Mora & Megan 2

By dewisavtr

331K 9.9K 6K

Mora dan Megan terpaksa harus menjalani Long Distance Relationship saat Mora harus menempuh S2 di Kota Jakart... More

Cast
Mora & Megan 2 "Rewrite"
Prolog
Chapter 1 - Jakarta
Chapter 2 - Namanya Alivio
Chapter 3 - Hari Pertama
Chapter 4 - Soal Renatha
Chapter 5 - Jakarta Malam Ini
Chapter 6 - Kembali Lagi
Chapter 7 - Awal yang buruk
Chapter 8 - Salah Paham
Chapter 9 - Terlalu Kecewa
Chapter 10 - Terpaksa
Chapter 11 - Bicara pada Mora
Chapter 12 - Cukup sampai disini?
Chapter 13 - Akhir Cerita Cinta
Chapter 14 - Semua tentang Alivio
Chapter 15 - Tak Ada Pilihan Lain
Chapter 16 - Tak Mampu Pergi
Chapter 17 - Persiapan Pernikahan
Chapter 18 - Aku Sungguh Cinta Kamu
Chapter 19 - Bahagia Bersama yang Lain
Chapter 20 - Ada aku yang sayang padamu
Chapter 21 - Sahabat Terbaik
Chapter 22 - Kesempatan
Chapter 23 - Bandung Kota Sejuta Kenangan
Chapter 24 - Ulang Tahun Megan
Chapter 25 - Kamu tidak akan mengerti
Chapter 26 - Menjagamu
Chapter 27 - Menyatakan Perasaan
Chapter 28 - Jawaban
Chapter 29 - Reuni (1)
Chapter 30 - Reuni (2)
Chapter 31 - I Can't Without You
Chapter 32 - Gara-gara Mora?
Chapter 33 - Berjuang
Chapter 34 - Pilihan
Chapter 35 - Seseorang yang mengerti dirimu
Chapter 36 - Tidak pernah bisa cinta lagi
Chapter 37 - Bimbang
Chapter 38 - Pulang
Chapter 39 - Perasaan Buruk
Chapter 41 - Gundah

Chapter 40 - Pertemuan Terakhir?

2.3K 218 100
By dewisavtr

Tiga hari menjelang pernikahan, Renatha dan Megan telah selesai menggelar acara pengajian di rumah Megan. Kini semuanya telah bebas menyantap berbagai makanan mewah di rumah itu, beberapa orang yang datang terlambat pun langsung menghampiri Renatha dan Megan yang berdiri di tengah-tengah rumah megah itu untuk memberikan selamat. Namun, raut wajah Renatha dan juga Megan terlihat tidak bahagia. Bahkan, David bisa merasakannya. Tapi, mereka tidak ingin semua tamu menyadari itu. Apalagi, banyak teman-teman David juga Tegar yang rela datang dari kota yang berbeda.

Sementara itu, Mora, Kelvin, Alivio dan Ramon baru turun dari mobil ketika acara itu hampir selesai. Melihatnya dari jauh saja, Mora rasanya seperti ingin berlari, tapi ia tidak bisa, ia harus menghadapi semua ini. Perlahan Alivio menggandeng tangan Mora untuk menjadi kuat dan mampu menghadapi Megan walaupun kenyataannya sulit.

Mereka sekarang telah memasuki rumah megah itu, Mora berada di belakang Alivio, tidak sanggup melihat Megan. Tapi, baginya ini adalah kesempatan terakhir untuk bertanya pada Megan soal hubungan mereka sekarang ini. Apakah ini adalah pertemuan terakhir untuk mereka? Mora belum tahu jawabannya, dia akan mendapatkan jawabannya hari ini, dari mulut Megan sendiri.

Belum saja berhasil menghampiri Megan, Mora langsung melepaskan genggaman Alivio dan berlari keluar rumah itu karena tak kuasa menahan tangis. Megan yang dapat melihat itu langsung saja berlari menghampiri Mora. Dia tahu perempuan itu adalah Mora, satu-satunya perempuan yang ia cintai. Megan bahkan sama-sama bisa merasakan kesakitan itu, andai saja Mora tahu. Hari ini, mungkin saatnya Megan melepaskan seseorang yang begitu berarti untuknya, hanya untuk menghentikan rasa sakit Mora yang selama ini ia rasakan.

Mora berdiri di samping mobil Kelvin menangis hebat, Megan pun ada di belakang Mora ikut bersedih, "Ra.." Panggilnya lirih.

"Sedih rasanya.. hadir di acara orang yang aku cintai, yang sebentar lagi akan berbahagia bersama orang lain.." ucap Mora sembari menangis tersedu-sedu, ia tahu kalau suara yang ada di belakangnya itu adalah Megan.

Megan diam, menundukkan wajahnya, menahan kesedihannya.

"Mora nggak ngerti, Megan.. kamu bilang kita harus berjuang sama-sama, demi hubungan kita. Tapi? Apa artinya semua ini? Kamu tetap akan pergi dengan yang lain.."

"Tidak kah kamu lelah, Ra? Kita sudah melakukan segala cara untuk menggagalkan pernikahan ini, termasuk Renatha. Tapi apa? Semuanya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Megan ataupun Renatha nggak punya pilihan lain, ini semua bukan kehendak kita.." Jawab Megan.

Mora membalikkan tubuhnya dan membalas, "Aku nggak pernah lelah, demi membuat kamu kembali sama aku.. Tapi, kamu? Kamu lelah? Apa hanya sampai sebatas ini perjuangan kamu untuk mendapatkan aku kembali?"

Megan lagi-lagi diam.

"Aku nggak rela melepaskan kamu untuk bersama orang lain, Megan! Aku nggak pernah rela!" Seru Mora, matanya menatap Megan penuh air mata.

"Tapi Megan nggak punya pilihan lain, Ra. Lagipula.. Megan sudah berjanji pada diri Megan sendiri, kalau hari ini, Megan akan melepaskan kamu.."

Deg.

"Melepaskan— aku?" ulang Mora dengan bibir yang bergetar.

Megan mengangguk, "Megan nggak ingin lukai hati kamu lebih dari ini, Ra.. kita harus akui takdirnya, kalau kita nggak mungkin terus sama-sama."

"Apa kamu yakin dengan semua ini, Megan? Menikahi orang yang tidak kamu cintai? Dan aku? Aku sudah berusaha mendapatkan kamu kembali! Kapan kamu bisa mengerti kalau aku— ingin terus bersama kamu, apapun rintangannya akan aku lalui, demi kamu! Tapi kamu melepasku?" Mora bahkan sudah kehabisan air matanya setelah Megan berkata seperti itu padanya, ini semua sudah terlampau sakit.

"Ra.. Megan ingin selalu bersama kamu. Tapi, takdir ternyata berkata lain. Ingatlah satu hal, Ra.. Megan akan selalu mencintai kamu, tanpa kamu harus tahu. Hati ini, cuma ada nama kamu, sampai kapanpun itu. Megan— sangat mencintai kamu.." ucap Megan ikut menangis, ia bahkan tidak ingin benar-benar melepaskan Mora, tapi apa boleh buat? Megan tidak ingin membuat Mora sakit lebih dari ini.

Mora mencoba kuat, menghapus air matanya yang jatuh ke pipi, "Izinkan aku— memeluk kamu untuk yang terakhir kalinya?"

Megan mengangguk, kemudian kedua tangannya ia buka lebar-lebar, siap memeluk Mora selama apapun. Mora kemudian berlari kecil memeluk Megan dan kembali menangis di pelukan orang yang selama ini ia cintai. Rasanya begitu sakit, ketika tahu kalau orang ini pula yang membuat dirinya kehilangan cinta.

"Jadi.. ini adalah pertemuan terakhir?" Tanya Mora.

"Jangan.." ucap Megan sembari mengusap puncak kepala Mora lembut, "Megan masih ingin melihat kamu, Ra.. datanglah ke bar Destroyer sesekali, agar Megan masih bisa melihat kamu. Dan kalau kamu tidak keberatan.. kamu datang ke acara pernikahan itu.."

"Kenapa aku harus datang? Kamu tahu rasanya begitu—"

"Iya, Megan tahu.. hanya saja.. Megan ingin kamu tahu, bagaimana terpaksanya kami melakukan pernikahan itu.. Bahkan Ayah Megan saja.. dia pun sudah tak ingin menikahkan aku dengan dia.. Tapi.." Megan menghela napasnya panjang sebelum melanjutkan, "Kalau nggak ingin datang.. Megan sangat mengerti, Ra.. Berat memang bagi kamu, juga bagi Megan.. kamu benar, menikah bersama orang yang tidak Megan cintai itu... menyakitkan. Membayangkan berumah tangga dengan orang yang nggak kamu sangka bisa hidup dengannya. Dan bahkan kamu tidak mau hidup bersamanya. Entah apa jadinya hidup Megan nanti, Ra.."

"Aku akan datang.. kita harus saling menguatkan satu sama lain ya.. semoga ada keajaiban datang untuk kita berdua.." ucap Mora yang lalu semakin memeluk Megan erat. Begitupun dengan Megan.

Tanpa mereka sadari, Renatha sedari tadi memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Renatha tersenyum saat melihat Megan memeluk Mora dengan erat. Ia tahu hanya Mora yang ia inginkan, rasanya Renatha ingin meminta maaf pada Mora karena semuanya harus berjalan seperti ini. Padahal, Renatha sendiri tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mencintainya. Renatha sudah bisa menebak, bagaimana hidupnya nanti setelah menikah dengan Megan secara terpaksa. Megan akan mencerminkan sosok Ayah Renatha yang terlihat sangat tidak peduli dan tidak pula mencintainya.

"Hey.. selamat ya?" ucap Alex yang baru saja datang ke acara itu, "Maaf aku terlambat.."

"It's okay.. lagipula, aku tidak merasa ini acara sungguhan," ucap Renatha sembari tertawa hambar. "Lihat mereka, Mora dan Megan.. mereka saling mencintai.. tapi Megan terpaksa harus menikah denganku. Ini semua nggak adil.. aku pula yang menjadi korbannya nanti, karena Megan sama sekali nggak mencintai aku.."

Alex tersenyum, "Sayang ya, padahal.. ada seseorang yang bisa memberikan cinta yang lebih baik padamu."

"Oh ya? Siapa?" Tanya Renatha penasaran.

"Mungkin.. aku?" Jawab Alex membuat Renatha terdiam seketika, "Aku selalu memikirkan kamu semenjak kita bicara berdua.."

"Ke—kenapa bisa begitu?"

Alex tertawa, "Alasannya mungkin lucu. Karena aku melihat diriku sendiri di dalam diri kamu, Ren. Dulu, aku juga pernah merebut pacar dari salah satu temanku. Ya walaupun, aku sendiri nggak tahu kalau mereka pacaran. Tapi— aku rebut dia. Akhirnya aku tahu kalau perbuatanku itu salah. Jadi, aku menyudahinya. Begitupun dengan kamu.. aku rasa lucu kalau kita bertemu karena kita masing-masing punya satu kesalahan yang sama.. dan bermaksud untuk menyudahinya karena kita berdua masih memiliki hati yang baik. Bukan kah begitu?"

Renatha mengangguk ikut tersenyum, "Jadi selama ini.. kesalahanmu tempo dulu itu mirip dengan masalahku.. pantas saja kamu selalu bisa memberikanku saran yang baik.."

"Iya.." Alex tertawa malu, "Yah walaupun begitu.. beberapa hari lagi kamu akan tetap menikah dengannya.."

"Bolehkah aku bertanya satu hal pada kamu, Alex?" ujar Renatha.

"Boleh, tanya saja.."

"Jika memang aku menjadi milikmu, apakah kamu bisa memberikanku cinta yang lebih daripada Ayahku ataupun Megan?"

Alex menjawab langsung dengan mata yang hanya tertuju pada Renatha, "Bukan hanya cinta. Aku akan memberikanmu dunia."


***

Pendek yhaaa?? Lama update ya?? Hihi maaf yaaa! Marahin aja authornya! LOL :( Tapi semoga sukak! Step terakhir next chapter nih!!! Ada yang bisa tebak ada apa di next chapter?? Hihi

Berikan aku VOTE dan juga COMMENTS kalian yang buanyak yaa!!! Thank you!❤️

Continue Reading

You'll Also Like

295K 1.2K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
776K 50.2K 33
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...
363K 19.5K 28
Mature Content ❗❗❗ Lima tahun seorang Kaia habiskan hidupnya sebagai pekerja malam di Las Vegas. Bukan tanpa alasan, ayahnya sendiri menjualnya kepad...
1M 106K 27
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...