CHANGE • Felix Lee

By AvrilDominic

18.9K 1.4K 1.9K

Suara Khas yang dimiliki keduanya membawa mereka pada takdir yang sama. Takdir yang membawa perubahan besar b... More

Change 1
Change 2
Change 3
Change 4
Change 5
Change 6
Change 7
Change 8
Change 9
Change 10
Change 11
Change 12
Change 13
Change 14
Change 15
Change 16
Change 17 (NC+21)
Change 18
Change 19
Change 20 (NC+25)
Change 22
Change 23
Change 24
Change 25
Change 26
Change 27
Change 28
Change 29
Change 30
Change 31
Change 32
Change 33
Change 34 (NC+21)
Change 35
Change 36
Change 37
Change 38
Change 39
Change 40 (NC+21)
Change 41
Change 42 (NC+25)
Change 43
Change 44
Change 45
Change 46
Change 47
Change 48
Change 49 (NC+17)
Change 50
Change 51
Change 52
Change 53
Change 54
Change 55
Change 56 (NC 21+)
Change 57
Change 58
Change 59
Change 60

Change 21 (NC+21)

703 30 29
By AvrilDominic

Vote tanda Bintang diujung kiri bawah ya Readers :)

****
<<

Drettt…drettt…drettt…

Tidur Jie terusik dengan ponsel Felix yang berulang-ulang berdiring sejak tadi
"Angkat ponselmu Felix"
Ucap Jie dengan suara beratnya sembari meraba-raba sisi ranjang
"Felix,,,"
Jie membuka matanya saat tidak menemukan Felix disisinya
"Apa dia dikamar mandi"
Gumannya dan segera bergeser untuk meraih ponsel Felix yang ada diatas nakas, dilihatnya sebuah panggilan disana

Krystal Calling

"Krystal?"
Jie tidak asing dengan nama itu namun ia berfikir secara rasional bahwa tidak hanya satu wanita bernama Krystal didunia ini. Jie tampak ragu mengangkat panggilan itu karena menurutnya itu merupakan hal yang private, namun melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dari nomor yang sama, Jie berfikir jika panggilan itu adalah panggilan mendesak jadi ia memutuskan untuk mengangkatnya

"Hall__"

"Darimana saja kau?! dari semalam aku menghubungimu, bukankah kau bilang akan menghubungiku kembali, hari ini kita jadi bertemu kan?"

Jie mengerutkan dahinya saat mendengar pertanyaan bertubi-tubi dari wanita yang menghubungi Felix

"Hallo Felix, kau dengar aku?"

"Maaf, tapi ini bukan Felix"

"Apa?! bagaimana bisa? bukankah ini nomor kontak Felix? beberapa hari ini aku selalu menghubunginya kenomor ini"

"Selalu?"
Batin Jie heran
"Maksudku ini adalah nomornya, tapi Felix sedang tidak ada disini"

"Ahh,,begitu, syukurlah aku kira Felix mengganti nomornya tanpa memberitahuku"

"Syukurlah?"
Batin Jie lagi namun kali ini ia tampak mulai kesal mendengar wanita itu sering menghubungi Felix

"Kalau begitu nanti aku akan menghubunginya kembali"

"Kau tidak per__"

Bipp

Mata Jie membulat sempurna saat panggilan telepon itu diputuskan begitu saja
"Aishh,,benar-benar"
Ucapnya kesal

Jie meletakkan kembali ponsel Felix keatas nakas, namun ada sesuatu yang mengganjal dihatinya sehingga ia meraih kembali ponsel itu dan segera membukanya
"Kenapa dia menghapus semua riwayat percakapannya bersama wanita bernama Krystal ini"
Guman Jie heran saat melihat papan percakapan Felix kosong

Jie semakin penasaran, ia juga memutuskan melihat riwayat panggilan Felix, namun lagi-lagi ia tidak menemukan panggilan lain selain panggilan tidak terjawab sebanyak lima kali dan panggilan masuk yang ia jawab barusan
"Aneh sekali, aku jelas jelas mendengar wanita itu mengatakan jika mereka sering berkomunikasi"
Ucapnya curiga sembari menatap kekamar mandi

Jie segera meletakkan kembali ponsel Felix keatas nakas saat mendengar pintu kamar mandi terbuka

Taklama Felix muncul dari balik pintu kamar mandi menggunakan kimono handuk
"Kau sudah bangun?"
Tanya Felix pada Jie sembari mengusap-usapkan handuk kecil dirambutnya yang basah

Jie hanya menganggukkan kepalanya tanpa berniat bersuara karena panggilan tadi cukup membuat moodnya rusak pagi ini

Felix mendekati Jie dan berniat membubuhkan sebuah ciuman ucapan selamat pagi dibibir tipis Jie, namun Jie malah mengalihkan wajahnya kesamping
"Ada apa?"
Tanya Felix bingung

"Aku belum sikat gigi"
Jawab Jie datar mencoba menyembunyikan kekesalannya

Felix tersenyum mendengar alasan Jie menghindari ciumannya, ia membuang handuk kecilnya keranjang lalu menangkup wajah Jie dengan kedua tangannya
"Aku tidak peduli"
Felix meraup bibir tipis Jie hingga masuk seluruhnya kedalam mulutnya dan melumatnya dengan intens
"Bibirmu begitu manis, aku sangat menyukainya"
Felix mengecup berkali-kali bibir Jie dengan gemas
"Mulai saat ini tidak ada alasan belum sikat gigi, oke?"
Ucap Felix sembari menatap dalam mata keabuan Jie

Jie menatap nanar Felix yang terlihat begitu tulus padanya, ia mencoba percaya pada Felix dan membuang segala keraguannya terhadap Felix. Jie tersenyum dan menganggukkan kepalanya
"Oke,,"

Felix kembali melumat rakus bibir Jie terlihat dari tulang rahangnya yang bergerak cepat seirama dengan pangutannya

Jie mulai merasa gelisah dengan permainan liar bibir dan juga lidah Felix yang memporak porandakan rongga mulutnya, Jie merasakan bibirnya mulai kebas karena Felix menghisapnya dengan sangat kuat

Tangan lentik Jie masuk diantara helaian rambut dark pink Felix yang basah, ia meremas dan menjambaknya dengan lembut saat merasakan gleyer aneh ditubuhnya akibat permainan lidah Felix

Dengan gerakan sensual Felix mengusap punggung Jie hingga kebagian pinggang dan bokongnya, lalu diremasnya dengan kuat bokong itu membuat Jie mengeram tertahan karena bibirnya dibungkam oleh bibir Felix

Felix melepaskan pangutannya lalu beralih keleher jenjang Jie dihisapnya inci demi inci kulit leher Jie tanpa ada yang terlewatkan, puas dengan tanda kepemilikannya yang terukir dileher Jie, lidah Felix kemudian turun menuju dada Jie yang membusung, dikecupnya payudara sintal itu dengan gemas, kedua tangannya menangkup kedua benda kenyal itu sedang lidahnya dengan liar bermain diputing Jie yang telah mengeras

Jie bergetar saat bibir Felix menghisap dan menggigit putingnya bergantian, jemarinya semakin kuat menjambak rambut Felix saat satu tangan Felix mengusap kewanitaannya

Jie meremang menatap langit-langit kamar Felix, ia terus mendesahkan nama Felix tanpa henti membuat Felix semakin berutal mengeluar masukkan dua jarinya diliang hangat Jie, tak lama setelah itu Jie menegang dan menyemburkan cairan hangatnya dijari-jari Felix

Dengan tergesa Felix membuka kaitan kimono handuknya lalu meloloskannya dari tangannya dan melemparnya kesembarang arah

Felix bersimpuh diantara kedua paha Jie sembari mengarahkan kejantanannya kebibir kewanitaan Jie sudah sangat basah dan memerah karena ulahnya

Dengan satu hentakan Felix membenamkan seluruh kejantanannya dipusat tubuh Jie, dengan ritme sedang Felix menggoyang pinggulnya, berharap Jie menikmati peraduan mereka

Jie mencengkram kuat selimut yang menjadi alas peraduan mereka, saat Felix menghujam sangat dalam pusat tubuhnya
"Fellixx,,,"
Erangnya kuat sembari mendongakkan kepalanya menatap langit-langit kamar Felix

Tanpa lelah Felix berkali-kali menghentak keras kejantannya membentur dinding rahim Jie, ia akan hilang kendali jika mendengar Jie mendesahkan namanya

Desahan dan erangan keras terdengar dari mulut keduanya saat orgasme menghampiri mereka disaat yang bersamaan

®®®

Selesai membersihkan tubuhnya Jie segera memakai gaun mewahnya, dan dengan buru-buru ia merias wajahnya karena ia harus segera berangkat kekantor, peraduannya bersama Felix menyita banyak waktunya hingga ia pun tak sempat untuk sarapan

"Kau kekampus hari ini?"
Tanya Jie tanpa menoleh pada Felix yang duduk disisi ranjang karena ia sibuk memasang antingnya

"Hari ini tidak ada jam kuliah, aku akan berada dirumah"

"Aishh,,kenapa susah sekali"
Kesal Jie saat anting itu tak mau masuk kelubang telinganya

Felix mendekati Jie yang duduk dikursi rias
"Mari kubantu"
Ucapnya sembari mengambil anting dari tangan Jie

Jie membiarkan Felix memasang antingnya sedang ia melanjutkan memakai cincin dan juga gelang ditangannya

"Sebaiknya letakkan satu cermin dikamar ini, agar kau tidak kesulitan berias"

"Tidak perlu"

"Ku lihat kau sangat__"

"Aku bilang tidak perlu"
Jie bangkit dari kursi rias dan berdiri menghadap Felix
"Karena aku memilikimu sebagai cerminku"
Ucapnya sembari tersenyum manis padq Felix
"Bagaimana? apa aku cantik?"

Felix menatap lamat mata indah Jie
"Cantik,,sangat cantik"
Pujinya dengan mata berbinar

"Kalau begitu aku tidak butuh cermin yang lain lagi, sebab cerminku sudah mengatakan bahwa aku cantik, bukan begitu?"

Felix menganggukkan kepalanya sembari tersenyum

"Aku pergi"
Jie mendekatkan wajahnya kewajah Felix dan mendaratkan sebuah ciuman dibibir penuh milik Felix
"Aku mencintaimu"
Ucapnya setelah melepaskan ciumannya

"Aku juga mencintaimu"
Felix juga mendaratkan sebuah ciuman perpisahan dibibir Jie
"Aku akan menunggumu"

Jie menyunggingkan senyumnya pada Felix
"Sampai jumpa nanti malam"
Jie melambaikan tangannya dan segera berlalu dari kamar Felix

"Sampai jumpa belahan jiwaku"
Ucap Felix begitu Jie menghilang dibalik pintu

****
<<

YJ Tower

Hwasa menatap curiga pada Jie yang sejak tadi mengigit bibirnya, Hwasa bahkan tidak bisa fokus pada rapat Direksi yang dihadirinya karena asyik memperhatikan Jie

Setelah rapat selesai Zico segera bangkit dari duduknya untuk membalas salam hormat para jejaran direksi yang menghadiri rapat itu termasuk Jie dan Hwasa, lalu setelahnya ia berlalu terlebih dahulu dari ruangan itu disusul oleh para jajaran direksi yang lain

Hwasa bergegas mengejar Jie dan Zico untuk berjalan beriringan menuju ruangan Zico, sesampainya diruangan orang nomor satu di YJ Group itu Hwasa langsung mendorong Jie membentur pintu
"Kenapa kau terus mengigit bibirmu?!"
Tanyanya curiga

"Apa-apaan kau ini!"
Teriak Zico sembari menarik Jie dari kungkungan Hwasa

"Kau tidak lihat dia menyembunyikan sesuatu dibibirnya?"
Protest Hwasa saat Zico mencoba melindungi Jie

Zico mengalihkan tatapannya kebibir Jie
"Ada apa?"
Tanyanya sembari menyentuh bibir Jie

Jie kembali menggigit bibirnya dan menggelengkan kepalanya pada Zico

Hwasa melipat tangannya didepan dada dan menatap tajam pada Jie
"Jangan bilang anak itu sudah melakukan kekerasan fisik padamu!"

"Yak! jangan berfikir yang aneh-aneh"
Protes Jie dengan melepaskan gigitan bibirnya

Hwasa merasa lega begitu melihat bibir Jie baik-baik saja, ia tersenyum sembari melepas kaitan tangannya dan berjalan menuju sofa, sedang Jie hanya terpaku melihat sikap aneh Hwasa
"Ada apa? kenapa kau tersenyum?"
Tanya Jie penasaran

"Tidak ada"
Jawab Hwasa singkat sembari meraih majalah bisnis yang ada dimeja
"Apa semua pria muda seagresif itu"
Gumannya dengan tersenyum geli

"Ada apa dengannya?"
Tanya Jie pada Zico yang berdiri disebelahnya

Zico mengendikkan bahunya tidak tau
"Mungkin itu efek dari stressnya"

"Stress?"
Tanya Jie tak percaya

"Stress karena dia harus memeriksa semua hasil kerja pamanmu sejak sepuluh tahun yang lalu"

"Apa dia menemukan sesuatu yang mencurigakan?"

"Aku belum yakin, dia sedang mendalaminya"

Jie menganggap serius ucapan Zico, hingga sebuah ide muncul difikirannya

"Apa kau sudah tau kalau SamD akan kembali hari ini?"

Seketika ide itu buyar begitu saja dari kepalanya Jie saat ia mendengar nama SamD
"Hari ini?"
Tanyanya memastikan

Zico menganggukkan kepalanya mengiyakan
"Apa SamD tidak menghubungimu?"

"Mungkin dia akan membuat kejutan untukku"
Ucap Jie sembari menunjukkan smirk jahat diwajah cantiknya

Zico menatap ngeri pada Jie yang tampak begitu menakutkan
"Jangan bilang kau akan__"

"Saatnya berburu!"
Ucap Jie dengan penuh semangat

"Nona!"
Teriak Zico kuat saat Jie berbalik mengarah kepintu, teriakan itu sontak membuat Hwasa bangkit dari duduknya
"Mau kemana dia?"
Tanya Hwasa pada Zico yang tampak begitu frustrasi

"Wanita itu akan mati ditangannya"

"Wanita?"
Tanya Hwasa bingung, namun detik berikutnya Hwasa menyadari siapa yang dimaksudkan oleh Zico
"Bagaimana ini?"
Tanyanya panik

"Cepat pergi kebandara dan hentikan dia!"

"Aishhh,,,"
Dengan kesal Hwasa keluar dari ruangan Zico untuk menyusul Jie menuju bandara

Zico mengendurkan dasinya yang terasa mencekik lehernya
"Sampai kapan kau akan terus seperti ini nona"
Ucapnya putus asa

****
<<

Lacto Caffe

Felix memandangi Krystal yang sedang menikmati minumannya
"Apa tidak masalah kita bertemu disini?"
Tanya Felix memastikan

Krystal menggelengkan kepalanya sembari meminum caramel machiatto kesukaannya dari sedotan yang ada dimulutnya
"Ini adalah caffe milikku, jadi aku bebas melakukan apapun disini"
Jelasnya pada Felix setelah melepas sedotan itu dari mulutnya

"Maaf,,aku baru tau jika kau adalah seorang artis"

Krystal tersenyum mendengar kepolosan Felix
"Tidak masalah, aku senang sekali kau mau berteman denganku bukan karena aku adalah seorang artis"

"Apa orang-orang berteman denganmu karena kau adalah seorang artis?"

"Kebanyakan begitu"

"Apa yang membuat mereka melakukan hal itu?"

"Hmm,,,"
Krystal tampak berfikir
"Popularitas mungkin"

"Popularitas?"
Tanya Felix bingung

Krystal menghembuskan nafasnya melihat kepolosan Felix
"Jadi, mereka mendekatiku hanya untuk mendapatkan popularitas saja, tidak murni untuk menjalin kedekatan denganku"
Krystal kembali berfikir untuk menyederhanakan ucapannya
"Hmm,,ketenaran, ya,,ketenaran"
Ucapnya yakin

Felix mencoba mencerna ucapan Krystal
"Apa seorang artis bisa mengalahkan ketenaran seorang millionaire?"

Sontak Krystal tertawa keras mendengar pertanyaan polos Felix padanya

"Kenapa kau tertawa?"
Tanya Felix dengan raut wajah kesal

"Maaf,,,maaf aku tidak bermaksud menertawaimu"
Krystal berusaha menahan tawanya saat melihat kekesalan Felix
"Bukan hanya seorang millionaire, tapi juga ketenaran seorang presiden"
Jawabnya serius

"Benarkah?"
Tanya Felix antusias

Krystal menganggukkan kepalanya yakin
"Seorang artis atau idol terkenal akan menjadi pusat perhatian kemanapun ia pergi, asal ia bisa menunjukan bakat dan talentanya untuk menghibur banyak orang, tentunya dengan visual yang menjual"

Felix mengetuk jari-jarinya diatas meja ketika mendengar penjelasan Krystal

"Kenapa? kau tertarik menjadi seorang aktor atau idol?"
Tanya Krystal curiga saat melihat wajah serius Felix

Felix mengalihkan tatapannya pada Krystal
"Kau bisa membantuku?"

Deg

****
<<

Crush mengejar Jie yang berjalan dengan langkah cepat didepannya, ia tidak bisa menghentikan Jie seperti yang diperintahkan Zico padanya

Drettt…drettt…drettt…

Crush meraih ponsel yang bergetar disaku celananya dan melihat nama Hwasa disana

"Hallo nona Hwasa"

"Dimana Jie?"

"Dipintu kedatangan international nona"

"Cepat tahan dia!"

"Aku tidak bisa melakukannya nona, karena nona Jie mengancam akan memecatku"

"Aishhh,,benar-benar"

"Maafkan saya nona"
Sesal Crush

"Ya sudah, sebisa mungkin tetaplah berada didekatnya"

"Baik nona"

Bipp

Crush memasukkan ponsel itu kesaku celananya dan berlari mengejar Jie yang telah berjalan jauh didepannya

®®®

Terkejutnya SamD saat melihat kehadiran Jie dipintu kedatangan
"Lindungi dia"
Perintah SamD pada bodyguard yang mengawalnya sembari menoleh pada wanita yang mengandeng lengan kirinya

"Baik tuan"
Jawab sang bodyguard patuh

Melihat Jie berdiri dipintu kedatangan, wanita yang mengendeng lengan SamD semakin mengeratkan cengkraman tangannya, tampaknya ia sengaja melakukan hal itu agar Jie melihatnya

Dengan kacamata hitam yang bertengker dihidung mancungnya Jie berdiri dengan berpangku tangan dan menyaksikan secara langsung kemesraan SamD dan wanita yang menempel dilengan SamD
"Akan kupatahkan kakimu"
Guman Jie dengan mengangkat sebelah bibirnya

Menggunakan tangan kanannya SamD mengendurkan dasi yang terasa mencekik lehernya saat melihat senyum Jie dari kejauhan, ia berusaha bersikap tenang walau ia yakin sesuatu yang buruk akan terjadi, ia segera melepaskan tangan wanita itu dari lengannya saat jaraknya dengan Jie semakin dekat

Tampak kekecewaan diwajah wanita itu saat SamD melepaskan gandengan tangannya, namun ia tidak bisa marah atapun kecewa pada SamD sebab ia paham statusnya hanya sebagai kekasih gelap SamD

"Selamat datang calon suamiku"
Ucap Jie dengan penuh penekanan sembari menunjukan senyum terbaiknya pada SamD

SamD ingin mendekati Jie namun Jie malah memundurkan langkahnya
"Ada apa?"
Tanya SamD bingung

"Lepaskan jasmu"

"Kenapa?"

"Parfum murahan yang menempel dijasmu bisa membuat kulitku alergi"
Ucap Jie dengan angkuh tanpa berniat melepaskan pangkuan tangannya

Tanpa bantahan lagi SamD segera melepas jasnya dan menjatuhkannya kelantai
"Kau puas? apa sekarang aku boleh memelukmu?"

Jie membuka kaca mata hitamnya dan menganggukkan kepalanya mengiyakan

SamD segera mendekati Jie dan memeluknya dengan sangat erat
"Aku sangat merindukanmu nona"
Ucapnya sembari mengecup daun telinga Jie dengan sayang

Mata keabuan Jie menatap benci pada wanita selingkuhan SamD
"Aku juga sangat merindukanmu calon suamiku"
Ucapnya manja sembari tersenyum remeh pada wanita itu

SamD melepaskan pelukannya lalu menatap wajah cantik Jie dengan penuh kekaguman
"Kau cantik sekali"
Pujinya sembari mengusap wajah cantik Jie

"Benarkah? wahh,,aku tersanjung mendengar pujianmu s.a.y.a.n.g"
Ucap Jie penuh penekanan sembari meraba sensual dada bidang SamD
"Berikan aku sebuah ciuman"

Deg

Mata SamD membulat sempurna mendengar permintaan Jie
"Ciuman?"
Tanyanya dengan senyum kaku

"Kenapa? kau tidak mau menciumku? atau kau malu karena kita ada ditempat umum?"
Jie semakin menempelkan tubuhnya dengan tubuh SamD untuk mengikis jarak diantara mereka

"Bu__bukan begitu"
Jawab SamD terbata

"Lalu?"
Jie memainkan jari telunjuknya dibibir penuh milik SamD
"Kau tau benar bukan, kalau aku tidak suka penolakan"

SamD tersenyum melihat sikap kekanak kanakan Jie
"Kau akan menyesali ini"
Senyum SamD hilang seketika, ia manarik tangan Jie dari mulutnya dan mendaratkan bibirnya tepat dibibir Jie yang tipis, refleks tangannya menekan tekuk dan punggung Jie untuk memperdalam ciumannya

Jie melingkarkan tangannya dipinggang SamD dan membalas pangutan SamD tidak kalah gencarnya, mereka mengabaikan orang-orang yang ada disana termasuk wanita yang datang bersama SamD

Wanita itu mengalihkan tatapannya kearah lain, karena ia tidak tahan melihat pria yang dicintainya mencium wanita lain tepat dihadapannya, tanpa ia sadari air matanya mengalir dipipinya yang cantik atas perlakuan kejam SamD dan Jie yang sangat melukai hatinya

SamD melepaskan pangutannya sebentar untuk menghirup oksigen, lalu ia memiringkan sedikit kepalanya dan kembali melumat bibir Jie dengan rakus

Tangan Jie naik kepunggung SamD, diraba dan dipijitnya dengan lembut punggung lebar itu, Jie mulai merasakan suhu tubuhnya naik akibat ciuman panasnya dengan SamD

Crush dan Hwasa menghentikan langkah mereka saat melihat SamD dan Jie berciuman panas dimuka umum
"Wajah mereka akan menghiasi beranda pemberitaan hari ini"
Ucap Hwasa pasrah saat melihat puluhan pasang mata menyaksikan aksi gila Jie dan SamD

"Kita harus menghentikan mereka"
Ucap Crush pada Hwasa ketika orang-orang yang ada disana merekam adegan itu dengan ponsel pribadi mereka

"Tidak ada yang bisa menghentikan kedua orang gila itu"
Hwasa tampak begitu putus asa, yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah dan menunggu aksi gila Jie dan SamD meledak disemua situs pemberitaan

"Sebaiknya kita pergi nona"
Ucap bodyguard SamD pada wanita cantik yang ada didepannya

Dengan kasar wanita itu mengusap air matanya lalu melanjutkan langkahnya menuju pintu penjemputan namun langkahnya terhenti saat mendengar suara bass yang begitu nyaring diindra pendengarannya

"Oiii,,!"

Deg


****
<<

Tbc…


****
<<

Jangan lupa Vote dan tinggalkan komentar ya Readers. .

Thank you 💋

Continue Reading

You'll Also Like

28.9M 618K 22
🔴DILARANG KERAS PLAGIAT/JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN kalo lo mau di hargain,hargain orang!🔴 ❗️original story by inigue18❗️ 🕊 "Truth or dare?" "Dare...
8.6M 175K 134
18++ adult content, teenage story Claudya POV Hai! Aku Claudy, aku punya dua sahabat kecil yang dekat sekali denganku. Kenzo dan Daniel. Sebenarnya a...
4.9K 1K 16
-It's not a matter of position but a question of taste-
415K 2.9K 5
Alena Damiati Queen, adalah seorang artis sekaligus bungkus seorang modeling. Lena biasa dipanggil akrab oleh teman-teman atau sahabat dekatnya. Hubu...