif untuk membantu Nadia memetik strawberry, bukan memetik kenangan.

"Nih aku bantu." Zaki menyimpan bukan strawberry sekitar lima sampai enam buah ke keranjang milik Nadia.

"Nggak usah Zak, aku juga bisa sendiri ko," Nadia merasa tak enak, karena apa-apa selalu merepotkan Zaki. Memang Nadia tak pernah menyuruh Zaki, namun saja dirinya merasa tidak enak dengan kebaikan Zaki.

"Nggak papa Nad. Lagian keranjang saya udah diisi banyak, sama buah strawberry nya mungkin saya kasih ke anak-anak. Terlalu banyak makan strawberry nanti sakit perut hehe,"

"Eh iya ya hehe," Nadia tersenyum sangat-sangat manis.

Zaki melanjutkan acara memetik buah strawberry bersama dengan Nadia. Diliriknya Zhafira yang tengah memakan buah strawberry saat sudah di petik. Sedangkan Bian tengah beradu tatap dengan Afifah sambil memetik buah strawberry dengan cepat.

"Nad ayo ke sebelah," ucap Afifah kepada Nadia.

Nadia ingin ikut Afifah, namun Afifah sudah turun terlebih dahulu. Afifah yang akan pindah ke sebelah, tiba-tiba terpeleset karena di depannya terdapat becekan karena hujan.

GEBLUK!

"Aw!" Afifah terjatuh dengan buah strawberry yang berserekan dimana-mana. Bajunya ikut kotor terkena tanah yang basah.

Nadia, Zaki, Zhafira, dan Bian melongo melihat kejadian yang tak terduga itu.

"Fifah!" Nadia ikut turun membantu Afifah, sedangkan keranjang miliknya ia titipkan kepada Bian yang wajahnya terlihat memerah karena menahan tawa.

Flash back on.

"Hahahaha, Kak Afifah lucu!"

"Iya, jalannya nggak liat-liat,"

"Ceroboh kaya Nindi,"

Nadia tertawa mendengar beberapa ocehan dari anak-anak panti. Nadia tengah menceritakan kejadian Afifah saaat terjatuh. Anak-anak pada kepo karena kemarin melihat Afifah yang datang dengan baju yang kotor di gendong oleh Bian.

"Hus udah ya, nanti kalo Kak Afifah kesini dan denger kalian ngetawainnya pasti dia marah," ucap Nadia sembari mengelus bayi yang baru berusia sekitar sepuluh bulan.

Hanan, bayi lelaki yang ditinggal oleh kedua orang tuanya. Bayi gembul yang lucu, Nadia menyukainya.

"Hanan anak sholeh, nanti Teteh buatin susu ya," Nadia mencium pipi gembul milik Hanan.

Dirinya sekarang ini tengah berada di taman. Nadia menemani anak-anak yang tengah bermain gelayunan, atau bermain bola. Nadia bercerita dengan anak-anak yang ingin mendengar cerita Afifah.

Nadia duduk di karpet yang dibawa oleh Ayu. Anak manis yang jarang sekali berbicara. Disini Nadia bisa melihat sikap dan sifat anak-anak. Mereka berbeda, ada yang memang pendiam, atau bawelnya minta ampun. Entah perempuan atau lelaki, sama-sama aktif.

Afifah dan Zhafira tengah membantu Bu Rumi memasak untuk makan siang. Bian juga ikut membantu mengupas buah-buahan karena rencananya mereka akan ngerujak.

Bian awalnya menolak dan tidak ingin melakukan kegiatan yang sering di lakukan oleh perempuan, namun dirinya di ancam tidak akan dapat jatah makan siang dan sore.

"Teteh Nadia, ceritain kisah Nabi-nabi dong," usul Ucup, anak lelaki yang aktif dan yang paling ceria.

Nadia memegang dagunya, pura-pura memikir terlebih dahulu. "Em, mau nggak ya,"

"Harus mau Teteh!" serbu anak-anak dengan memperlihatkan pumpi eyes milik mereka.

Nadia tertawa dan mengangguk. "Iya-iya Teteh ceritain. Tapi yang ikhlas tolong buatkan Hanan susu ya. Mau Teteh buatin tapi Hanannya nggak mau di lepas,"

"Amel aja Teh," ucap Amel.

Nadia girang, ternyata Amel yang sedikit pemalu mau membantunya. "Baik Amel. Terimakasih ya,"

"Iya Teh sama-sama,"

Dari arah lain, sepasang mata tengah memperhatikan gerak-gerik Nadia yang tengah bercerita. Orang itu terus melihat Nadia dengan tatapan kagum.

Terlihat di matanya, rasa ingin memiliki. Rasa cinta yang menggebu-gebu, juga rasa rindu karena jarang bertemu.

🕊️🕊️🕊️

"Waktunya makan!" Bu Rumi mempersilahkan anak-anak agar makan dengan rapih.

Anak-anak makan di bawah dengan alas karpet bersama-sama. Karena meja makan dipakai oleh Nadia dan teman-temannya. Mereka juga memang sering makan di karpet, dengan wajah yang ceria juga gembira.

Nadia, Zhafira, Afifah, dan juga Bu Rumi sudah mulai memasukan makanan ke dalam mulut mereka. Zaki dan Bian harus terlebih dahulu membeli susu di mini market yang jaraknya lumayan jauh.

Stok susu dan juga yang lain sudah habis, Bu Rumi berniat ingin membeli sendiri, namun Zaki menyuruhnya untuk makan saja dan membiarkan dirinya dan Bian saja yang pergi.

"Anjir mana ini mini market," keluh Bian saat berada di dalam mobil.

Sedari tadi Zaki muter-muter namun belum terlihat mini market satu pun. Kampung ini memang jauh dari keramaian. Kampung ini cocok untuk orang yang ingin menenangkan dirinya dengan kesunyian.

"Coba cek map aja," kata Zaki dengan melirik-lirik mencari dimana letak mini market.

Bu Rumi bilang di sekitar daerah perumahan, namun Zaki belum menemukan perumahan di daerah sini. "Ada nggak yan," Zaki menoleh ke arah Bian. "Eh itu ada!" Zaki menepikan mobilnya, ternyata sedari tadi muter, akhirnya ketemu juga.

"Dasar ya lu mini market ngerepotin aja. Mana lagi gue laper. Zak sekalian beli makanan pengganjal laper gue lah," Bian mengelus perutnya yang terasa sakit akibat lapar.

Zaki mendengus dan mengambil dompet miliknya. "Nih lu yang beli." Zaki menyerahkan uang dan juga kertas data belanjaan yang harus di beli.

"Lah ko gue? Ya sama elu juga lah!" Bian menolak untuk membeli sendiri, apalagi dirinya tidak tahu menahu tentang barang ini.

"Udah ah cepet itu ada tulisannya. Gue mau ngerjain dulu bisnis,"

"Palamu!" Bian keluar mobil dengan membanting pintu karena kesal.

Zaki tertawa melihat itu, sebenarnya Zaki ingin tertidur sebentar. Dirinya kelelahan dan kurang bersemangat karena kurang tidur. Seharian ini dirinya belum bertemu dengan Nadia, itu juga yang menjadi alasan Zaki kurang bersemangat.

Pertanyaan yang Zaki berikan kemarin di taman belakang belum Nadia jawab. Karena kemarin terganggu oleh anak-anak yang merengek ingin mengaji bersama Nadia.

Ternyata baru sehari saja tidak bertemu membuat Zaki rindu. Padahal dirinya tinggal bertemu dengan Nadia, tapi rasanya seperti susah saja.

Virus rindu mulai bermunculan dan menjalar di tubuh dan pikiran Zaki. Mood Zaki kurang baik karena rasa rindu yang mengguncang. Ditambah lagi dengan dirinya yang di gantung.

Ternyata yang di gantung bukan perempuan saja, lelaki juga bisa merasakannya. Seperti Zaki saat ini, virus rindu dan juga kegantungan atas pertanyaannya yang belum di jawab membuatnya kelimpungan.

"Nadia-Nadia. Kamu membuatku candu saat pertama kali bertemu, lalu sekarang kamu membuatku merasakan sesak karena rindu,"

🕊️🕊️🕊️

Bandung, 9 Desember 2020

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum semuanya
Jangan lupa vote dan komen di lapak ini 😗



Continue Reading

You'll Also Like

175K 13.1K 27
TETAP VOTE WALAU SUDAH TAMAT YA (Belum di Revisi) "Untuk menjadi luar biasa itu perlu jam terbang yang teruji." Athala Radika Cyrano.
590K 58.1K 38
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
280K 25.7K 76
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
190K 21.6K 78
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...