CHANGE • Felix Lee

By AvrilDominic

18.9K 1.4K 1.9K

Suara Khas yang dimiliki keduanya membawa mereka pada takdir yang sama. Takdir yang membawa perubahan besar b... More

Change 1
Change 3
Change 4
Change 5
Change 6
Change 7
Change 8
Change 9
Change 10
Change 11
Change 12
Change 13
Change 14
Change 15
Change 16
Change 17 (NC+21)
Change 18
Change 19
Change 20 (NC+25)
Change 21 (NC+21)
Change 22
Change 23
Change 24
Change 25
Change 26
Change 27
Change 28
Change 29
Change 30
Change 31
Change 32
Change 33
Change 34 (NC+21)
Change 35
Change 36
Change 37
Change 38
Change 39
Change 40 (NC+21)
Change 41
Change 42 (NC+25)
Change 43
Change 44
Change 45
Change 46
Change 47
Change 48
Change 49 (NC+17)
Change 50
Change 51
Change 52
Change 53
Change 54
Change 55
Change 56 (NC 21+)
Change 57
Change 58
Change 59
Change 60

Change 2

624 51 32
By AvrilDominic

Vote tanda Bintang diujung kiri bawah good Readers :)

****
<<

Police station...

Orang tua dari pria yang bertikai dengan Felix telah tiba di kantor polisi untuk menjamini anaknya dan segera membawanya pulang

"Cepat hubungi walimu agar kau juga bisa segera pulang"
Perintah seorang opsir polisi pada Felix

Opsir polisi itu menghela nafas panjang saat melihat Felix tidak berniat menghubungi orangtua ataupun walinya
"Jika orangtua atau walimu tidak datang kemari, kau terpaksa tidur disini malam ini sampai seseorang datang untuk menjaminmu"
Ucapnya sembari memandangi wajah Felix yang penuh memar

Opsir polisi itu mulai kesal karena sejak tadi Felix tidak mau bicara ataupun menjawab pertanyaannya

Jie berpangku tangan sembari memandangi Felix yang sedang diintrogasi
"Apa peduliku"
Batinnya saat melihat Felix terdiam
"Tapi dia akan tidur disini"
Batinnya ragu sembari melayangkan pandangannya keseluruh ruang introgasi

Opsir polisi itu memanggil bawahannya untuk membawa Felix keruang tahanan
"Bawa dia, hubungi aku saat walinya datang"

"Baik pak"
Jawab bawahannya patuh

Felix bangkit dari duduknya dengan patuh tanpa perlawanan sedikitpun

"Tunggu!"
Suara ketukan highheel Jie menggema diruangan itu saat ia berjalan mendekati meja introgasi
"Lepaskan dia, aku akan menjaminnya"
Ucap Jie sembari melirik opsir polisi yang memegang lengan Felix

Felix menatap heran pada Jie saat mengatakan akan menjaminnya

"Kau punya hubungan apa dengan anak ini?"
Tanya opsir polisi itu pada Jie

"Aku walinya"

"Walinya?"

"Kau tidak dengar? aku adalah walinya!"

Opsir itu menghela nafas panjang saat merasa dipermainkan oleh wanita cantik dihadapannya
"Sebaiknya kau pergi nona, kau menghambat pekerjaanku saja"

Jie mulai merasa kesal dengan polisi dihadapannya, ia segera membuka tasnya dan mengeluarkan kartu namanya dari dalam
"Aku rasa ini cukup"
Ucap Jie sembari menyodorkan kartu namanya

Opsir itu menyipitkan matanya menatap Jie setelah ia membaca kartu nama yang ada di tangannya
"YJ Gallery?" tanyanya memastikan

"YJ Group"
Ucap Jie setengah berbisik

Opsir itu mengeram keras sembari mengendurkan kerah bajunya
"Lepaskan dia"
Perintahnya langsung kepada bawahannya saat mendengar nama YJ Group

"Tapi pak__"

"Aku meperintahkanmu untuk melepasnya!"
Ucap opsir itu dengan tegas sembari menatap tajam bewahannya

"Apa aku bisa membawanya pulang sekarang?"
Tanya Jie sembari melipat tangannya didepan dada

"Tentu saja nona"
Ucap Opsir itu dengan yakin sembari menunjukkan senyum terbaiknya pada Jie

"Baiklah, besok pagi sekretarisku akan datang kemari untuk memberikan jaminan padamu"

"Baik nona"

Jie tersenyum dipaksakan pada opsir polisi itu lalu membalik tubuhnya menatap Felix
"Ikut aku"
Perintahnya pada Felix kemudian melangkah meninggalkan ruang introgasi

Felix menghembuskan nafasnya dan segera mengikuti langkah Jie keluar dari ruang introgasi

Jie menghentikan langkahnya saat melihat Felix berjalan melewatinya
"Berhenti!"

Felix mengabaikan ucapan Jie dan terus melangkah keluar dari kantor polisi

"Aku bilang berhenti!"
Pekik Jie kuat membuat Felix menghentikan langkahnya tanpa berniat berbalik untuk menatap Jie

Jie berjalan mendekati Felix dan berdiri tepat dihadapannya dengan berpangku tangan
"Kau akan pergi begitu saja setelah aku menjaminmu?"

"Aku tidak minta kau untuk menjaminku"

Jie berdecih mendengar ucapan Felix
"Apa kau anak yang tidak dianggap oleh keluargamu?"

"Bukan urusanmu!"
Felix melanjutkan langkahnya untuk segera keluar dari kantor polisi namun lagi-lagi Jie menghalangi langkahnya

"Aku yakin kau diabaikan oleh keluargamu, karena itu sampai selarut ini orang tuamu___"

"Tutup mulutmu!"

"Kenapa? apa kau malu mengakui bahwa kau adalah anak yang dibuang?"

Brakkk...

Felix membenturkan punggung Jie ketembok dan mencekiknya dengan kuat
"Aku sudah memperingatkanmu untuk menutup mulutmu!"
Ucapnya dengan geram

Alih-alih merasa kesakitan Jie malah tersenyum melihat kemarahan dimata Felix
"Hanya aku yang boleh melihat mata ini"
Ucapnya sembari menatap dalam mata elang Felix

"Wanita gila!"
Felix melepaskan cengkraman tangannya dileher Jie dan segera pergi dari sana

"Kau mau kemana?! hei,,! obati dulu lukamu!"
Teriak Jie kuat namun Felix mengabaikannya begitu saja
"Aku bahkan belum mengetahui siapa namanya"
Guman Jie kesal

Jie meraih ponsel didalam tasnya dan segera menghubungi seseorang disana

"Ya nona Jie?"

"Cari segala informasi mengenai pria itu dan segera laporkan padaku"

"Siapa maksud___"

"Sekarang!"

"Non___"

Bipp...

"Kau akan menjadi milikku"
Ucap Jie yakin sembari menunjukan smirk diwajah cantiknya

****
<<

Felix menghentikan langkah kakinya saat melihat pakaian-pakaiannya berserakan didepan pintu kamar sewanya

"Akhirnya kau pulang juga!"

Felix membalik tubuhnya dan melihat sipemilik kamar sewa berkecak pinggang dibelakangnya
"Kenapa kau membuang pakaianku?"

"Tsk! dasar tidak tau diri! kau sudah tidak membayar sewa selama tiga bulan dan sekarang kau bertanya kenapa aku membuang pakaianmu? yang benar saja?!"

"Aku sudah katakan akan membayarnya"

"Kau kira kamar sewaku ini adalah panti sosial! cepat bawa pakaian-pakaian lusuhmu itu pergi dari sini karena penyewa baru akan datang besok pagi"

Felix segera mengumpulkan pakaian-pakaiannya dan memasukkan kedalam ransel, ia berhenti saat melihat foto dirinya bersama kedua orangtuanya terselip diantara baju-bajunya, Felix mengambil foto itu dan mengusapnya dengan sayang

"Tidak punya uang tapi ingin tidur enak, dasar tidak tau diri!"

Felix menutup matanya sembari mengeratkan giginya saat mendengar celotehan wanita tua dibelakangnya, tangannya meremas ujung foto itu untuk menahan emosinya yang telah memuncak, dengan cepat ia memasukkan semua pakainnya kedalam ransel dan segera pergi dari sana

"Jangan pernah kau menginjakkan kakimu kemari lagi!"
Teriak wanita kuat saat Felix pergi begitu saja

®®®

Felix berjalan menyusuri jalanan yang sepi, ia tidak tau kemana ia harus pergi, tidak ada tujuan ataupun tempat untuk pulang

Felix memutuskan pergi ke mini market untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi, ia merogoh saku celananya dan melihat uangnya hanya cukup untuk membeli mie instan, ia meletakkan ranselnya dikursi luar dan segera masuk kedalam mini market

Begitu selesai menyeduh mie instant Felix segera keluar untuk menyantapnya karena perutnya sudah benar-benar lapar sejak dari kantor polisi tadi, namun terkejutnya ia saat mendapati tas ranselnya tidak ada lagi dikursi tempat ia meletakkannya tadi

Felix mengarahkan tatapannya kesekeliling mini market untuk mencari ranselnya, matanya menyipit saat melihat seseorang dengan mengendarai sepeda motor membawa pergi ranselnya
"Hei,,! kembalikan ranselku!"
Felix meninggalkan mie instannya begitu saja dan berlari sekencang mungkin untuk mengejar sipengendara motor, namun usahanya sia-sia karena sepeda motor itu sudah jauh meninggalkannya

Felix bersimpuh diaspal dengan nafas tersengal-sengal
"Aarrghhh,,!"
Teriak Felix frustrasi saat ia tidak dapat mengambil kembali ranselnya
"Ayah, Ibu maafkan aku"
Ucapnya menyesal, Felix benar-benar merasa sedih kerana harus kehilangan satu-satunya foto kedua orangtuanya

****
<<

"Ada apa dengan lehermu nona?"
Tanya Hwasa khawatir saat melihat memar dileher Jie

Jie tidak menghiraukan pertanyaan Hwasa dan melanjutkan langkahnya menuju sofa ruang tamu
"Apa yang sudah kau temukan?"
Gaun tidur Jie tersibak saat ia duduk menyilangkan kaki

"Pria itu adalah seorang pelajar di yayasan Alians Baba School dan dia___"

Jie menaikan alis matanya saat Hwasa menghentikan ucapannya

"Pene_rima spon_sor"
Lanjut Hwasa ragu

"Lahir dikeluarga miskin?"

"Pria itu tidak punya keluarga lagi karena kedua orangtuanya meninggal sepuluh tahun yang lalu"

Jie menyipitkan matanya
"Meninggal?"

"Benar nona, dari informasi yang  aku terima pria itu tinggal sendirian dan bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya"

Jie bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Hwasa
"Dari tadi kau sibuk menjelaskan mengenai pria itu tapi kau lupa memberitahukanku siapa namanya"
Ucap Jie dengan memainkan jarinya dilengan Hwasa

"Maaf nona"

"Aku tidak butuh maafmu, tapi aku butuh__"

"Felix Lee,,na__nama pria itu Felix Lee nona"
Jawab Hwasa takut

Jie tersenyum dan segera menjauhkan jemarinya dari lengan Hwasa
"Jangan tegang begitu"
Jie menepuk-nepuk bahu Hwasa untuk membuat sekretarisnya itu merasa rileks, namun hal itu malah membuat Hwasa semakin tertekan
"Felix Lee"
Ucap Jie sembari mendekatkan wajahnya ketelinga Hwasa
"AKU M.E.N.G.I.N.G.I.N.K.A.N.N.Y.A"
Bisiknya penuh penekanan

Hwasa menutup mata saat mendengar ucapan mengerikan Jie, dan saat ia membuka matanya kembali Jie sudah tidak ada dihadapannya lagi
"Aishhh wanita gila itu!"
Gumannya kesal

****
<<

Alians Baba School...

Ratusan pasang mata tertuju pada Jie saat ia turun dari mobil mewahnya tepat ditengah lapangan Alians Baba School

Dengan dress mini berwarna hitam dan kacamata yang bertengker dihidung mancungnya Jie memasuki gedung Alians Baba School tanpa mempedulikan decak kagum anak-anak didik Alians Baba School

Jie tiba diruang staff guru dan mendapati beberapa guru sedang bercengkerama disana, ia membuka kacamatanya dan memandangi satu persatu staff guru itu dengan mata liarnya
"Aku igin bertemu Felix Lee"
Ucapnya asal pada staf guru yang ada disana

"Felix Lee?"
Guman Jenny saat mendengar wanita sexy dihadapannya menyebut nama anak didiknya

"Ya Felix Lee, kau tidak tuli kan?"

"Maaf nona, boleh aku tau untuk alasan apa kau mencari siswa didikku?"
Tanya Jenny penasaran sembari melangkah mendekati Jie

Jie tersenyum dan ikut melangkahkan kakinya mendekat pada Jenny
"Kau tidak perlu tau, cukup kau bawa Felix padaku"

Jenny mengerutkan dahinya saat mendengar perkataan wanita bersuara bass dihadapannya

"Felix sedang di scorching jadi kau tidak akan menemukannya disini"

"Mr. David!"
Jenny terlihat kesal pada David yang memberitahukan mengenai scorching Felix pada orang asing

David mengendikkan bahunya acuh saat Jenny menatap tajam padanya

"Felix di scorching?"
Tanya Jie penasaran

"Anda tidak perlu tau nona, karena anda bukanlah orangtua ataupun walinya"

"Ahhh,,, begitukah?"
Jie semakin mendekat untuk mengikis jaraknya dengan Jenny
"Siapa namamu?"
Tanya Jie sembari memainkan jemarinya dilengan Jenny

Jenny menatap heran Jie yang berani menyentuh lengannya

"Aku tanya siapa nama___"

"Nona Yee Jie,,"

Jie memutar bola matanya malas ketika mendengar suara yang tidak asing lagi ditelinganya, Jie segera membalik tubuhnya untuk menatap pria tua yang memanggil namanya

"Apa yang membuatmu datang kemari nona Yee Jie?"
Tanya pria itu sopan pada Jie

"Aku sedang mencari seseorang?"

"Seseorang?"

"Anak didik penerima sponsorku"

David dan beberapa staf disana saling menatap satu sama lain saat mengetahui jika wanita cantik yang ada diruangan mereka adalah sponsor yayasan

"Apa kau sudah menemukannya?"

"Belum, sepertinya aku butuh bantuanmu"

"Baiklah, aku akan mencarikannya untukmu"

Jenny dan staf yang lain terkejut melihat sikap tunduk kepala sekolah pada wanita angkuh yang datang tiba-tiba keruangan mereka

"Sebaiknya kita menunggu diruanganku saja"

"Tidak perlu, karena aku mendengar anak itu sedang discorching"

"Discorching?"

Jie mengendikkan bahunya acuh

Pria tua itu segera menatap Jenny
"Panggil Felix untuk kembali kesekolah"
Perintahnya tanpa berfikir panjang lagi

"Tapi Pak, anak itu membuat kesalahan fatal"
Potong David cepat sebelum Jenny menjawab perintah dari kepala sekolah

"Kesalahan fatal?"
Jie mengalihkan tatapannya kepada David dengan berpangku tangan

"Felix telah memecahkan cermin ditoilet sekolah"
Jelas David pada Jie

Jie terkekeh mendengar jawaban pria bertubuh kekar dihadapannya
"Sepertinya kau tidak menyukai Felixku"

Mata Jenny membulat mendengar Jie menyebut Felix adalah miliknya

"Apapun kesalahannya, cepat bawa dia kembali kesekolah!"
Perintah kepala sekolah itu lagi pada Jenny saat melihat Jie bersitegang dengan David

"Baik Pak"
Jawab Jenny senang saat mendapat perintah mencabut scorching Felix

Jie menatap curiga Jenny yang terlihat sangat bahagia, namun ia mengabaikan itu dan kembali menatap David yang berdiri dihadapannya
"Kau staf pengajar disini?"

"Benar, aku adalah guru olahraga disini"

"Kalau begitu mulailah bersikap baik pada Felix jika kau tidak mau kehilangan pekerjaanmu"
Ucap Jie dengan tegas lalu memakai kembali kacamata hitamnya dan segera berlalu dari sana

"Kau sudah membuat kesalahan besar"
Ucap kepala sekolah kepada David dan segera bergegas menyusul Jie yang lebih dulu meninggalkan ruangan itu

****
<<

"Benarkah ini tempat tinggalnya"
Guman Jie ragu saat melihat rumah sewa kumuh dihadapannya

"Hei nona,,!"

Jie memutar badannya saat mendengar seseorang berteriak padanya
"Aku?"
Tanya Jie memastikan

"Ya kau! apa yang kau lakukan disana? apa kau mau menyewa kamar itu?"
Tanya sipemilik rumah sewa kepada Jie

Jie berdecih mendengar ucapan wanita paruh baya dihadapannya
"Yang benar saja aku tinggal ditempat kumuh ini"
Guman Jie pelan namun masih dapat didengar oleh sipemilik rumah sewa

"Kalau begitu cepat pergi dari sini!"
Pekiknya geram saat mendengar Jie merendahkan kamar sewanya

"Tenanglah nyonya kau membuat telingaku sakit"

"Cepat pergi!"

"Aku tidak akan pergi sampai aku bertemu dengan penyewa kamar ini"

"Dia sudah pergi, tadi malam aku mengusirnya karena pria itu sudah menunggak sewa selama tiga bulan"

"Apa?!"
Pupil mata Jie membesar mendengar perkataan wanita berambut keriting dihadapannya

"Cepat pergi dari sini! mengganggu saja!"

Jie menatap jijik wanita tua itu
"Beraninya kau mengusir Felixku! hitung waktumu mulai sekarang karena tidak lebih dari tiga puluh hari lagi kau yang akan aku usir dari sini"
Guman Jie kesal dan segera pergi dari sana

Jie memutuskan untuk menunggu kabar dari Hwasa mengenai keberadaan Felix
"Dimana sebenarnya dirimu"
Guman Jie putus asa setelah mencari Felix kesana kemari

Derttt...

Jie segera memacu mobilnya menuju alamat yang dikirimkan Hwasa di akun kakaotalk-nya

****
<<

Mobil Jie berhenti dilokasi proyek kontruksi pembangunan apartment tidak jauh dari kompleks kumuh rumah sewa Felix

Jie membuka kacamata hitamnya dan segera turun dari mobil mewah miliknya, ia terlihat ragu namun berdasarkan alamat yang diberikan Hwasa dan maps yang ada dimobilnya lokasi proyek itulah tempat Felix berada

"Apa yang kau lakukan disini nona?"

Suara itu mengejutkan Jie membuat Jie segera berbalik dan melihat siapa yang telah mengagetkannya

"Aku ingin bertemu seseorang disini"

Pria berpakaian safety itu menatap lapar pada Jie yang mengenakan pakaian mini

Jie berdecih melihat pria mata keranjang dihadapannya
"Apa yang kau lihat!"
Ucap Jie ketus sembari melipat tangannya didepan dada

"Semakin galak kau semakin cantik nona"
Ucap pria itu dengan smirk jahat diwajahnya yang kusam

"Menjijikkan!"

"Kau bilang apa?!

"Apa kau tuli? aku bilang kau menjijikkan!"

Pria itu mengangkat tangannya keudara dan bersiap memukul wajah cantik Jie
"Yak! lepaskan tanganku!"
Teriak pria itu pada orang yang berani menahan tangannya

"Apa kau tidak malu memukul seorang wanita?"

Jie tersenyum melihat pria yang ia cari-cari akhirnya muncul dihadapannya

"Lepaskan tanganku bangsat! apa kau ingin kupecat!"

Felix melepaskan tangannya dan memalingkan tatapannya pada Jie
"Disini sangat berbahaya sebaiknya kau pergi"
Saran Felix pada Jie dan segera berlalu dari sana

Jie berlari mengejar Felix yang pergi meninggalkannya begitu saja

"Bocah sialan"
Guman pria itu kesal sembari memandang punggung Felix

Felix menghentikan langkahnya saat merasakan seseorang mengikutinya, ia berbalik dan mendapati Jie tersenyum padanya
"Apa mau___"
Ucapan Felix terhenti saat melihat tanda merah kebiruan dileher Jie

Jie segera menutup lehernya untuk menutupi tanda lebam itu
"Aku datang untuk menemuimu"

"Ada perlu apa kau menemuiku?"

"Menagih hutang"

"Hutang?"
Felix menyipitkan matanya bingung

"Aku membebaskanmu dari kantor polisi, aku juga sudah mencabut scorching-mu dan__"
Alih-alih melanjutkan ucapannya Jie malah tersenyum kepada Felix

"Wanita gila"
Felix menggeleng lalu membalik tubuhnya untuk melanjutkan langkahnya

"Kau mau kemana? kita obati dulu lukamu!"
Ucap Jie sembari menahan tangan Felix

"Tidak perlu, aku tidak mau menambah hutangku pada__akkhhh!"
Felix berteriak kesakitan saat Jie meremas tangannya

"Jangan keras kepala!"
Teriak Jie geram sembari menarik Felix menuju mobilnya dan untuk kali ini tidak ada penolakan lagi dari Felix karena tangannya benar-benar terasa sakit

Jie mendudukan Felix di cap mobilnya dan segera mengambil kotak obat yang tersimpan di dashboard mobilnya
"Mari kulihat tangamu"

Dengan ragu Felix menjulurkan tangannya dan membiarkan Jie mengobati lukanya

Jie menutup matanya saat melihat luka Felix telah mengalami infeksi
"Bagaimana mungkin kau membiarkan lukamu sampai separah ini"
Ucap Jie tak habis fikir
"Tahanlah sedikit karena ini akan terasa sakit"
Jie memegang tangan Felix dan menumpahkan alkohol murni itu ketangannya

"Akkhhhh,,!"
Pekik Felix histeris saat alkohol itu membasuh lukanya yang telah infeksi, tanpa ia sadari ia menggenggam erat tangan Jie saat merasakan perih yang teramat sangat ditangannya

Jie menatap iba wajah kesakitan Felix, tangannya refleks terangkat untuk mengusap wajah Felix namun terkejutnya ia saat merasakan suhu tubuh Felix
"Kau panas seka__"

Brakkk...


Tbc...

****
>>

Jangan lupa Vote dan tinggalkan Komentar ya good Readers. .

Thank you 💋

Continue Reading

You'll Also Like

20.5K 3.2K 200
"Aku tidak bisa melakukannya lagi. Hentikan... aku tidak tahan lagi!" Tuan muda kedua berhenti dan mengangkat alisnya saat dia menatap Nona Jung. "Ya...
810K 12.3K 21
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
415K 2.9K 5
Alena Damiati Queen, adalah seorang artis sekaligus bungkus seorang modeling. Lena biasa dipanggil akrab oleh teman-teman atau sahabat dekatnya. Hubu...
1K 431 11
❞𝑨𝒌𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒎𝒖. ❞ 𝑳𝒆𝒆 𝑱...