CHANGE • Felix Lee

By AvrilDominic

18.9K 1.4K 1.9K

Suara Khas yang dimiliki keduanya membawa mereka pada takdir yang sama. Takdir yang membawa perubahan besar b... More

Change 1
Change 2
Change 3
Change 4
Change 5
Change 6
Change 7
Change 8
Change 9
Change 10
Change 11
Change 12
Change 13
Change 14
Change 15
Change 16
Change 17 (NC+21)
Change 18
Change 20 (NC+25)
Change 21 (NC+21)
Change 22
Change 23
Change 24
Change 25
Change 26
Change 27
Change 28
Change 29
Change 30
Change 31
Change 32
Change 33
Change 34 (NC+21)
Change 35
Change 36
Change 37
Change 38
Change 39
Change 40 (NC+21)
Change 41
Change 42 (NC+25)
Change 43
Change 44
Change 45
Change 46
Change 47
Change 48
Change 49 (NC+17)
Change 50
Change 51
Change 52
Change 53
Change 54
Change 55
Change 56 (NC 21+)
Change 57
Change 58
Change 59
Change 60

Change 19

285 28 42
By AvrilDominic

Vote tanda Bintang diujung kiri bawah ya Readers :)

****
>>

"Felix!"

Felix sontak membuka matanya begitu ia mendengar seseorang meneriaki namanya, namun ia tidak berniat melepaskan pangutan itu sampai akhirnya Jie yang melepaskannya
"Ini,,ini tidak seperti yang kau lihat"
Ucap Jie salah tingkah

"Bagaimana_"
Irene menggelengkan kepalanya, tampak jelas raut kekecewaan diwajah Irene
"Bagaimana kalian__"

"Aku sudah katakan bahwa ini tidak seperti yang kau lihat"
Jie terus mencoba agar Irene tidak salah paham padanya dan Felix

"Tidak seperti yang kulihat?! aku jelas-jelas melihatmu dan Felix berciuman dengan mesra!"

"Tapi kami tidak___"

"Apa yang coba kau jelaskan padanya!"
Teriak Felix memotong ucapan Jie

"Felix, ayo jelaskan padanya bahwa kita___"

"Bahwa kita saling mencintai"

Brukkk

Seketika itu juga Irene terkulai dilantai, kakinya mendadak lemas begitu mendengar pengakuan Felix

"Aishhh!"
Gertak Jie pada Felix dengan tatapan horornya lalu segera mendekati Irene yang terlihat begitu menyedihkan dilantai
"Bangunlah"
Ucapnya sembari berjongkok dihadapan Irene
"Semua yang dikatakannya adalah bohong"

Irene menghentikan tangisannya dan menatap sendu pada Jie
"Bagian mana yang bohong?"

"Aku sebentar lagi akan menikah dengan pria kaya bernama Simon Dominic, jadi semua yang dikatakannya itu tidaklah benar"

"Benarkah?"
Tanya Irene memastikan

Jie mengangguk yakin
"Cepatlah bangun karena kakiku sudah sangat sakit"

Akhirnya Irene mau bangkit dari lantai dengan bujukan Jie
"Sebaiknya kalian selesaikan permasalahan diantara kalian"
Saran Jie kepada Felix yang mambuang pandangannya kearah lain
"Jangan keras kepala Felix!"

Felix memutar bola matanya malas
"Memang sudah seharusnya diselesaikan dengan cepat"
Ucap Felix datar sembari melangkah meninggalkan ruang kerja Jie

"Ayo susul dia"
Ucap Jie lembut pada Irene yang masih sesenggukan disebelahnya
"Ajak dia bicara baik-baik, oke"
Jie mengusap punggung Irene untuk menenangkannya

Irene mengangguk dan segera menyusul Felix namun langkahnya terhenti saat melihat Felix menoleh kebelakang sembari memegang knop pintu ruang kerja Jie
"Aku tunggu di apartment"
Ucap Felix kepada Jie sebelum ia keluar dari ruang kerjanya

"Eishhh,,sial__"
Lagi-lagi Jie menghentikan umpatannya, ia tidak ingin Felix mendengar kata-kata kasar dari mulutnya. Jie berjalan dengan lemah menuju kursi kebesarannya, lalu mendudukkan bokongnya disana
"Bagaimana mungkin aku meminta pria yang kucintai berbicara dengan wanita lain"
Guman Jie dengan tersenyum miris

****
<<

Felix mendudukkan bokongnya dikursi taman yang berjarak tidak jauh dari YJ Gallery
"Duduklah"
Perintahnya pada Irene yang sejak tadi mengekornya

Irene mengikuti perintah Felix dan ikut duduk tepat disebelah Felix
"Apa kau begitu membenciku?"

"Aku tidak pernah membencimu"

"Lalu apa ini?"

"Kau tanyakan sendiri pada dirimu"

Irene menatap lirih pada Felix
"Kenapa kau berubah secepat ini Felix? sebenarnya apa yang terjadi padamu? hmm?"

"Setelah Ayah dan Ibuku meninggal hampir setiap malam sebelum aku tidur, aku selalu berharap agar keesokan paginya aku tidak terbangun lagi, tapi setelah aku bertemu dengan wanita itu aku tidak pernah lagi berharap demikian, karena aku ingin tetap hidup agar bisa selalu berada disisinya"

Mata Irene berkaca-kaca mendengar penuturan Felix
"Apa kau mencintainya?"
Tanyanya lirih sembari menahan air mata yang telah membendung dipelupuk matanya

"Awalnya aku tidak yakin dengan perasaanku, aku fikir ini hanyalah rasa iba karena dia merelakan dirinya terluka demi menyelamatkan aku"

"Terluka?"
Tanya Irene bingung

Felix mengalihkan tatapannya dari Irene
"Hari itu Bobby dan teman-temannya ingin mencelakaiku agar aku tidak bisa ikut sebagai utusan ke olimpiade, dengan cara mematahkan tanganku"

Mata Irene menyipit mendengar penuturan Felix

"Tapi wanita itu datang menyelamatkan aku, dia rela menggantikan tangannya untuk dipukuli oleh Bobby, dan karena kejadian itu dia kehilangan kemampuan untuk menggerakkan jari-jarinya, tidak hanya itu saja wanita itu juga mengorbankan punggung kecilnya dihantam oleh stick baseball hanya untuk melindungi aku dan karena kejadian itu tujuh rusuk sejatinya patah"
Felix tersenyum getir mengingat kejadian mengerikan itu
"Wanita itu mengorbankan impiannya sebagai seorang pelukis hanya untuk menyelamatkan mimpi seorang pria yang setiap malam berharap mati dikeesokan paginya"
Felix kembali menatap Irene yang ada disebelahnya
"Jika kau ada diposisiku, kau juga akan merasakan kebingungan yang sama bukan?"

"Lalu bagaimana kau bisa yakin bahwa kau mencintainya?"

"Tepat setelah aku menyatakan cintaku padamu"

Irene bingung dengan maksud ucapan Felix
"Bagaimana bisa kau___"

"Malam ketika kita berada dikamar hotel, saat itu tanganku memang memelukmu namun hati dan fikiranku hanya kepada wanita itu"

Hati Irene teriris mendengar semua pengakuan Felix
"Karena itu kau tidak mau menyentuhku?"

Felix menganggukkan kepalanya sebagai jawaban
"Malam itu ingin rasanya aku berlari menemuinya"

"Kenapa kau tidak melakukannya?"

"Karena aku kasihan padamu"

Air mata yang sejak tadi ditahan oleh Irene akhirnya jatuh begitu saja dipipi cantiknya

"Maafkan aku, sungguh aku sangat menyesal"
Ucap Felix dengan rasa bersalah
"Aku tidak tau jika manusia dapat berubah secepat itu"
Ucapnya coba membela diri

"Kau benar-benar menyakitiku Felix"
Ucap Irene pilu

"Maafkan aku Irene,,sungguh aku begitu menyesal"
Ucap Felix penuh sesal
"Aku telah coba untuk memikirkanmu tapi wanita itu telah menguasi segala fikiranku"

Irene semakin terpukul mendengar kejujuran Felix
"Kau sangat melukaiku Felix"
Ucapnya kecewa

Irene mengalihkan tatapannya dari Felix lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya
"Kau membuatku terlihat begitu menyedihkan"
Ucapnya lirih ditengah isakannya

Felix merasa bersalah karena sudah melukai perasaan Irene namun ia tidak punya pilihan lain, karena ia tidak mau jika Irene terus berfikiran bahwa dirinya mencintai Irene

Felix menepuk-nepuk punggung irene dengan lembut untuk menenangkannya

****
<<

Miroh Apartment…

Dengan langkah lemah Felix memasuki apartmentnya dan melihat Jie duduk disofa dengan memeluk lututnya
"Kau bilang akan menungguku, tapi akhirnya aku yang menunggumu"
Ucap Jie begitu mendengar suara dentingan lift

"Irene menangis semalaman ditaman, aku kasihan padanya jadi aku menemaninya disana sampai pagi"

"Apa dia baik-baik saja?"

"Aku yakin dia akan baik-baik saja, Irene adalah wanita yang kuat"

"Baguslah kalau begitu"

Felix berjalan mendekati sofa dan mendudukkan bokongnya tepat disebelah Jie
"Kenapa kau tidak tidur dikamar?"

"Aku ingin menunggumu"

Felix merapikan anak rambut Jie yang menutupi wajahnya lalu mengaitkannya dibelakang telinga Jie
"Kau bisa menungguku sembari berbaring diranjang"

Jie menggelengkan kepalanya
"Aku sangat khawatir"

"Apa yang kau khawatirkan?"

"Aku khawatir Irene akan merebutmu dariku"

"Bukankah kau akan menikah dengan pria kaya bernama Simon Diminic?"

Jie menatap lekat mata kebiruan Felix
"Jadilah selingkuhanku"

Refleks Felix membungkam bibir Jie dengan bibirnya begitu ia mendengar persetujuan Jie atas keinginanya

Jie melepaskan kaitan tangannya yang sejak tadi memeluk lututnya dan mengalihkannya ketengkuk Felix untuk memperdalam ciuman mereka, dengan rakus keduanya saling melumat, menyesap dan bertukar saliva, mereka melakukannya dengan terburu-buru seakan hari esok tak ada lagi bagi mereka

Decakan peraduan bibir mereka terdengar nyaring memenuhi ruang utama apartment Felix, tidak ada yang ingin mengalah, keduanya berusaha menguasi satu sama lain, keduanya sama-sama kehilangan kendali, keduanya sama -sama terbakar oleh cinta mereka

®®®

Felix mengecup pundak dan juga punggung Jie berkali-kali membuat Jie tersenyum dalam tidurnya
"Aku masih sangat lelah Felix"
Ucapnya dengan suara Bass miliknya. Dengan sangat hati-hati Jie membalik tubuhnya untuk tidur terlentang karena sofa diruang utama tidak cukup besar untuk mereka bergerak dengan leluasa

"Aku selalu menginginkanmu"
Ucap Felix sembari mencium belahan payudara Jie
"Kau seperti heroin yang membuatku candu"

Jie tersenyum mendengar ucapan Felix
"Izinkan aku beristirahat sebentar"
Ucapnya sembari mengusap lembut rambut dark pink milik Felix

Felix menganggukkan kepalanya mengiyakan
"Aku mencintaimu"

Jie tersenyum mendengar ucapan cinta Felix padanya

"Maaf karena aku butuh waktu yang lama untuk menyadari perasaanku, dan sekarang aku sadar bahwa aku begitu mencintaimu"
Ucap Felix dengan tulus

Jie mempautkan tangannya dengan tangan Felix dan menggenggamnya dengan erat
"Aku juga mencintaimu"
Jie menunjukan senyum terbaiknya pada Felix

Felix mencium bibir Jie dan melumatnya sebentar lalu segera melepasnya
"Tidurlah, aku akan menemanimu"
Felix mengeratkan pelukannya ditubuh telanjang Jie, ia membiarkan Jie tertidur sebentar agar energy Jie kembali pulih setelah lelah meladeni hasrat gilanya berkali-kali

Felix memandang iba wajah lelah Jie yang tertidur pulas dilengan berototnya, ia sadar jika ia sedikit memaksa Jie untuk melayani hasratnya yang sedang berada dipuncak
"Aku akan melakukan apapun untuk membahagiakanmu"
Bantinya, lalu perlahan matanya tertutup untuk menyusul Jie kedunia mimpi

****
<<

Mixtape Apartment…

Krystal menatap malas Zico yang duduk menyilangkan kaki disofa ruang tamunya
"Kau tau jam berapa ini?"
Ucapnya kesal

"Aku baru selesai meeting dan aku langsung kemari"
Jawab Zico sembari menuangkan red wine kegelasnya
"Kenapa kau baru mandi dijam larut seperti ini?"
Tanyanya heran lalu meneguk red wine itu sampai tandas

"Aku baru kembali dari lokasi shooting"
Krystal melepaskan handuk yang melilit dirambutnya yang basah
"Sepertinya sekarang kau sudah tidak punya waktu lagi untukku setelah nonamu itu kembali"
Ucapnya sarkastik sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk itu

"Jie tidak ada hubungannya dengan kesibukanku"
Zico melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya mendengar ucapan tak berlandas Krystal

Krystal menggantungkan handuk itu dibahunya
"Kau terus saja membelanya!"
Teriak Krystal dengan berkecak pinggang menghadap Zico

Zico menghembuskan nafasnya kasar melihat kemarahan Krystal
"Duduklah, kau seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya"

"Apa kau sedang bermain-main denganku?!"

Zico mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan bodoh Krystal
"Cepat pakai bajumu, sebelum aku melarangmu memakai baju hingga pagi"

Krystal mempautkan bibirnya kesal

"Kau tidak dengar aku?"
Zico mengisi kembali red wine itu kegelasnya dan langsung meneguknya habis
"Aku akan menghitung sampai tiga, jika kau tidak juga mengganti bajumu maka jangan salahkan aku"

Krystal sama sekali tidak mendengarkan ucapan Zico, ia malah menatap Zico dengan tatapan horor

"Satu,,,dua,,,ti__"
Mata Zico membulat sempurna saat Krystal menjatuhkan handuknya kelantai
"Kau bangunkan singa yang tidur!"
Zico melepaskan jasnya dan segera bangkit dari sofa menghampiri Krystal layaknya singa yang menerkam mangsanya, dengan rakusnya Zico melumat bibir penuh milik Krystal, sedang tangannya menekan kuat tekuk Krystal untuk memperdalam ciumannya

Krystal melompat kepinggang Zico dan membalas pangutan Zico tidak kalah gencarnya, kemarahannya akan sirna begitu saja jika ia sudah melihat mata sayu kekasihnya itu

Zico berjalan menuju kamar Krystal dan membaringkan tubuh Krystal diatas ranjang, dengan tergesa ia menanggalkan seluruh pakaiannya dan merangkak naik keatas tubuh telanjang Krystal dengan hasrat yang menggebu-gebu, ia ingin secepatnya menikmati tubuh indah kekasihnya itu

Krystal membuka lebar kakinya agar Zico lebih leluasa memasukinya, ia meringis saat milik Zico menembus pusat tubuhnya tanpa melakukan foreplay terlebih dahulu. Zico menggerakkan pinggulnya dengan liar, membuat Krystal mengeram menahan perih dan nikmat diwaktu yang bersamaan

Zico tersenyum melihat wajah kesakitan bercampur nikmat yang Krystal tunjukan padanya
"Bagaimana? kau masih ingin melawanku? hmm?"
Tanyanya dengan mengeratkan giginya

Krystal menggeleng sembari mengigit bibir bawahnya

Zico tersenyum puas melihat Krystal menyerah dibawah kuasanya
"Jangan berfikir yang aneh-aneh karena aku hanya mencintaimu"
Zico berkali-kali mencium bibir Krystal yang telah membengkak karena ulahnya
"Kau mengerti?"

Krystal menganggukkan kepalanya sembari tersenyum kepada Zico
"I love you"

"I love you too baby"
Zico semakin mempercepat goyangan pinggulnya untuk segera menyelesaikan peraduannya bersama Krystal agar ia bisa segera mengistirahatkan tubuh lelahnya

®®®

"Kau sudah mau pergi?"
Tanya Krystal dengan suara khas orang bangun tidur saat melihat Zico mengenakan kemejanya

Zico menganggukkan kepalanya sembari menoleh keranjang
"Aku akan lebih dulu kerumah untuk berganti pakaian baru setelahnya aku pergi ke kantor"

"Hmm"
Jawab Krystal dengan gumanan

"Kau tidak ada jadwal shooting hari ini?"

Krystal menggelengkan kepalanya lemah
"Kapan kita bisa bertemu lagi?"

Tangan Zico yang sibuk mangancing kemejanya berhenti bergerak saat mendengar pertanyaan Krystal

"Kau tidak bisa jawab? atau kau juga tidak yakin kapan kau bisa menemuiku lagi?"

Zico menghembuskan nafasnya kasar, lalu melanjutkan mengancing kemejanya kembali

Mata Krystal mulai berkaca-kaca melihat Zico mengabaikannya
"Kenapa rasanya begitu sulit"
Krystal membalikkan tubuhnya membelakangi Zico
"Rasanya aku tidak sanggup lagi"

"Apa maksud ucapanmu?!
Zico mulai curiga dengan maksud dari ucapan Krystal

"Ini tidak akan berhasil, sebaiknya kita___"

"Aku tidak mau berpisah denganmu"

"Kau pria egois"

"Ya aku pria egois! kau boleh mengatakan apa saja, tapi tidak dengan berpisah dariku"

"Pergilah aku benci melihatmu!"

Zico mengusap kasar wajahnya melihat kemarahan Krystal padanya
"Bisakah kau melihatku sebelum aku pergi"

"Aku bilang_mmpphhh"
Dengan gerakan cepat Zico membalik tubuh Krystal dan menciumnya dengan gencar dan menuntut

Krystal tak menolak dan juga tak membalas ciuman itu, ia hanya diam dengan linangan air mata diujung matanya

Zico menghentikan pangutannya saat Krystal tak juga membalas pangutannya itu
"Tunggulah sebentar lagi, aku sedang berusaha agar kita bisa hidup bersama"

"Aku sangat kesepian, tolong pahami aku"

"Iya aku paham, aku mengerti"
Ucap Zico sembari mengusap jejak air mata Krystal
"Aku tak bisa hidup tanpamu, aku mohon jangan ucapkan kata perpisahan lagi, hmm?"

Krystal menganggukkan kepalanya lemah
"Maafkan aku"
Ucapnya penuh sesal

Zico mengusap sayang wajah cantik Krystal
"Kau tidak salah akulah yang salah, aku akan perbaiki semuanya, aku janji"

"Aku percaya padamu"

Zico merasa sangat bahagia melihat Krystal akhirnya tersenyum kembali
"Kalau begitu aku pergi dulu, aku akan menghubungimu"

Krystal menganggukkan kepalanya mengiyakan

Zico segera keluar dari kamar Krystal menuju ruang tamu untuk mengambil jasnya yang tertinggal disana lalu bergegas menuju kediamannya untuk berganti baju karena ia ada rapat dengan para pemegang saham pagi ini

****
<<

YJ Tower…

"Wahh,,,kau tampan sekali"
Puji Jie pada Zico saat ia tiba diruang orang nomer satu YJ Group itu

Zico menatap curiga pada Jie
"Ada apa ini? kemarin kau terlihat seperti hantu tapi pagi ini kau terlihat begitu ceria"

Jie mengendikkan bahunya acuh

"Aku dapat kabar bahwa SamD tidak menghadiri rapat pemegang saham pagi ini, apa SamD masih di LA?"

"Mungkin jalang itu masih menahannya"

Zico menghembuskan nafasnya kasar
"Kalian memang pasangan gila"

Jie tersenyum kecut mendengar ucapan Zico
"Setidaknya untuk saat ini itulah yang terbaik"

"Agar kau juga bisa dengan leluasa bertemu selingkuhanmu?"

"Siapa yang kau maksud dengan selingkuhan putriku?"

Deg


****
<<

District Nine Entertainment…

Dengan kaca mata hitam yang bertengker dihidung mancungnya Krystal memasuki agensi yang sudah menaunginya lebih dari satu dekade itu dengan tergesa untuk mengahadiri rapat bersama tim produksi untuk membicarakan project pembuatan album barunya, ia sudah benar-benar terlambat karena seharusnya rapat itu dimulai lima belas menit yang lalu
"Aishh,,bagaimana aku bisa lupa dengan meeting hari ini"
Gumannya kesal sembari menekan tombol up dilift

Setelah lift terbuka Krystal bergegas menuju ruang meeting, dan saat ia masuk keruangan itu seluruh tim produksi telah menunggunya disana
"Maaf atas keterlambatanku"
Ucapnya dengan senyum dipaksakan

"Kau adalah artis kesayangan Presdir jadi terlambat sedikit bukanlah masalah, lagi pula Presdir tidak akan menggagalkan pembuatan albummu apapun alasannya, bukan begitu?"
Ucap seorang staff produksi dengan ketus

Krystal berdecih mendengar ucapan yang sangat menyinggungnya itu
"Beliau sayang padaku karena aku banyak memberikan keuntungan padanya, jadi jika kau juga ingin menjadi kesayangannya maka bekerjalah dengan benar"
Tegas Krystal pada pria yang baru saja menyinggungnya

"Maafkan ucapan staff kami nona, sebaiknya kita mulai saja rapatnya"
Ucap sang leader tim untuk menenangkan Krystal

"Moodku hilang, aku tidak mau bekerja dengan tim kalian lagi"

"Tapi nona___"

"Kau bicara saja pada Presdir"
Ucap Krystal kesal dan segera berlalu dari sana

Sang leader tim menatap tajam staffnya yang telah lancang menyinggung Krystal
"Aishhh,,! seharusnya kau berhati-hati dalam bicara!"
Ucapnya kesal

®®®

Brakkk

Gray terkejut saat tiba-tiba pintunya dibuka dengan kasar dari luar
"Bukankah seharusnya kau meeting bersama tim produksi sekarang?"

"Aku mau tim yang lain"
Ucap Krystal dengan santainya sembari melepas kacamata yang bertengker dihidungnya

"Kenapa? apa ada masalah?"

"Siapkan tim yang lain karena aku tidak mau berkerja dengan mereka"

Gray memejamkan matanya sembari menghembuskan nafasnya kasar mendengar keputusan sepihak Krystal
"Tidak bisa, karena semua tim sedang mengerjakan project"

"Kalau begitu kita tunda saja pembuatan albumnya"

"Yak!"
Pekik Gray dengan kuat
"Berhenti melakukan semua hal sesuka hatimu! aku sudah sangat muak dengan sikapmu ini!"

Krystal berdecih mendengar perkataan Gray
"Kalau begitu mari kita akhiri kontrak ini"

"Yak!"

"Berhenti berteriak padaku!"
Krystal memakai kembali kacamata hitamnya dan segera meninggalkan ruang orang nomer satu di District Nine Entertainment itu

"Kau mau kemana? aku belum selesai bicara!"
Teriak Gray untuk menghentikan Krystal namun Krystal mengabaikannya begitu saja
"Aishhh,,!"
Gray membuang berkas yang ada dimeja kerjanya saat Krystal mengabaikannya
"Kau terus mengabaikannya aku"
Ucapnya putus asa

****
<<

Sun Memory Hill…

"Selamat ulang tahun Ibu"
Krystal mencium bucket mawar putih yang ada ditangannya sebelum meletakkannya diatas pusara Ibunya yang meninggal lima tahun lalu karena sakit kanker yang dideritanya

Krystal mengusap nisan Ibunya dengan mata yang berkaca-kaca
"Maafkan aku Ibu karena sampai saat  ini aku belum membawa kekasihku kemari"
Ucapnya lirih
"Aku sangat kesepian Ibu, aku benar-benar kesepian"
Isaknya pilu didepan pusara Ibunya
"Aku ingin bersamamu Ibu,,"
Krystal menangis sejadi-jadinya untuk mencurahkan segala kegundahan dihatinya

"Ambil ini"

Krystal menghentikan tangisannya saat seseorang berdiri didekatnya dan memberinya sebuah sapu tangan

"Ayo ambillah"

"Suara itu,,"
Krystal mendongakkan wajahnya untuk melihat siapa pemilik suara berat yang tak asing ditelinganya

Deg


****
<<

Tbc…

****
>>

Jangan lupa Vote dan tinggalkan komenyar ya Reafers.  .

Thank you 💋







Continue Reading

You'll Also Like

28.9M 618K 22
🔴DILARANG KERAS PLAGIAT/JIPLAK DALAM BENTUK APAPUN kalo lo mau di hargain,hargain orang!🔴 ❗️original story by inigue18❗️ 🕊 "Truth or dare?" "Dare...
1K 431 11
❞𝑨𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒎𝒖. ❞ 𝑳𝒆𝒆 𝑱...
36.1K 1.7K 4
[COMPLETED STORY] WARNING! MATURE AREA. NC21+ TIDAK SUKA CERITA RANAH DEWASA, JANGAN DIBACA! Hanya sedikit untuk memberikan kesempatan, semuanya akan...
811K 12.3K 21
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...