Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

Thirty one

5K 401 9
By suchasadgirl



    "Young master, semua orang menunggu dimeja makan"

Aaric terus terusan menghiraukan ucapan pelayan nya yang sudah hampir sepuluh menit berdiri disana. Sebagai seorang pelayan dia merasa tahu diri untuk tidak langsung beriteraksi dengan majikan nya, jadinya pelayan itu hanya berdiri dipinggir ranjang Aaric sambil terus mengucapkan kalimat yang sama

"Young master, semua orang menunggu"

Aaric malah membalik badanya menjadi tengkurap sambil berbicara tanpa membuka matanya

"Aku pulang terlambat tahu kemarin. Aku akan brunch katakan pada madre"

Pelayan itu hanya bisa menghela nafasnya

"Young master madam akan pergi, tidak ada yang melakukan brunch hari ini" ucap pelayan menjelaskan "Kemungkinan madam akan pulang terlambat juga, saudara kembarmu akan melakukan check up bersama madam"

Aaric langsung bangkit duduk diranjangnya menatap pelayan didepan

"Kau bilang apa?"

"Saudara kembarmu sudah pulih dia akan dibawa ke rumah sakit untuk melakukan check up"

Aaric susah payah menyingkirkan selimut tebal yang membungkus badan nya semalam lalu melewati pelayan nya didepan pintu

"Kenapa tidak bilang dari tadi"

Pelayan itu hanya bisa mengehela nafasnya kemudian mengikuti majikan nya yang sudah berlari ke bawah

Aaric menuruni tangga dengan tergesa-gesa sampai Gregory yang sedang menikmati kopinya menatapnya heran begitupun Coolio disebelahnya. Tujuan satu-satunya adalah bertemu laki-laki yang duduk disebelah Coolio dengan perban bekas infusnya

Hampir saja Aaric berhasil meraih Aaron yang sekarang terkejut melihat kembaran nya datang seperti monster, namun tidak berhasil karena tiba-tiba saja Carissa sudah berdiri dihadapan nya sambil melipat tanganya

"Mau apa young master?" Tanya Carissa meniru pelayan yang memanggil mereka

"Aaron kau sembuh" Aaric sama sekali tidak menghiraukan Carissa yang masih menghalanginya, dia hanya bisa bertanya sambil berteriak pada Aaron yang dengan santainya menikmati sarapan

"Kau buta sekarang?" Tanyanya

"Madre aku han-"

Carissa menggeleng "Aaron sudah mandi dan dia akan kerumah sakit, tentu saja harus steril" kata Carissa memotong Aaric. Wanita itu menatap cucunya dari atas hingga kebawah "Kau baru bangun, berantakan dan bau" diakhir kalimatnya dia menutup hidungnya "Coolio juga pulang terlambat sepertimu tapi tidak terlambat bangun. Sekarang kembali ke kamar mu dan ayo bersihkan diri"

"Kalau begitu tunggu aku akan ikut kalian kerumah sakit"

Baru saja Aaric berbalik, lagi lagi sebuah suara menghentikanya

"Hari ini kau sekolah son"

Aaric menatap Gregory memohon namun kakeknya justru hanya mengangkat bahunya sambil melirik pada Coolio yang sibuk dengan ipadnya

"Aku boleh kan tidak masuk sekolah hari ini?"

Merasa tidak dipanggil Coolio sama sekali tidak menengok pada Aaric

"Dad"

Coolio masih belum merespon

"Apa kau mulai tuli?"

"Kau tahu jawabanya jika aku diam" jawab Coolio tanpa mengalihkan perhatian nya pada Aaric. Tatapan nya tetap pada ipadnya

"Iya kan?"

Lagi-lagi Coolio diam. Aaric seperti orang tolol menunggu Coolio

"Kalau daddy menatap mu lalu diam itu artinya jawaban nya 'iya' " sahut Aaron "Jika dia tidak menatap mu maka sebaliknya"

"Tidak masalah bukan kalau tidak mas—"

"Aku selesai. Mama aku akan berangkat ke kantor" Coolio menghampiri Carissa untuk mencium kedua pipi ibunya "Pastikan Dia sudah benar-benar sehat, jangan ikuti kemauan nya untuk menipuku dengan berpura-pura sehat" kata Coolio sambil menatap Aaron. Sekarang giliran Aaric yang ditatap Coolio "Dan pastikan yang satu lagi berada dikelasnya sampai jam pulang sekolah"

Lalu laki-laki itu berjalan kepintu keluar dan benar-benar pergi

"Ayo Aaric sana kau akan terlambat sekolah"

"Kalian menyebalkan tahu" Aaric kembali pada mode dinginya

"C'mon broh kita bisa bertemu malam ini" Aaron menaik turunkan alisnya untuk menggoda Aaric

"Tidak. Aku menyesal rindu padamu"

Setelah Aaric menutup pintu kamarnya dengan kencang tiga orang yang tersisa dimeja makan tertawa bersama melihat bagaimana perubahan sifat Aaric barusan

.
.
.

    Aaric menghabiskan waktunya di kamar seharian setelah pulang sekolah. Selain karena dia masih kesal pada semua orang karena kejadian tadi pagi, hari ini tiga orang guru memberikan pr tambahan membuatnya tidak bisa melakukan hal lain selain mengerjakan tugasnya. Hari sudah gelap saat Aaric menutup buku terakhirnya. Tugasnya sudah selesai. Dia meregangkan badan nya sambil duduk lalu menguap

Aaric berniat untuk tidak ikut makan malam bersama dibawah, masa bodoh pada Coolio yang akan marah. Dia berjalan menyalakan tv lalu playstation nya lalu duduk di karpet biru tua tebal yang dibelikan Carissa untuknya

Dia kelewat serius memainkan game nya sampai tidak menyadari Carissa sudah membuka pintu

"Aaric—"

"Keluar"

Oh cucunya yang satu ini benar-benar menyeramkan jika marah

Carissa menghela nafasnya "Ayo sayang makan malam akan dimulai"

Carissa terus memperhatikan Aaric yang sepertinya tidak akan menurutinya. Bocah keras kepala itu bukan Aaron yang jika diteriaki akan menurut, dia Aaric. Jika kau berani kasar padanya jangan harapkan kebaikan sebagai kebalikan

"Kau akan terus main?"

Aaric masih tidak menjawab

"Kau bisa turun kapanpun jika ingin makan malam"

Saat Aaric mendengar suara pintu ditutup dia mempause game nya lalu bersandar pada sisi depan ranjang. Dia menghela nafasnya sebentar tapi kembali bermain game

Saat Aaric pikir dia sudah menghabiskan hampir satu jam bermain, dia memutuskan untuk pergi tidur. Perutnya sedang bekerja sama denganya maka itu dia tidak merasa lapar sejak tadi. Dia mematikan semua alat-alat gamenya kemudian naik ke ranjang

Baru saja ingin merebahkan diri kini datang Aaron yang dia yakin sudah 1000% sembuh

"Hai bro kenapa tidak ikut makan malam?"  Aaron berdiri disamping ranjang Aaric untuk melihat wajahnya, namun Aaric justru membalik badanya membelakangi Aaron

"Keluar kau"

"Ada apa dengan mu?"

"Aku mau tidur keluar"

"Kau seharian dikamar pelayan bilang kau mengerjakab tugas setelah itu madre bilang kau bermain game, lalu kenapa kau tidak turun kebawah untuk makan? Kau butuh asupan"

"Terlalu banyak bicara Aaron. Keluar"

"Kau bilang kau rindu padaku"

"Sekarang sudah tidak" jawab Aaric cepat

"Oh aku mendengar sebuah kebohongan diruangan ini" sahut Aaron mendramatisir

Coolio yang baru saja kembali melihat pintu kamar Aaric yang terbuka, saat dia hendak melewatinya dia justru melihat Aaron yang berbicara pada Aaric yang sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Coolio yakin anak itu masih kesal dengan nya

"Aaron"

Aaron menghentikan tingkah konyolnya yang mengganggu Aaric menoleh pada asal suara dari depan pintu kamar

"Kembali ke kamar mu"

Aaron menurutinya. Anak itu berjalan keluar

"Dia tidak mau makan malam" ucap Aaron melewati Coolio

Aaron sudah masuk kekamarnya tapi Coolio masih memperhatikan Aaric yang belum juga merubah posisinya

"Kau tidak makan malam Aaric?"

Tidak dijawab

Tapi Coolio yakin Aaric belum tidur

"Aku harap besok kau tidak menjadi mayat karena menahan lapar"

Lalu suara pintu ditutup

Aaric menyibak selimutnya kasar lalu menghirup udara sebanyak-banyaknya. Bersembunyi dibalik selimut sungguh menyiksanya

"Aku anak Olivia tau, aku kuat"

Coolio masih berdiri didepan pintu kamar Aaric. Dia mendengarnya

.
.
.

"Hallo gays aku udah sembuh udah gak ada yang sakit disini. Kalian dirumah aja ya biar tetep gak ada yang sakit" ❤️-Aaron

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 67 6
aku menyukaimu tapi aku membencimu dan kau yang menjadi penyebab kenapa aku membencimu tidakkah kau mengerti???
378K 31.4K 155
Title: Death Is the Only Ending for the Villainess BACA INFO!! Novel Terjemahan Indonesia. Hasil translate tidak 100% benar. Korean » Indo (90% by M...
74.4K 4.8K 24
Yang Yasha tau, Papanya ada seorang pebisnis dari kota lain hingga membuat sang Papa hanya beberapa bulan sekali baru bisa pulang. Yang Yasha tau, Pa...
2.4K 254 32
Khanza tidak pernah tahu apa yang sebenarnya semesta rencanakan pada tiap lika-liku kehidupan nya. Selama ini, kehidupan Khanza baik-baik saja. Ia ba...