Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

Thirty seven

4.4K 386 23
By suchasadgirl


Aaron melempar tubuhnya di sofa. Perasaan nya sangat kacau, keadaan dirumah tidak lebih kacau bisa-bisa dia gila jika harus seperti ini terus. Jalan satu-satunya adalah, bergabung dengan teman-teman nya untuk menghilangkan penat, mungkin bisa sedikit membantunya

Dia menangkap lemparan Tim dengan sangat tanggap. Menyalakan nya lalu menghirupnya membuat otaknya lebih rilexs. Seseorang datang menuangkan nya minuman, itu Rio salah satu teman nya dia club basket

"Kau terlihat kacau Aaron"

Aaron tidak mengubrisnya, dia terus menghisap rokoknya

"Ada apa? Apa ayahmu tidak ingin datang ke acara itu?" Rio mengambil posisi disebelah Aaron

"Aku belum memberitahunya" jawabnya "Keadaan sangat kacau" kini Aaron mengacak-ngacak rambut ikal sebahunya frustasi. Sebenarnya ada apa dengan semua ini

Tim tertawa "Lihatlah jagoan kita" dia merangkul bahu Aaron "Kau butuh hiburan tauk"

"Diam Tim simpan hal bodoh itu diotakmu"

"Kau yakin?"

"Menjauhlah Tim jangan buat dia lebih kacau" Rio ikut membela Aaron

"Kau tahu ini kali pertama Helana datang"

Rio memutar matanya malas, Tim tidak pernah lelah menjodohkan Aaron dengan semua wanita disini

"Helena?"

"Gadis yunani bro"

Aaron dan Rio mengikuti arah mata Tim. Disana ada tiga orang gadis berkulit putih sedang duduk sambil mengobrol, tapi perhatian Aaron jatuh pada gadis yang duduk disebelah kanan. Mereka pernah bertemu di suatu tempat dan duduk berhadapan. Adik Vanko.

"Apa itu? Bukankah itu terlalu indah" Rio jelas tidak sadar dengan ucapan nya yang membuat Aaron menatapnya tidak suka

"Aku bisa lakukan sesuatu jika kau ingin bersenang-senang" kata Tim menawarinya

Aaron diam sebentar untuk berfikir. Apa Coolio akan tau setelah ini tentang perbuatan nya? Tapi dari tatapan matanya Helena mungkin juga menyukainya

"Dia liar, kau harus pastikan punya tenaga yang mampu menyeimbanginya"

"Maksudmu apa Tim?" Tanya Rio

"Dia disini baru, tapi ditempat lain sepak terjangnya sudah didengar siapapun" jawab Tim "Jika Aaron mau, aku bisa bantu"

"Kau fikir aku butuh bantuan mu"

Aaron langsung menegak minuman nya hingga tandas lalu berdiri merapihkan pakaian nya  "Watch me" ucapnya sebelum berjalan menuju meja dimana Helena dan kedua teman nya berada

"Apa kabar Helena?"

.
.

       "Beritahu aku jika Aaron sudah pulang"

Coolio mematikan telfon nya lalu meletak kan nya di meja. Menuang kembali minuman nya dan meminumnya hingga tidak tersisa

"Dua anak buahku sudah bergerak"

Jayden mengamati Coolio yang hanya duduk diam tidak merespon nya, oh bagaimanapun dia pasti mengkhawatirkan Aaric

"Kau bisa menelfon nya. Dia tidak akan setega itu menolak panggilan mu"

"Kalian jelas tahu dia sekarang pergi tanpa izin dariku"

"Menjadikan mata Olivia sebagai alasan mengapa kau memperlakukan nya seperti itu sangatlah kejam Coolio" ucap Smith

"Bukan itu"

"Dan mencintai Olivia sebegitu besarnya, tapi kau menelantarkan anaknya adalah tindakan kejahatan" sahut Jayden "Kau ayah biologisnya bukan ayah tiri"

Coolio menghela nafas "Aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya lebih dari satu menit"

"Itu bukan salah Aaric"

"Aku mencoba memberinya apapun yang dia mau tapi dia selalu mengira bahwa aku tidak adil"

"Kau tahu bukan uangmu yang dia mau" Smith duduk disebelah Coolio yang lemah saat ini "Kau akan tahu apa yang dia mau jika kau bisa memasuki jiwanya pelan-pelan. Kau kan tahu anakmu itu pembangkan, jadi yang bisa kau simpulkan dari dirinya adalah selalu memancing emosimu"

"Walau dia hanya bernafas, dimatamu dia akan tetap salah kan man?" Tanya Jayden menyambungkan

"Kau menyanyanginya Coolio, lebih dari kau menyanyangi Aaron" kata Smith "Tapi kau tidak bisa melakukan seperti yang kau mau padanya karena dia punya mata Olivia, dan kau memilih membencinya agar kau bisa melupakan Olivia"

"Tidak"

"Satu-satunya cara agar kau bisa menjadi ayah yang baik untuk mereka adalah kau harus bisa melepaskan Olivia, lupakan dia"

"Mudah untukmu? Dirumahku ada dua makhluk remaja yang keluar dari rahimnya"

"Ya memang, kau harus melupakan Olivia lalu membuat hidupmu yang baru merawat mereka dengan baik. Itu adalah cinta yang sesungguhnya"

"Aku mau semua detail kegiatan Aaric disana dikirim ke email ku setiap 24 jam setiap hari, jika bisa suruh anak buahmu negosiasi bersama Ariana. Berikan dia uang selama Aaric tinggal ditempatnya aku tidak mau dia kekurangan barang sedikitpun" Jayden mengangguk mengerti

"Ariana punya banyak uang Coolio, semua pelanggan nya orang penting"

"Kau?"

"Bukan"

Coolio dan Smith menatap Jayden yang sedang mengetik pesan dibelakang

"Kalian lihat apa?"

.
.

Aaric memberikan piringnya pada Ariana. Malam ini mereka hanya makan makanan instan karena hanya itu yang dimiliki Ariana dikulkasnya

"Mommy sudah melarang bibi makan seperti ini dari dulu"

"Ahhh aku tidak punya waktu belanja Aaric"

"Apa terlalu banyak?"

"Terlalu lelah" jawab Ariana menaik turunkan alisnya

"Bibi harus jaga kesehatan disini, jaga kebersihan"

"Iya bocah, jangan mengajariku"

Mereka mulai makan dengan tenang dengan obrolan ringan sedikit

"Kau tidak bawa pakaian sama sekali, besok kita akan belanja"

"Tidak perlu merepotkan"

"Uangku banyak sekarang"

Aaric tersenyum "Bagaimana kalau nanti malam? Aku ingin keliling disini"

"Sayang aku ada pekerjaan malam ini" jawab Ariana sedih "Kau bisa pakai mobilku untuk keliling"

"Aku akan keliling bersamamu"

Ariana menggeleng

"Baiklah. Aku akan pergi olahraga saja"

"Pakai member card diatas lemari es"

Aaric mengangguk

Setelah Ariana pergi dengan jemputan nya, Aaric mencuci mukanya agar lebih segar saat keluar. Dia sangat terkejut saat bibinya dijemput mobil porsche putih. Jika Ariana bilang dia banyak uang sekarang, oke Aaric percaya. Sekarang dia lebih terkejut lagi karena mobil bibinya digarasi, BMW i8 berwarna hitam. Ini berlebihan jika dibawa ke tempat gym tapi jalan kaki jelas bukan pilihan baik. Akhirnya Aaric mulai mengeluarkan mobil mahal itu dari garasi. Oke lihat, semua pejalan kaki memperhatikan nya. Bersyukur kaca mobil ini sedikit gelap

Setelah memarkirkan mobil bibinya di parkiran, Aaric tanpa ragu dan malu masuk memberikan id card member Ariana pada perempuan yang berjaga didepan. Satu menit kemudian, dia bebas masuk. Dia meletak kan tas nya di pojok, tiba-tiba seseorang datang menghampirinya

"Apa aku salah lihat jika kau menggunakan nama Ariana pada id card mu?"

"Oh iya, bibi ku yang memberikan nya"

Laki-laki dewasa itu memberikan Aaric sebotol minuman "Itu untuk membantumu lebih berstamina" Aaric menerimanya "Aku baru tahu Ariana punya keponakan"

"Aku baru datang dari Italia" jawabnya

"Namaku James, jika kau beritahu bibimu hari ini kita bertemu bilang padanya aku butuh nomer ponselnya"

Setelah laki-laki yang bernama James itu pergi untuk memulai olahraganya, Aaric mulai pemanasan ditempatnya. Lagi-lagi ada saja yang menghampirinya

"Kau akan terkenal setelah ini"

Saat menoleh, ternyata yang menghampirinya adalah seorang wanita muda yang sepertinya habis berolahraga

"Ariana adalah wanita paling cantik dan paling terkenal disini" Katanya sambil terus mengeringkan tubuhnya dengan handuk kecil

"Bibi ku sangat cantik"

Aaric tidak akan menyambut seorang wanita dengan hangat secantik apapun dirinya. Wanita disebelahnya ini bisa dikatakan sangat cantik, tubuhnya juga bisa dibilang sangat indah namun sekecil semut pun tidak ada rasa terpesona apapun didalam jiwanya pada perempuan ini

"Aku permisi"

"Boleh ku tau siapa nama mu?" Tanya wanita itu berteriak

Aaric berbalik "Aaric" kemudian berbalik lagi kedepan dan pergi

.
.

   Sedari tadi Helena hanya diam menunggu Aaron bersuara, sudah hampir satu bungkus rokok habis dihisapnya namun dia juga tak kunjung berbicara. Didalam mobil ini, hanya suara nafas mereka yang terdengar

"Paman Coolio oke?"

Aaron menggeleng lagi "Tidak"

Helena menggenggam tangan Aaron "Tenangkan dirimu"

Aaron menoleh kepadanya "Aku sedang mencobanya"

Senyuman Helena membuat Aaron ikut tersenyum "Aku baru lihat secara dekat, dan terlihat lebih cantik"

Mereka terhanyut dalam suasana didalam mobil, Aaron akan menjaga batasan nya jika Helena bisa menahan nya juga. Malam ini akan menjadi malam yang panjang untuk mereka berdua. Aaron akan melupakan semua masalahnya saat ini. Tapi dia harus tahu bahwa sekarang dia sedang membuat masalah baru dalam keluarga mereka

.
.

Tim dirumah aja suaranya mana?!!
Aku nangis banget beneran liat komen kalian yang super semangat itu aku seneng banget kalian beneran nunggu cerita aku❤️

Saking semangatnya aku langsung keluarin semua yany ada di draft buat langsung di up supaya kalian makin semangat❤️

Let me know, gimana sama part ini? Like dan komen nya ditunggu!

Continue Reading

You'll Also Like

344K 40.2K 30
Zai, laki-laki kecil pemilik jiwa kuat untuk tetap bertahan. Jika anak balita memukul saudarinya, apa yang akan dilakukan? Menyalahkan balita yang me...
325K 25.5K 28
Hanya Rafka, seorang anak kecil yang mengerti bahwa dunianya tidak bisa berjalan sesuai keinginannya. Semua seakan menjauh dari Rafka, sejauh jarak a...
233K 11.4K 17
Arga adalah remaja yang lahir dari hasil perselingkuhan sang Ayah yang di lakukannya dengan sengaja, sejak bayi tinggal bersama dengan Ayah-nya yang...
115K 9.5K 21
Dia Bayu, pemuda tampan yang berjuang diatas keras nya dunia. Berjalan di atas pecahan kaca yang melukai kakinya, Dia harus berjuang membesarkan Putr...