Fate Of Tania

By Katalia03_

8.1M 768K 105K

[Yuk follow dulu sebelum baca❤] Rank #1 in Fiksi remaja [26-11-2020] Rank #1 Romance [30-11-2020] Rank #1 in... More

Prolog
1. She Is Tania
2. Who Is He?
3. Deep Trauma
4. He is Danger
5. Hopes And Wounds
6. Hope Only Dream
7. Change
8. Bad Day
9. Is He Jealous?
10. Miss You Mom
11. Palpitation
12. Suprised
13. Star And Moon
14. Hope
15. Lunch
16. Broken
18. Ruckus
19. Scarllet Birthday [1]
20. Scarllet Birthday [2]
22. Searching
21. I Will Protect You
23. Unexpected
24. Announcement
25. A Beautifull Day
26. With You
27. A Problem
28. Win And Lose
29. A Matter Of Taste
30. Taste Revealed
31. Secrets Exposed
32. Together
33. Holiday
34. Chaos
35. Unrelenting Pain
36. Forever
37. Retaliation
38. Which Actually
Squel!!
HAPPY-HAPPY!!!
Vote Cover & Giveaway
Fate Of Tania💙
Open PO!!

17. Alex Mother

166K 19.8K 5.1K
By Katalia03_

-o0o-
H A P P Y
R E A D I N G
-o0o-

Caroline Angelina, wanita sosialita yang kerap wara-wiri di televisi karena menjadi desainer kondang yang karya-nya banyak digunakan oleh kalangan atas. Banyak yang memuji kecantikan-nya yang alami itu. Semua orang mungkin berpendapat bahwa di masih muda, dan belum berumah tangga.

Nyatanya sosok janda kaya raya itu, mempunyai anak yang tampan dan rupawan. Jangan lupakan otak cerdas yang sangat mempuni itu, membuat Caroline sering berdecak kagum melihat-nya. Suami Caroline sendiri sudah meninggal dunia akibat kecelakaan beruntun waktu Alex masih SD.

Caroline sendiri tak berniat menjalin hubungan lagi. Sebab ia tahu, semua orang hanya menginginkan harta-nya bukan hati-nya. Para penjilat itu berpura-pura baik didepan, namun sangat busuk di belakang.

Caroline tak ikut campur soal bisnis besar suami-nya, karena semua hak sudah ada di tangan putra tampan-nya. Ia lebih memilih menetap di Paris, karena di sana ia merintis sebuah butik yang paling terkenal di negara romantis itu. Jangan lupakan harga fantatis setiap karya-nya, sehari bisa saja ia mendapatkan millyaran rupiah dalam rekening-nya.

Namun, ia tak melepas begitu saja akan pengawasan terhadap putra-nya. Ia sudah mengenal semua orang-orang Alex, lagipula sekertaris Alex dan orang rumah kerap melapor kepada-nya. Dan dalam 2 bulan sekali ia akan langsung datang ke Indonesia menemui Alex.

Dan saat ini lah, ia berada di rumah bergaya Eropa dengan bernuansa mewah ini. Namun, saat datang kemari ia tak menemukan sosok putra-nya yang biasa-nya menunggu di sofa.

Suara deruan mobil membuat ia segera melangkah untuk menyambut kedatangan Alex. Bukan-nya langsung menghampiri, Caroline malah menghentikan jalan-nya di didepan pintu. Dari sini ia bisa melihat Alex tengah berbincang dengan seorang gadis.

Ia terkejut saat melihat gadis itu keluar dari mobil, dan ketika tangan kecil itu mencekal tangan putra-nya. Bukan penolakan yang Alex lakukan, namun elusan lembut itu membuat Caroline terpana melihat-nya. Baru kali ini ia melihat sisi lembut Alex.

Keterkejutan-nya bertambah saat kedua orang itu berpelukan tanpa menghiraukan Caroline yang tengah menatap tajam kedua-nya. Sudah cukup!

"Alex!" Teriak Caroline. Dia bisa melihat raut terkejut dari kedua orang itu.

-o0o-

Dan disinilah Tania berada di ketegangan yang tak kunjung hilang. Wanita yang Tania ketahui bernama Caroline itu tengah menatap tajam ke arah-nya. Ia sempat dibuat gemetar karena tatapan itu. Tania menautkan jemari-nya.

Ia melirik Alex yang nampak tenang, sesekali lelaki itu meminum soda di tangan-nya. Ingin sekali Tania oergi dari sini, namun itu sama sekali tidak sopan bagi-nya.

"Jadi apa yang kamu mau jelaskan Alexander?" Tanya Caroline dengan kedua tangan dilipat didepan dada, dagu-nya terangkat menunjukan aura angkuh-nya.

"Nggak perlu aku kasih tau, lagipula Mama juga udah tau!" Jawab Alex dengan nada datar-nya.

"Hell!! Kamu tinggal bersama seorang gadis, dan itu masalah besar! Bagaimana jika semua orang tahu? Bagaimana---"

"Nggak ada kata bagaimana di dalam kamus-ku!" Sela Alex cepat.

"Yatuhan! Berapa bulan gadis ini tinggal di sini?"

"3 bulan lebih," Acuh Alex. Ia juga lupa sudah berapa lama Tania tinggal disini. Lagipula itu tidak penting, yang terpenting adalah Tania tinggal disini untuk selama-nya.

"Kamu?" Kini mata Caroline beralih menatap gadis di samping Alex yang nampak ketakutan, "Sudah di apakan saja sama Alex?"

Alex mendesis tak suka, "Apa maksud Mama?"

Tania menggigit bibir bawah-nya,
kini Tania yakin bibir-nya pasti mengelupas karena sedari tadi
di gigit oleh-nya.

Alex melirik gadis di samping-nya, ia menghela nafas kala melihat setetes darah di bibir gadis itu. "Mama membuat-nya takut."

Sontak Caroline menoleh menatap gadis cantik di hadapan-nya. Wajah yang tadi sinis, kini berubah menjadi raut khawatir, "Astaga! Jangan terus di gigit gitu, sayang!" Ia bangkit dari duduk-nya.

Caroline membawa tubuh Tania ke dalam pelukan-nya. Ia mengusap lembut bahu Tania yang bergetar, gadis itu benar-benar tengah cemas dan takut. Padahal niat Caroline hanya bercanda, namun hal itu membuat Tania ketakutan. Nampak- nya informasi trauma Tania yang ia dapat-kan memang benar adanya.

"Mama cuman bercanda, sayang!" Kata Caroline. Ia melepas pelukan-nya, dan menatap sayang Tania. Gadis ini benar-benar bisa membuat putra-nya merasakan apa yang belum pernah lelaki itu rasakan.

"Ma--ma?" Gumam Tania bingung.

"Iya Mama. Mama-nya Alex kan Mama-mu juga!" Seru Caroline dengan mata berbinar cerah.

Tania menoleh menatap Alex yang nampak diam memperhatikan. Lelaki itu mengangguk saat melihat Tania yang nampak kebingungan.

"Mama," Panggil Tania dengan senyuman manis-nya.

Sontak Caroline berteriak heboh, "Ah akhirnya aku memiliki anak perempuan!"

Hilang sudah rasa takut dan cemas yang tadi menimpa-nya. Tania fikir, ibu Alex tipe-tipe wanita yang selalu memandang rendah seseorang, namun ternyata wanita itu sangat ramah dan baik. Walau tadis sempat berkesan 'galak'

Tania tersenyum lebar saat Caroline menceritakan masa kecil Alex. Ia benar-benar nampak semangat akan itu.

"Dulu, Mama fikir, Alex itu nggak bisa ngomong. Karena keseringan diem mulu, kan Mama jadi takut!" Ungkap Caroline sembari menunjuk foto bayi mungil yang ada di album foto. Dari lahir pun Alex sudah terlihat tampan.

"Terus mau sering bicara waktu kapan Ma?" Tanya Tania. Ia tak memperdulikan bahwa ia tengah di tatap begitu intens oleh orang di smaping-nya.

"Waktu taman kanak-kanak baru dia bisa mengekspresikan diri, walaupun cuman sedikit. Tapi itu udah buat Mama sama Papa-nya Alex seneng- nya nggak karuan. Sampai Mama bikin syukuran itu loh!"

Sontak Tania tertawa lebar, Alex benar-benar manusia aneh yang berwujud malaikat tampan. Kedatangan Roseline membuat tawa Tania terhenti dan menatap Roseline yang tengah meletakan nampan berisi minuman dan vitamin milik Tania.

"Kamu belum minum vitamin," Ucap Alex yang memang sedari tadi diam tak bersuara. Ia mengkode Tania agar segera meminum vitamin itu.

Caroline yang melihat itu mendengus lirih, "Keturunan Devano kalau nggak Posesif ya tukang perintah!" Gerutu- nya.

Tania segera meminum vitamin-nya. Sedari tadi memang ia merasakan tubuh-nya lemas karena terlalu lelah. Tania benci mengetahui fakta bahwa ia memiliki tubuh yang lemah mudah terkena penyakit. Ia benci itu!

-o0o-

Makan malam yang biasa-nya nampak sunyi itu, kini di isi dengan percakapan seru antara Caroline dan Tania. Caroline lebih sering bercerita tentang Alex, hal itu membuat Tania terkadang tersenyum geli.

Mereka menghiraukan teguran Alex. Karena lelaki itu paling membenci makan dengan suara. Namun, melihat wajah riang Tania, membuat Alex hanya bisa mendengus tak suka.

"Mama benar-benar masih nggak nyangka lho, kalau kamu itu pacar-nya Alex!" Ucap Caroline.

Sontak Tania menghentikan suapan-nya, ia menoleh menatap Alex yang saat itu juga menatap-nya. Tania teringat kejadian tadi, itu benar-benar membuat-nya tidak nyaman.

Alex berdehem sembari menatap tajam Caroline yang terus berceloteh tanpa menghiraukan Tania yang nampak menunduk lesu.

"Yaampun! Akhirnya Mama bisa melihat langsung kalau Alex masih normal. Dan Mama nggak nyangka, kalau pacar Alex----"

"Ma!" Tegur Aleex. Selera makan-nya hilang begitu saja, saat melihat wajah lemah Tania.

Caroline yang melihat itu sontak meringis tak enak. "Tania sayang, gimana kalau habis ini kita belanja bareng, nyalon bareng dan jalan-jalan bareng! Ya?!"

Tania hanya tersenyum, "Boleh Ma."

Mereka kembali melanjutkan acara makan malam dalam keheningan. Karena Caroline terlalu canggung untuk berbicara, apalagi melihat tatapan tajam putra-nya yang seolah ingin memakan-nya membuat ia malas melihat-nya.

Sampai suara batuk seseorang membuat ibu dan anak itu menatap Tania yang nampak terbatuk hebat dengan tangan memegangi leher-nya.

Alex segera berdiri dan mengangsurkan air putih kepada Tania. Bukan-nya berhenti, batuk Tania malah kain parah hingga mata gadis itu memerah.

Tania merasa dada-nya begitu sesak. Ia benar-benar merasa tercekik oleh sesuatu. Namun ia tak tahu apa itu. Kini ia beralih pada tubuh-nya yang tiba-tiba teras gatal. Tania menangis saat merasakan tubuh-nya lemas dan batuk-nya tak kunjung mereda.

Alex yang melihat itu, spontan mengingat sesuatu. Ia mengorek makanan Tania dan menemukan sayuran jenis kacang-kacangan pada piring gadis itu. Dengan geram ia melempar piring itu, hingga membuat semua orang yang berada di rumah ini keluar untuk melihat sesuatu yang telah terjadi pada lelaki tampan itu.

"Alex!!" Jerit Caroline. Ia langsung memerintahkan seluruh orang agar memanggil dokter segera.

"Siapa yang membuat ini?! Segera keruangan saya!!" Bentak Alex. Kini ia beralih menatap Tania yang nampak lemas tak bertenaga. Nafas gadis itu tersendat-sendat.

Tania mencekram tangan Alex yang kini menatap-nya cemas. "Sakit---hikss--"

Alex segera membawa tubuh Tania ke dalam gendongan-nya. Ia membawa Tania masuk ke dalam kamar-nya, bukan kamar gadis itu. Ia meletakan tubuh ringkih Tania dengan hati-hati.

"Panggil Dokter cepat!!" Bentak Alex pada Dito lewat sambungan telepon. Alex menatap tangan-nya yang di cekram erat oleh Tania.

Alex menggeggam erat tangan Tania, sembari berusaha menghapus air mata gadis itu. Ia benar-benar merasa tersiksa melihat Tania yang nampak kesakitan.

Tania terbatuk, pandangan-nya memburam. Perlahan kesadaran gadis itu menghilang, membuat Alex memejamkan mata-nya. Ia berusaha menahan amarah yang kini menggerogoti tubuh-nya.

"Jangan buat aku khawatir Tania," Gumam Alex.

Bersamaan itu Dokter pun datang. Dokter itu sengaja membawa tabung oksigen, karena ia sudah mendengar bahwa pasien-nya mengidap alergi.

Alex menyingkir, membiarkan Dokter itu menangani Tania. Kini ia melangkah keluar guna menuntaskan masalah tadi. Ia menatap tajam para Maid dan Koki yang berkumpul di depan sofa, yang tengah menunduk takut.

Alex menjatuhkan tubuh-nya di sofa, ia menghembuskan nafas-nya kasar. "Apa yang kalian perbuat,"

Semua-nya diam, tak berani menjawab.

"Apa yaang kalian perbuat!" Bentak Alex sembari menatap tajam para pekerja-nya.

"Kalian tuli?!" Desis-nya tajam.

"Bukan-nya saya sudah bilang, apa saja yang perlu dan tidak kalian masak?"

"Ma--aaf Tuan, saa--saya Koki baru di sini," Ucap Koki ber-name tag Riko itu.

"Jadi kamu?" Gumam Alex, seraya berdiri dari duduk-nya. Ia mendekati Riko yang nampak ketakutan.

"Kamu mau membunuhnya?" Tanya Alex.

"Bu--maaf Tuan, sa--" Ucapan lelaki terpotong karena tendangan keras pada perut-nya. Lelaki itu meringkuk ke sakitan. Para pelayan lain-nya pun hanya bisa menjerit dalam hati.

"Jika dia kenapa-kenapa, saya dengan senang hati memotong tangan tak becus itu!!" Kata Alex.

Mata tajam itu beralih menatap Dito yang tengah berdiri kaku. "Urus bajingan itu!" Ucap-nya, sembari melangkah pergi.

"Jika kalian ingin hidup tenang, jangan pernah melakukan kesalahan sekecil apapun itu!!" Kata-nya, saat Alex sampai di undakan tangga.

Setelah itu ia berlalu menuju kamar-nya. Ia ingin melihat kondisi Tania. Dokter yang menangani Tania tengah berdiri di depan pintu, smebari menunduk hormat ke pada-nya. "Bagaimana?"

"Sudah saya tangani Tuan. Dan obat-nya sudah saya letakan di nakas. Tapi--"

"Tapi apa?" Sela Alex cepat.

"Nona Tania bisa saja mendapat demam di malam hari." Ucap Dokter itu dengan ragu.

Alex tak menjawab, kini berlalu masuk ke dalam. Ia bisa melihat Caroline yang tengah duduk di samping ranjang Tania sembari mengelus surai gadis itu. Selang pernapasan masih terpasang di hidung Tania. Alex lantas melangkah mendekati Caroline.

"Tubuh Tania terlalu lemah. Kondisi-nya tadi menurun, namun sekarang sudah stabil. Untung saja Dokter segera datang," Ucap Caroline.

"Saat Mama menggantikan baju-nya, Mama melihat banyak sekali bekas lebam di tubuh-nya. Apa itu perbuatan Ayah-nya?" Tanya Caroline, berganti menatap Alex yang terdiam kaku memandang tubuh lemah Tania.

"Benar," Gumam Alex. "Si keparat itu yang melakukan."

Caroline menghela nafas. Tania benar-benar mempunyai kehidupan yang sangat sulit untuk dijalani. Caroline berharap, bahwa kedepan-nya Tania akan terus bahagia.

"Kamu sudah menghubunginya?" Tanya Caroline.

Dan tepat saat itu, dering ponsel Alex berbunyi. Alex segera menerima panggilan tersebut. "Ada apa?"

"Aku mendengar dia sedang sakit? Karena Alergi-nya?"

"Ya,"

"Kenapa hal sepenting itu, kau tak segera memberi tahuku?"

"Aku lupa,"

"Kau tidak belajar tentang sopan santun? Kau berbicara dengan aku yang lebih tua darimu, berbicara-lah yang benar!!"

"Apa peduliku?"

"Aku tidak dengar itu. Jadi, bagaimana keadaan-nya?"

"Dia baik-baik saja," Alex melirik Tania yang nampak tenang dalam tidur-nya.

"Rasanya aku ingin terbang kesana sekarang juga! Tapi, aku tidak mungkin meninggalkan pekerjaanku."

"Sudah ada aku, jadi tidak perlu." Ucap Alex sembari menutup panggilan tersebut. Tak peduli di seberang sana tengah berteriak tak terima.

Caroline yang melihat itu sontak tertawa pelan. "Alex sangat tidak sopan kelakuanmu itu!"

"Aku tidak peduli."






.
.
.
.
.
Hallo? Apa kabar?
Masih ada yang baca nggak ya cerita ini😁? Jangan lupa Voment-nya😊
Banyak typo? Ya maaf :v

Continue Reading

You'll Also Like

3.3M 283K 76
PART MASIH LENGKAP! [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] 🚫BELUM DIREVISI! 🚫TYPO BERTEBARAN NOTE: Cerita ini aku buat saat belum mengerti EYD. Jadi mohon d...
1.8M 76.1K 66
Audira Ivanna Mahardika. Gadis cantik yang berpura-pura menjadi nerd untuk mencari teman yang tidak mengincar hartanya. Ia dulu pernah bersekolah di...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.6M 49.4K 22
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
2.3K 438 45
Terima kasih atas vote&comment nyaaaa Jika yang belum membaca The Fight 1, boleh di baca terlebih dahulu, boleh di cek, cerita ada di akun ini. Ini h...