Stayed with father

Von suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" Mehr

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

Forty five

4.3K 408 42
Von suchasadgirl


Jayden memperhatikan Aaric yang sedang merapihkan ransel, satu-satunya barang yang dia bawa kesini. Barang bawaan nya hanya sedikit tapi melihat cara lamban nya membuat Jayden geram sampai akhirnya menghampiri bocah itu dan membantunya. Mereka melakukan nya tanpa suara, lebih tepatnya Jayden karena setelah itu Aaric melepas semuanya. Dia membiarkan Jayden yang melakukan nya

Jayden menutup resleting ransel Aaric lalu meletak kan nya dia sebelah ranjang. Dia memperhatikan Aaric yang sedang menggenggam sebuah ponsel

"Kau tahu bahwa ini akan terjadi"

Aaric masih saja diam menunduk memperhatikan ponsel berlogo buah setengah itu

"Ini alasan mu pergi"

"Aku tidak bisa menolongnya" jawabnya

Jayden bangun merapihkan pakaian nya "Ayo siap-siap. Aku akan lihat mobil jemputan didepan"

"Seandainya aku ada disana aku hanya akan menambah beban nya. Dia akan diam karna tidak bisa memukul Aaron dihadapanku. Dia hanya akan menahan emosinya"

Jayden kembali berbalik menghadap Aaric. Seandainya Aaron berfikir rasional seperti kembaran nya hal ini tidak akan terjadi

"Siap-siap Aaric"

Jayden berdiri menunggu Aaric yang masih berada dipelukan Ariana didepan pintu. Ini sudah berlangsung satu menit, mereka bisa terlambat

"Ariana"

Dari balik punggung Aaric, Ariana melihat Jayden yang mengarahkan telunjuknya ke jam tangan nya

"Tidak, kau tidak akan ikut menghakiminya" kata Ariana pada Aaric "Berjanji padaku"

Aaric mengangguk "Jaga dirimu bibi, terimakasih. Aku menyayangimu"

Mobil sedan berwarna hitam itu akhirnya keluar dari pekarangan rumah Ariana. Jayden langsung membuka ponselnya untuk mengabari kedua teman nya sedang Aaric hanya diam memperhatikan jalanan

"Dimana mereka?"

"Dibandara tuan, tidak ada tempat disini untuk menurunkan jet"

Jayden mengangguk kemudian kembali fokus pada ponselnya

Melihat Jayden yang asik dengan ponselnya membuat Aaric teringat sesuatu. Dia langsung membuka kontak dan menelfon seseorang. Tiga kali dia menelfon tapi sama sekali mendapat respon, akhirnya dia memutuskan untuk mengirim pesan

Abigail matthew

Aku dalam perjalanan
kembali ke Italia, jika aku masih hidup
aku janji kita akan
bertemu lagi

Tanpa Aaric sadari Jayden memperhatikan nya diam-diam. Melihat pesan yang dia kirimkan untuk perempuan yang selama ini dia bicarakan bersama Coolio dan Smith. Dia tersenyum

"Apa?" Aaric kembali memasukan ponselnya kedalam saku

"Kau seperti ayahmu saat berpacaran dengan Olivia"

"Jangan dibahas"

Jayden tertawa sendiri "Gentleman" godanya "Siapkan kalimat setelah bertemu Elda disana"

Aaric tidak menggubris Jayden, dia membiarkan teman Coolio berbicara sendiri menggodanya. Sebentar lagi dia akan kembali ketempat dimana dia semestinya. Melanjutkan semuanya yang dia sisihkan. Atau menyelesaikan semua yang dia tinggalkan

.
.
.

  Coolio menghampiri Carissa yang sedang menikmati teh sorenya. Dia meninggalkan semua rasa egoisnya untuk kembali berbicara dengan wanita yang dia panggil ibu. Mereka harus sama-sama membantu agar semua permasalahan ini selesai. Ditambah Aaric sedang dalam perjalanan menuju ke Italia

Tanpa diundang Coolio menuang sendiri teh kedalam cangkir kosong lalu meminumnya disebelah Carissa. Mereka masih saling mendiamkan satu sama lain. Carissa hanya duduk menikmati secangkir teh dengan melihat lurus kedepan sedang Coolio sedikit-sedikit mencuri pandang pada Ibunya

"Mama-"

"Aku selalu duduk disini sambil memikirkan apa yang sedang dilakukan cucuku saat ini" Carissa kembali menegak teh nya tanpa menoleh pada Coolio "Apa dia tidur dengan selimut tebal? Disini sangat dingin tiap malam"

"Smith mengurusnya"

Helaan nafas Carissa terdengar sangat berat di telinga Coolio

"Jika mama tidak bisa memaafkan ku atas apa yang kulakukan pada Aaron, mama hanya akan menghabiskan hidup dengan memikirkan semua tindakanku pada hari itu" akhirnya Coolio berbicara panjang

"Karena ini adalah caraku memaafkan nya" lanjutnya

"Kita bisa membawanya pulang hari itu"

"Jangan melulu jadikan nama keluarga ini untuk sesuatu yang salah. Aku sudah bilang dia anak ku, maka dia akan besar dengan caraku. Mama pikirkan dia setiap hari dan membenci atas apa yang kulakukan padanya, mama sekali ini saja pikirkan bagaimana aku dan papa setelah ini ketika bertemu kolega kami. Kau tahu kedudukan kita tinggi, tapi anak ku sendiri bermain sampah dibelakangku"

"Apa kau pernah berfikir kau berlebihan?" Carissa meletak kan cangkir tehnya saat pembicaraan ini mulai serius

"Tidak" jawab Coolio langsung "Mama memaksaku membawa Aaric pulang dan sekarang mama menekan ku atas keadaan Aaron. Aku harus hidup bagaimana ma?"

Carissa diam

"Dia membohongiku. Yang satu meninggalkanku" katanya "Aku mencukupi sisa hidupku untuk mereka, mencoba mengambil kepercayaan mereka satu persatu tapi gagal. Sekarang aku membenci diriku"

Mereka saling melihat kedalam mata satu sama lain

"Jika aku bilang lelah apa mama perduli?"

Carissa lagi-lagi hanya diam

"Aku tahu mama trauma dengan apa yang terjadi pada Cardio, saat itu mama hanya memikirkan diri mama dan mencoba mengakhiri hidup karna jasad Cardio tidak ditemukan. Mama apa saat itu mama pernah masuk kekamar ku? Apa mama lihat bagaimana aku hari itu? Apa terlihat saat aku kesakitan?"

"Aku saa-a—"

"Semuanya begitu menyakitkan. Aku berkata sakit tanpa seorangpun percaya karna aku tidak memberi tahu dimana lukanya, kau tahu dimana lukanya mama. Kau tahu namun kau tidak membantuku"

Carissa menatap Coolio tidak percaya

"Hatiku hancur. Rasaku mati. Ini adalah hasil dari bagaimana semuanya terjadi" Coolio tidak tahu mengapa dia akan mengatakan semua yang dia alami pada saat itu dihadapan Carissa saat ini

"Kematian Cardio. Kematian Olivia. Kedua anak ku. Aku bahkan tidak tahu dari mana aku harus memulai" ucapnya mulai terisak "Semuanya terlalu hancur, sampai aku tidak tahu dari mana harus aku rapihkan"

Coolio membuang muka, tidak ingin bertatapan dengan Carissa dalam keadaan seperti ini

"Ini janjiku yang terakhir. Saat Aaric pulang aku akan mengeluarkan Aaron"

Carissa bangkit dari duduknya menatap Coolio tidak percaya

"Kami akan keluar dari sini. Aku akan memulai hidup baruku bersama mereka" ucapnya lantang

"Dan tidak ada satupun orang yang boleh melarangku melakukan apa yang aku mau"

.
.
.

   Makan siang kali ini Aaron tidak akan diam saja seperti hari-hari yang lalu. Saat ini dia ikut berbaris dengan narapidana lain untuk mengantri makanan. Sudah hampir 10 hari dia ditempat ini dan ternyata ada beberapa dari mereka yang menganggumi keluarganya, mereka bilang Aaron harus bersyukur terlahir sebagai anak Coolio. Semakin lama mereka mengakrabkan diri dengan nya, semakin lama Aaron semakin nyaman

Karena terlalu asik bercanda dengan orang dibelakangnya, Aaron tidak sadar bahwa ini sudah giliran nya mendapat makan siang. Sial hari ini petugas yang selalu menatapnya tidak suka yang bertugas membagikan makanan. Dia sudah berjanji pada Smith untuk tidak membuat masalah, maka dia hanya akan diam apapun yang dilakukan petugas itu

"Makanan disini tidak sebersih makanan dirumah kalian"

Aaron hanya diam tidak perduli

Petugas itu tertawa sinis "Tapi kau harus belajar dengan makanan ini, hidup tidak selalu diatas kau harus tahu makna itu" lagi-lagi petugas laki-laki itu menatap Aaron tidak suka "Kau punya teman, sudah berani mengantri"

Begitu makanan nya sudah selesai dia mengambil air "Terimakasih"

Tapi, prank!!

Seluruh makanan nya jatuh. Aaron tidak buta kalau kaki petugas itu yang menghalangi jalan nya

"Maaf tuan muda makanan mu jatuh"

Aaron kembali berdiri merapihkan pakaian nya yang terkena makanan. Seluruh orang menatap mereka menunggu balasan Aaron. Tapi janji tetap janji

"Tuan, kau bisa berdiri diantrianku" ucap seorang narapida yang memuja keluarga Cosbi

"Apa kau bodoh? Semua tahanan hanya boleh mengantri makanan satu kali" teriak sang petugas "Ini penjara bukan hotel"

"Kau akan dipecat"

Petugas itu menoleh pada Aaron lalu tertawa tidak jelas. Dia mendekati Aaron yang berdiri dihadapan nya

"Apa?" Dia kembali tertawa "Apa yang bisa dilakukan seorang laki-laki yang dibuang ayahnya sendiri kedalam penjara kotor seperti ini? TIDAK ADA!"

"Kau ada masalah? Kau mungkin tidak suka padaku"

"Ya! Kau fikir dengan menyandang nama Cosbi kau bisa melakukan segala hal sesukamu? Kau fikir keluargamu dewa? Mereka hanyalah orang-orang bodoh yang tunduk pada kedudukan tua bangka Gregory!"

"Aku sangat menikmati ocehanmu. Lanjutkan, cctv sedang merekam kita"

Petugas yang emosinya tersulut itu mengambil nampan besi dengan kasar lalu melemparnya kemuka Aaron

Tapi sebelum nampan itu sampai dimuka Aaron, nampan itu sudah dulu berada ditangan Aaric

"Permisi kau bilang kakek ku apa?"

.
.
.

Untuk kalian semua, terimakasih.
Ucapan kalian ngebantu aku makin semangat!❤️

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

452K 27.9K 41
Tak pernah Jazel bayangkan ia akan dijual oleh ibunya sendiri. Hidupnya memang beban bagi keluarganya. Namun Jazel tak menyangka, perlakuan sang ibu...
6M 476K 70
Olivia, seorang mahasiswi tingkat tiga meninggal akibat tertabrak mobil saat dalam perjalanan pulang ke rumah untuk merayakan ulang tahun adik nya...
115K 9.5K 21
Dia Bayu, pemuda tampan yang berjuang diatas keras nya dunia. Berjalan di atas pecahan kaca yang melukai kakinya, Dia harus berjuang membesarkan Putr...
218K 15.7K 27
DI SARANKAN UNTUK BACA CERITAKU YANG REVANGE FOR DEON TERLEBIH DAHULU SUPAYA BISA LEBIH NGERTI SAMA ALUR CERITA INI!! (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) UP NYA GAK PASTI!! "K...