Aaron duduk dibangku penonton basket disebelah kiri lapangan dia harus mengatur nafasnya setelah hampir dua jam berlatih bersama club basketnya
Seseorang melemparkan air dingin kepadanya dengan sigap dia menangkapnya
"Thankyou Tim"
Tim tertawa memukul bahu Aaron "Bukan apa-apa bodoh"
Aaron ikut tertawa
"Tidak sebanding dengan yang kau berikan tadi malam" lanjut Tim "Anak-anak menyukaimu Aaron, kau bisa lebih sering bergabung"
Wajah Aaron berubah tegang saat Tim mengungkit kejadian tadi malam tepat ketika matanya menangkap Aaric yang berjalan sendirian dibalkon lantai dua sekolah
"Aku bisa bergabung jika kau tidak beritahu siapapun" Tim mengikuti arah mata Aaron "Termasuk keluarga ku"
"Ayolah Aaron, kau tahu aku tidak seperti itu"
Aaron mengangguk kecil. Dia hanya tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Coolio jika tahu tadi malam dia bersenang-senang bersama teman-teman nya. Coolio pasti tidak suka dengan apa yang dia lakukan
"Kenapa tidak bawa serta kembaranmu? Itu lebih baik jika kalian bisa sama-sama jaga mulut"
"Tidak dia tidak seperti itu"
"Maksudmu dia suci?"
Aaric membereskan ranselnya lalu memakainya "Dia hanya tidak suka diganggu" jawabnya "Aku harus menemuinya untuk menyerahkan kunci mobil"
Aaric berhenti saat melihat Aaron yang sedang berjalan kearahnya sambil bergurau dengan murid lain, dia akan berbalik kalau saja tidak ada Aaleya siswi sekelasnya yang menabraknya dan menjatuhkan buku-bukunya
"Maaf Aaleya aku tidak lihat"
Seperti biasa perempuan itu akan tersenyum "Tidak masalah Aaric"
Aaric mengembalikan buku-buku itu pada Aaleya saat setelah perempuan itu pergi Aaron sudah berdiri didepan nya
"Aku akan pulang dengan daddy" dia mengulurkan tanganya untuk memberikan kunci mobil pada Aaric "Ates ada diparkiran menunggu"
Aaric menerimanya. Setelah itu Aaron berjalan melewati Aaric
"Kau tahu membohongi Coolio bukan hal yang baik"
Aaron menghentikan langkahnya lalu kembali berbalik menghadap Aaric
"Aku tahu kau yang membayar minuman nya"
"Tidak kau salah dengar gosip" sahut Aaron meremehkan
"Benar atau salah faktanya adalah kau melakukan hal yang sudah dia larang" Aaric maju mendekat "Apapun itu yang kau lakukan kau harus ingat bahwa kau tidak cukup pintar untuk membohonginya"
Aaron menegang
"Kau selalu menyusahkan mommy, sekarang kau menyusahkan semua orang"
"Kau terlalu ikut campur Aaric"
"Saat nanti dia tahu dan kau dipukuli" Aaric menatap mata Aaron "Jangan pernah lihat mataku" lalu dia pergi meninggalkan Aaron yang masih menegang
Aaric sudah tidak terlihat dikoridor itu namun kata-katanya barusan menusuk hatinya
"Saat kau dipukuli jangan lihat mataku"
'Jangan lihat matanya Aaron'
'Kau fikir kau bisa tanpanya'
'Kau pengecut Aaron'
'Itu alasan aku lebih suka memanasimu daripada berurusan dengan Aaric'
Semua kalimat Damien di masa lalu kembali datang difikiran nya, Aaric sudah tidak akan lagi menjadi partnernya. Aaron yang memulai permusuhan ini
Apa kalian tahu nama tengah dari Ates? Ya benar. Menyusahkan. Hari sudah akan gelap namun anak itu belum juga selesai mencari dvd yang dia cari. Mereka sudah hampir tiga jam ditoko itu
"Punyaku tidak pakai dvd Ates" Aaric sudah sangat lelah dia ingin pulang
"Tidak, aku beli untuk punyaku" Namun sibodoh ini masih belum selesai dengan urusan nya
Akhirnya Aaric menyerah "Ini, aku akan pulang dengan taxsi kau bisa habiskan waktumu disini sendirian sampai kapanpun yang kau mau" dia menyerahkan kunci mobilnya pada Ates kemudian berjalan keluae toko
"Tunggu Aaric!"
Bedebah ini suka sekali memancing emosi
"Ayo kita pulang, tidak masalah tidak pakai dvd"
Aaric benar-benar akan memukulnya kalau saja dia tidak terlalu lelah saat ini maka itu dia memilih masuk ke kursi penumpang membiarkan Ates yang mengendarainya
"Aku tidak pernah lihat kau bersama Aaron lagi akhir-akhir ini" Ates memulai obrolan saat mobil sudah meninggalkan toko
"Hem" Aaric sudah sangat lelah bahkan untuk menjawab Ates
"Kufikir kalian bertengkar makanya tadi malam Aaron ikut ke paradise"
Aaric menegak kan tubuhnya "Apa?"
"Paradise Aaric, surga Italia" Jawab Ates "Aku membiarkan nya bersenang-senang karena kufikir kalian bertengkar makanya dia stress namun aku justru melihat dia bersama Tim dan lain nya"
Gosipnya benar
"Ya mereka sekarang berteman"
"Kau mau tau sesuatu?"
"Gosip?"
"Ya jika kau tidak mau menyebut ini gosip sebut saja ini informasi"
"Terserah"
"Kudengar Tim bukan murid yang baik dia bisa memanfaatkan Aaron" Ates memulai ceritanya "Sebelum ayahmu tahu Aaron bagaimana diluar, sebaiknya kau memberitahunya"
"Aku bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain"
"Itukan adikmu"
"Aku menyindirmu"
Ates membentuk 'O' dibibirnya
"Apapun yang kau tahu kau tidak akan memberitahu madre dan padre tentang Aaric apalagi pada Ayahku. Kau tidak bisa ikut campur" ucap Aaric
Sisa perjalanan mereka habiskan dengan diam. Mungkin karena Aaric kelewat lelah dan Ates tentu membutuhkan konsentrasi dalam menyetir. Ates mematikan mobil sesaat sebelum Aaric pulas dalam tidurnya, dia menggoyangkan tubuh Aaric memberitahunya bahwa mereka sudah sampai. Tepat saat Aaric keluar dari mobil Coolio dan Aaron juga baru sampai dirumah. Dan dengan bodohnya Ates mengajak Aaron bicara
"Hei kau tahu Aaron? Aku dan Aaric menghabiskan waktu bersama hari ini"
Aaron mendengarnya malas dan Aaric lebih memilih masuk duluan daripada terlibat dalam obrolan Ates
"Madre makan malamku bisa diantar kekamar? Aku kelewat lelah menemani Ates seharian" Ucap Aaric
Carissa menatap cucunya sedih lalu mengecup keningnya
"Terimakasih"
Lalu Aaric masuk ke kamarnya
Makan malam dilakukan seperti biasa. Karena ada Ates mereka sedikit membahas kegiatan nya disekolah sampai Ates meminta izin untuk mengantarkan makan malam Aaric kekamar
"Aku juga sudah janji akan bermain game bersamanya"
Carissa memberikan nampan yang berisi penuh makanan pada Ates "Hati-hati oke?"
Ates menjawabnya dengan kedipan mata
"Aaron kau tidak ikut main game?" Tanya Gregory
"Ehm—Tidak. Aku akan melakukan facemeet bersama teman-temanku"
Aaron kembali kekamarnya satu jam setelah Ates mengantarkan makan malam Aaric. Dia hanya akan kembali kekamarnya lalu melakukan facemeet bersama teman-teman barunya setelah itu dia akan tidur. Namun saat dia hendak melewati kamar Aaric, dia mendengar teriakan semangat Ates dan kalimat malas yang dilontarkan Aaric
Oh mereka pasti sangat bersenang-senang. Tentu saja Aaron akan bersenang-senang bersama teman nya lewat facemeet
"Ates bagaimana kalau kau menginap?"
Aaron mendengarkan Aaric
"Kau bisa pakai semua pakaianku kesekolah besok"
"Kenapa? Mm—maksudnya sangat tiba-tiba" jawab Ates masih bingung
"Tidak tapi ayolah sekali-kali membangun hubungan baik persepupuan"
Aaron beranjak pergi dari depan kamar Aaric menuju kamarnya. Dua orang itu akan menikmati malam mereka bersama. Harusnya Aaron bergabung kan? Harusnya. Tapi kali ini tidak
Niatnya facemeet dia urungkan. Aaron menutup badan nya dengan selimut berbaring kesamping arah jendela. Suara panggilan pundia hiraukan
"Sebenernya apa? Aku kenapa?"
Aaron terlelap dengan pikiran nya sendiri. Begini rasanya bermusuhan dengan kembaran mu yang sudah terikat 17 tahun lamanya bersama. Mereka baru dua hari dengan keadaan ini tapi Aaron sudah merasa terlalu berat
Memang kodratnya. Aaron tidak bisa hidup tanpa Aaric
Dan Aaron terlalu pecundang untuk minta maaf pada duluan
.
.
.
Kita udah masuk ke konflik dari cerita ini aku harap kalian ga bosen yah hehe. Jangan lupa tetep dirumah aja dan jaga kebersihan semoga kita semua akan baik-baik aja sampai semua ini selesai❤️
Jangan lupa vote dan komen