Vote tanda Bintang diujung kiri bawah ya Readers :)
****
<<
Felix menghentikan langkahnya saat melihat seorang gadis duduk termenung dikursi taman, ia menghela nafas lalu melanjutkan langkahnya untuk menghampiri gadis itu
"Kau sudah lama disini?"
Tanya Felix pada gadis itu sembari mendudukkan bokongnya tepat disebelahnya
Mendengar suara berat yang begitu ia rindukan, sontak Irene menoleh kesamping untuk melihat wajah tampan yang sudah sebulan tidak dilihatnya
"Aku akan menunggumu selama apapun itu"
Ujarnya dengan tersenyum manis
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu"
"Bisakah kita bicara sembari makan malam, aku sangat lapar"
Ucap Irene dengan wajah menggemaskan
Felix mengingat janjinya dengan Jie, bahwa ia akan makan malam bersama dirumah
"Aku tidak__"
"Ayolah Felix sekali saja temani aku makan"
Pinta Irene memelas sembari mengguncang lengan Felix
"Kau mau kan?"
Irene bahkan sampai mempautkan bibirnya untuk membujuk Felix
Felix bingung harus mengatakan apa, tapi dia tidak ingin terus mengecewakan Irene, gadis yang sudah menyukainya selama tiga tahun sejak ia bersekolah di Alians Baba School
"Baiklah, aku akan menemanimu"
"Benarkah?"
Irene tampak begitu bahagia saat Felix bersedia makan malam bersamanya
Felix mengangguk sembari tersenyum pada Irene
****
<<
"Kau tidak makan?"
Tanya Hwasa begitu ia masuk kedalam kamar Jie
"Kau duluan saja"
"Apa kau akan menunggunya?"
"Dia berjanji akan makan malam bersamaku"
"Baiklah, kalau begitu aku dan Zico akan makan dahulu"
Jie tersenyum dan menganggukkan kepalanya
Setelah pintu ditutup, Jie melihat jam yang ada diatas nakas
"Dia akan pulang"
Gumannya yakin
****
<<
"Kau sudah putuskan akan melanjutkan pendidikan kemana setelah ini?"
Tanya Felix pada Irene yang sedang menikmati pastanya
Irene mengangguk sembari menelan habis pasta yang ada dimulutnya
"Aku akan kuliah"
"Disini?"
"Iya disini, karena kau disini"
Ujarnya dengan sumringah
Felix menjatuhkan garpu yang ada ditangannya kepiring membuat senyum dibibir Irene lenyap begitu saja
"Kenapa? apa kau___"
"Lusa aku akan berangkat ke Amerika"
Deg…
Mata Irene bergerak cepat, bibirnya bergetar menahan sesuatu yang sudah membendung dipelupuk matanya
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku"
Sesal Felix
"Sekali saja,,sekali saja Felix, apa kau tidak bisa melihatku sekali saja?"
Ucapnya bergetar
Felix hanya mampu menundukkan kepalanya
"Sudah tiga tahun aku menunggu malam ini, tapi ternyata penantianku sia-sia, kau sama sekali__"
"Aku melihatmu"
Sela Felix memotong ucapan Irene
"Aku hanya melihatmu dan aku terus melihatmu hingga rasanya aku ingin berlari kearahmu"
Felix menaikkan kepalanya untuk menatap Irene
"Aku anak yatim piatu yang tidak memiliki apa-apa, bahkan untuk makan saja aku harus bekerja sebagai pekerja konstruksi, apa dengan semua itu aku layak menyatakan perasaanku padamu?"
Felix tersenyum miris
"Aku hanya seorang sampah, yang tidak pantas menerima cintamu"
"Tapi Felix__"
Irene tertegun saat Felix menggenggam tangannya
"Raihlah impianmu, jadilah wanita kuat yang selalu tersenyum seperti yang kau lakukan setiap kali gadis-gadis itu mendekatiku"
Desakan air mata yang sejak tadi ditahan Irene akhirnya mengalir dengan deras diwajah cantiknya, begitu ia tau bahwa selama ini Felix juga memperhatikannya
"Kau satu-satunya yang menarik perhatianku disekolah, jadi bagaimana bisa kau mengatakan aku tidak melihatmu"
"Felix,,"
Irene semakin terisak mendengar semua perkataan Felix
Felix segera berpindah kesebelah Irene dan membawa Irene kedalam pelukannya
"Aku menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk mengatakannya padamu karena keadaanku. Kau seorang gadis yang lahir dikeluarga kaya, sedang aku___"
Felix sejenak terdiam
"Aku hanya sampah yang tidak berharga"
Ucapnya miris
"Kau bukan sampah, kau sangat berharga bagiku Felix"
Isak Irene pilu
Felix mengusap punggung Irene yang masih menangis dipelukannya
"Jangan menangis lagi, hatiku terluka melihatmu seperti ini"
Irene mengangkat wajahnya dan menatap mata kebiruan Felix
"Apa kau mencintaiku?"
Tanyanya lirih
"Kau satu-satunya yang kucintai didunia ini"
"Lantas mengapa kau tidak mau berada disisiku?"
"Ada hal penting yang harus kulakukan beberapa tahun kedepan di Amerika, jadi tidak mungkin untuk aku berada disisimu"
"Apa kau tidak bisa melakukannya disini saja Felix?"
"Tidak bisa Irene, karena ada banyak hal didunia ini diluar kendaliku"
"Apa yang harus kulakukan Felix?"
"Hiduplah bahagia, jadilah Ireneku yang manis dan cantik"
"Senyumku dan kecantikanku ini hanya untukmu"
"Aku tau, aku akan datang menemui jika waktunya tiba"
Ucap Felix sembari mengusap jejak air mata diwajah cantik Irene
"Aku akan menunggumu"
Felix menganggukkan kepalanya sembari tersenyum
"Aku mencintaimu Irene"
Felix menangkup rahang Irene lalu mendaratkan bibirnya dibibir Irene, dilumatnya dengan rakus bibir itu seakan hari esok tidak ada lagi begi mereka
Dimeja lain, tidak jauh dari meja yang dipesan oleh Felix dan Irene, dengan senyum licik SamD merekam semua apa yang dilakukan Felix bersama Irene sejak mereka masuk kedalam resto itu
"Makanlah dengan lahap bocah ingusan"
Guman SamD dengan smirk diwajah tampannya
"Kau akan melihat semua ini sayang"
SamD mengirim rekaman itu ke akun kakaotalk Jie
"Kau selesai bocoh ingusan"
SamD tersenyum puas sembari melihat kearah Felix yang masih berciuman bersama seorang gadis
****
<<
"Apa yang dikirimnya?"
Tanya Jie penasaran saat melihat perubahan ekspresi wajah Hwasa setelah membuka notifikasi kakaotalk dari SamD
"Bukan apa-apa"
Hwasa berusaha menyembunyikan rekaman video yang dikirim SamD pada Jie
"Berikan padaku"
"Aku sudah bilang bukan__"
"Berikan padaku!"
Teriak Jie kesal saat melihat Hwasa seperti menutup-nutupi sesuatu darinya
Dengan berat hati Hwasa meletakkan ponsel itu keatas pangkuan Jie
"Buka"
"Jie__"
"Buka!"
Pekiknya kuat sembari menatap tajam Hwasa
Hwasa menekan tombol play dilayar ponsel Jie dengan ragu
Tangan Jie bergetar begitu ia melihat rekaman yang dikirim oleh SamD, ia segera menyatukan kedua tangannya untuk menahan getaran tangannya yang semakin menjadi
"Jie,,,"
Hwasa panik ketika melihat mata Jie memerah
"Jie"
Prankkk…
Terkejutnya Hwasa saat Jie menjantuhkan ponselnya kelantai
"Bawa itu keluar dari kamarku"
"Baik nona"
Hwasa segera memungut ponsel itu dari lantai dan bergegas keluar dari sana
"Dia akan pulang"
Guman Jie pelan dengan linangan air mata
"Aku yakin dia akan pulang"
Gumannya lagi sembari mengusap kasar air matanya dengan punggung tangannya
****
<<
Pagi-pagi sekali Felix keluar dari hotel tempatnya menghabiskan malam bersama Irene, ia bergegas kembali ke kediaman Jie karena dia sudah begitu terlambat
"Kau tau jam berapa ini?!"
Felix menghentikan langkahnya begitu mendengar suara Hwasa, ia membalik tubuhnya dan menatap Hwasa berpangku tangannya dihadapnnya
"Maaf, karena aku__"
"Apa kau tau jika semalaman Jie menunggumu untuk makan malam bersamanya"
"Aku benar-benar minta maaf"
Ucap Felix penuh sesal
"Sudahlah, jangan lupa bersihkan dirimu sebelum bertemu dengan Jie karena Jie bisa mencium bau wanita lain ditubuhmu"
Felix membulatkan matanya mendengar ucapan Hwasa
"Kau sama saja dengan siberengsek itu"
Ucap Hwasa kesal dan berlalu meninggalkan Felix
Felix tertegun mendengar ucapan Hwasa namun ia segera mengabaikan itu dan berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya
Setelah selesai mandi Felix masuk kedalam kamar Jie namun ia tidak menemui Jie disana, Felix kembali menutup pintu kamar Jie dan mencari Jie di seluruh sudut rumah megah itu
"Apa yang sedang tuan cari?"
Tanya seorang pelayan saat melihat Felix berlari kesana kemari
"Aku mencari nona"
Ucapnya dengan nafas tersengal
"Nona sudah pergi sepuluh menit yang lalu bersama nona Hwasa dan tuan Zico"
"Pergi kemana bi?"
"Kalau masalah itu saya tidak tau tuan, saya permisi dulu"
Pelayan itu meninggalkan Felix yang masih berdiri mematung
"Kemana sebenarnya mereka"
Guman Felix dengan wajah murung
****
<<
Lacto Caffe…
"Maaf kalau aku harus membawamu kemari"
"Tidak masalah, aku banyak waktu luang untuk saat ini karena kuliahku belum dimulai"
"Kau kuliah?"
"Aku kuliah Jurusan Hukum di Alians Baba University"
"Kau ingin menjadi Jaksa seperti Ayahmu?"
Vernon terkejut, karena wanita dihadapannya tau mengenai pekerjaan Ayahnya
"Kau tidak perlu bingung, sebagai pemilik YJ Gallery aku memiliki segala informasi mengenai anak didik di Yayasan Alians Baba School, termasuk dirimu"
Vernon mengangguk paham
"Apa yang ingin kau ketahui dariku?"
Tanya Vernon to the point membuat Jie tersenyum
"Baiklah kalau begitu kita langsung saja"
Jie melipat tangannya didepan dada
"Aku ingin mengetahui apa yang dikatakan Felix padamu"
"Apa?"
Tanya Vernon bingung
"Bukankah kemarin kalian bertemu?"
"Iya, kami memang bertemu"
"Aku ingin tau apa saja yang kalian bicarakan"
Vernon terkekeh mendengar ucapan Jie
"Siapa kau, sehingga aku harus memberitahukan pembicaraanku dengan Felix kepadamu?"
"Aku? aku adalah orang yang bisa membuat Ayahmu dipecat dari kejaksaan"
Senyum Vernon sirna begitu saja saat mendengar perkataan Jie
"Tapi aku tidak akan melakukan itu, karena kau adalah satu-satunya sahabat yang dimiliki Felix. Aku akan melindungimu dan keluargamu dari orang-orang yang selama ini meneror kalian yang disebabkan oleh keberhasilan Ayahmu selama menjadi seorang jaksa, itupun jika kau mau bekerja sama denganku"
Vernon menatap tepat dimata keabuan Jie
"Apa aku bisa mempercayaimu?"
Tanyanya ragu
"Tentu saja, aku pastikan peneror-peneror itu tidak akan mengganggu keluargamu lagi mulai hari ini"
"Baiklah, aku akan beritahu semua yang Felix katakan padaku"
"Cerdas!"
Ucap Jie dengan senyum liciknya
•
•
Setelah Vernon menceritakan semua apa yang dikatakan Felix padanya, Jie segera berlalu meninggalkan Vernon sendirian di caffe itu
"Maafkan aku Felix, tapi aku sudah begitu putus asa dengan peneror-peneror yang selalu mengganggu keluargaku"
Guman Vernon penuh sesal
****
<<
Hwasa membukakan pintu mobil untuk Jie begitu melihat Jie berjalan keluar dari caffe
"Semua baik-baik saja?"
Tanya Hwasa khawatir
"Tidak ada yang baik-baik saja, karena Felix sudah berani membohongiku"
Ucap Jie ketus
Hwasa menutup kembali pintu mobil dan segera berlari menuju kursi belakang kemudi dan meminta supir meninggalkan caffe itu
"Cari informasi mengenai gadis yang bersama dengan Felix, karena Vernon menutup rapat mulutnya mengenai hal itu"
"Baik nona"
"Sekarang"
"Apa?"
"Kau tak dengar! aku bilang sekarang!"
"Baik nona"
Jawab Hwasa patuh
®®®
Setelah menurunkan Hwasa di YJ Gallery untuk mencari informasi mengenai gadis yang bertemu dengan Felix tempo hari, Jie meminta supir membawanya ke pantai yang tidak jauh dari YJ Gallery
Sesampainya dipantai sang supir membukakan pintu mobil untuk Jie
"Kau tunggu saja dimobil"
Perintah Jie pada supir itu
"Baik nona"
Jawabnya patuh
Dengan langkah lunglai Jie berjalan mendekati bibir pantai, air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh begitu saja dari mata indahnya
Jie terduduk dipasir karena kakinya sudah tidak kuat lagi untuk berjalan
"Kenapa kau sekejam itu padaku!?"
Pekik Jie kuat sembari menangis sejadi-jadinya disana
Jie mengingat dengan detail apa yang disampaikan Vernon padanya, dimulai dari rasa bersalah Felix padanya karena jemari tangan dan punggungnya yang cidera, sehingga Felix memutuskan untuk membantunya
"Dari awal aku sadar kau melakukan itu karena rasa bersalahmu padaku, tapi tidak setelah kau menciumku! bodohnya aku berfikir kau sudah menyukaiku saat itu"
Isaknya pilu
"Teganya kau melakukan itu padaku Felix"
Jie benar-benar terluka mendengar alasan Felix menyetujui melanjutkan pendidikannya ke Amerika hanya untuk memantaskan diri menjadi pendamping hidup gadis bernama Irene
"Apa aku sama sekali tidak ada dihatimu Felix"
Ucapnya pelan dengan terisak
"Apa aku benar-benar tidak ada dihatimu!"
Pekiknya dengan putus asa lalu menangis sejadi-jadinya dipantai itu, Jie bahkan tidak mempedulikan lagi orang-orang yang memperhatikannya
Lelah menangis dan suaranya juga telah habis, Jie akhirnya memutuskan kembali kemobil dan meminta supir menemui Hwasa ke YJ Gallery
****
<<
Hwasa bergegas menuju lobby saat menerima telepon dari supir jika Jie menunggu didepan lobby, ia segera membuka pintu mobil dan duduk tepat disebelah Jie
"Apa yang kau dapatkan"
Tanya Jie to the point
"Gadis itu lulusan Alians Baba School, dan Ayahnya adalah seorang Hakim"
Jelas Hwasa pada Jie yang melihat keluar jendela mobil
"Anak seorang Hakim?"
"Benar nona"
"Karena itu Felix menyembunyikan perasaannya pada gadis itu"
"Sepertinya begitu nona"
"Aku ingin bertemu dengannya"
"Nona,,,"
Sela Hwasa keberatan
"Besok"
"Tapi nona__"
"Turunlah, karena aku ingin menemui seseorang"
Hwasa menghembuskan nafasnya kasar, dengan ragu ia membuka pintu mobil dan keluar dari sana
****
<<
SMDC Tower…
Jie menatap nanar gedung yang menjulang tinggi dihadapannya
"Kenapa aku malah kesini"
Ucapnya miris
Saat Jie ingin berbalik kembali kemobilnua tiba-tiba saja terdengar teriakan seseorang memanggilnya
"Yee Jie!"
Jie mengalihkan tatapannya keorang itu
"Gray"
Sapanya pada pria tampan yang berdiri dihadapannya
"Kau ingin bertemu SamD?"
"Tidak aku hanya___"
"Kebetulan SamD akan turun, kami janji bertemu di lobby"
"Kalau begitu aku pergi saja, dia pasti sangat sibuk seka__"
"Aku akan meninggalkan segalanya untukmu"
Jie dan Gray serentak menoleh kepintu lobby dan melihat SamD berdiri disana
Tangan Jie bergetar saat melihat senyuman SamD, ia segera berlari kearah SamD dan menghambur kepelukan calon suaminya itu
SamD memeluk erat Jie yang menangis didada bidangnya
"Maafkan aku nona"
Ucapnya penuh sesal sembari mencium puncak kepala Jie
Gray terpaku melihat kedekatan Jie dan SamD, karena yang ia tahu selama beberapa tahun ini mereka memiliki hubungan yang tidak baik
SamD akhirnya membatalkan pertemuannya dengan Gray dan memilih menemani Jie yang tampak kurang sehat
Disepanjang perjalanan SamD terus memeluk Jie dalam dekapannya
"Suaramu tidak terdengar lagi, apa seharian ini kau menjerit dipantai?"
Tanyanya pada Jie, karena itu sudah menjadi kebiasaan Jie saat hatinya dalam kondisi tidak baik
Jie mengangguk lemah menjawab pertanyaan SamD padanya
"Kalau begitu tidurlah agar besok pagi suaramu kembali seperti sedia kala"
"Jangan tinggalkan aku"
Ucap Jie dengan suara nyaris tak terdengar
"Tidak akan, karena aku akan selalu berada disisimu"
Air mata kembali mengalir dari mata bengkak Jie saat mendengar ucapan SamD
****
<<
Felix menatap jam yang ada diatas nakas sebelah ranjangnya
"Sampai larut seperti ini nona belum juga kembali, kemana sebenarnya mereka"
Gumannya khawatir
Tiba-tiba Felix mendengar suara pintu kamar Jie dibuka, ia segera bangkit dari ranjang dan bergegas kesana, namun langkahnya terhenti saat melihat SamD memasuki kamar Jie dengan menggendong Jie ala bridal
Lama Felix menunggu didepan kamar Jie namun SamD tak kunjung keluar dari sana, akhirnya ia memutuskan kembali ke kamarnya
"Kenapa aku tidak rela jika nona bersama pria sempurna itu"
Gumannya lirih
Felix tidak bisa tidur karena fikirannya dipenuhi oleh Jie, seharian ia tidak melihat Jie dan berbicara dengannya, Felix merasakan ada yang kurang didirinya
Felix memutuskan pergi kebalkon kamarnya untuk menghirup udara segar, karena sejak tadi ia merasakan sesak didadanya tapi ia tidak yakin penyebabnya
Samar-samar telinganya mendengar jeritan bersahutan dari kamar sebelah yang tidak lain adalah kamar Jie, Felix mencengkram kuat besi pembatas balkon hingga jari-jarinya memutih
"Ini yang membuatku sesak!"
Felix melepas satu tangannya, lalu dipukulinya dadanya yang semakin terasa sesak dan nyeri
"Argghhhhh!!!"
Teriaknya putus asa saat mengetahui Jie kembali menghabiskan malamnya bernama SamD
"Arrghhh! Arrgghhhh!!!"
Teriak Felix berkali-kali untuk mencurahkan segala sesak didadanya
Air mata Jie mengalir dari ujung matanya mendengar teriakan itu, teriakan yang begitu akrab ditelinganya, teriakan yang tidak dimiliki oleh pria manapun didunia ini, teriakan yang hanya dimiliki Felix, pria yang dicintainya
Jie mengigit bibirnya untuk menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya saat SamD berkali-kali menggahinya tanpa lelah
"Pergi dari sana Felix"
Batin Jie
****
<<
Tbc…
Note:
Tambahan Cast
- Irene (Red Velvet)
- Gray ( Rapper AOMG Label)
****
>>
Jangan lupa Vote dan tinggalkan komentar ya Readers. .
Thank you :)