Taruhan [END]

By vialivi_wdh

70.1K 5K 2.3K

Menjadi Taruhan antara beberapa Gengster untuk balas dendam itu sangat menakutkan. Tapi, tidak ada yang menya... More

Prolog
Segment 2. Black Jacket
Segment 3. Beautiful Girl
Segment 4. Kantin
Segment 5. New Game
Segment 6. Polos
Kenapa Hari Kamis...?
Segment 7. Tamu Kurang Ajar
Segment 8. Pulang Bareng
Segment 9. Noda Tanggung Jawab
Segment 10. Rooftop
Segment 11. Penasaran
Segment 12. Mini market
13. Bersalah
14. Ketemu Mantan
15. Jadian
16. Minta Jatah
17. Buku Badboy
18. Raden Carmuk
19. Perfect
20. Pesta Dansa
21. Kolam Rahasia
22. Cemburu
23. Salah Paham
24. Merantas
25. Skors
26. Gangster
27. Ancaman Sepupu
28. Muka topeng
29. Bully
30. Something
31. Taruhan
32. Gadis Taruhan
33. Feeling
34. Gadis Penakut
35. Terahasiakan
36. Trauma
37. Tak Disangka (Bertemu)
38. Aldi (Brengsek)
39. Ucap Terima Kasih
40. Utusan Tuhan (Mengaku)
41. Bolos
42. Bukit
43. Mantan berulah (Aldi)
44. Perjanjian
45. Pacar Ajaib
46. Persaingan
47. Penentuan (OM)
48. Papi Pulang
49. Balas Dendam
50. Menjauh (Kata Papi)
51. Sebelum Terlambat
52. Dikurung
53. Kejadian dibingkai jendela
54. Balapan
55. Pada Akhirnya
56. Menempati Janji
57. Sudah Berakhir
58. Ortu Raden
59. Mama
Epilog
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4

Segment 1. A news

2K 213 43
By vialivi_wdh

"Mencari kebahagiaan itu lebih sulit dari pada mencari harta"

>Luvia<

***

"Papi gak lagi bohong kan?" Indra mengangguk. Rasanya senang mendengar kabar baik dari sekian kabar buruk yang terdengar.

"Papi tidak janji kalau bisa melakukannya setiap hari. Tapi, Papi akan usahakan untuk meluangkan waktu bersama kalian." Kata Indra meyakinkan anak dan istrinya.

Luvia memeluk Indra, "Papi pulang seperti ini sudah buat Luvia senang tidak perlu setiap hari juga tidak apa apa, Luvia memahami itu."

"Mami juga boleh berkerja lagi kok, tidak harus setiap hari dirumah yang penting Mami dan Papi tidak lupa kalau ada aku dan Vino dirumah ingin menghabiskan waktu bersama." Jelas Luvia tidak memaksakan untuk menuruti permintaannya.

Indra menatap putrinya sayang, "Bukannya ini yang kamu inginkan?"

"Iya, tapi jangan terlalu sering juga. Kalian punya tanggung jawab besar diluar sana. Luvia tidak seegois itu Papi, masih banyak yang harus kalian tangani. Bukan hanya permintaan Luvia, kalian harus meninggalkan tanggung jawab besar itu." Kata Luvia yang sebenarnya.

Hera memeluk Luvia, "Jadi sekarang, apa yang putri Mami ini inginkan?"

Gadis itu memebalas pelukan Hera, "Perlukan hangat seperti ini dan makan malam bersama."

"Kau ini selalu membuat kami bingung. Terkadang ingin ini dan itu, lalu melarang ini dan itu. Dasar anak manja." Kata Hera mencubit pipi Luvia.

Indra menatap Vino yang sedang bermain ponsel, dia langsung mengambilnya agar Vino memiliki sopan santun kepada orang lain yang sedang bicara, tidak boleh bermain ponsel saat berkumpul seperti ini.

"Menurut Vino? Bagimana?"

Vino menatap kakaknya yang tersenyum bahagia, "Semua yang bisa membuat Kakak senang. Itu pilihan Vino."

Kakak dari cowok itu mendekat lalu mengacak acak rambutnya, "Makasih adikku yang terkadang sayang terkadang juga ngeselin!"

Vino melepas tangan Luvia dari kepalanya, "Itu kemampuan terpendam dari adek kakak ini."

Hal seperti ini yang diharapkan Luvia sejak dulu, walaupun harus melewatkan banyak cobaan sampai memiliki trauma mendalam.

"Luvia sayang, Mami mau kasih tahu sesuatu sama kamu," Kata Hera membuat Luvia antusias, "Mulai besok, kamu harus bangun lebih awal dan bersiap untuk ke sekolah."

Luvia terkejut mendengar itu. Sekolah? Luvia sangat menginginkan hal tersebut akhirnya dia bisa sekolah kembali seperti yang lainnya.

"Luvia tidak salah dengar? Kembali ke sekolah?" Tanyanya mendapat usapan lembut dikepala serta mengangguk sebagai jawaban.

Senyum Luvia merekah tidak bisa ditutup tutupi lagi, walaupun sedikit trauma. Tapi, jika terus menjauhkan diri itu juga sama saja tidak ada perkembangan. Justru semakin memburuk.

"Tapi, ada satu syarat." Kata Indra membuat senyum Luvia meluntur.

Indra menatapnya, "Via harus janji pada Papi dan Mami untuk mencari teman yang baik serta Via bisa membedakan sikap kepada siapa saja. Jika Via tidak nyaman atau merasa terancam tinggalkan saja cari yang lain. Setuju?"

"Setuju!" Jawab Luvia bahagia dia pikir syaratnya aneh-aneh ternyata begitu mudah walaupun kenyataannya sangat sulit.

Diusia Luvia yang sudah beranjak remaja harus banyak memiliki teman dan diusia seperti itu adalah usia yang sangat menyenangkan semasa hidup. Sangat sulit untuk melepaskan putrinya untuk bersekolah diluar sana terutama kondisi yang tidak tentu atau terkadang bisa muncul kapan saja.

Sebuah insiden memberikan kenangan buruk bagi mentalnya. Terdapat bekas luka dikedua pergelangan tangan Luvia. Bekas luka ditangan kanannya sudah pudar tapi ditangan kiri masih terlihat butuh beberapa bulan untuk memulihkan jaringan kulit agar kembali normal.

"Selain itu, Via juga harus mengenakan ini kapan pun dan dimanapun kamu berada." Kata Indra menyerahkan kotak hadiah ke Luvia yang langsung dibukanya.

Matanya melebar, "Jam tangan?! Wah! Lucu sekali, Luvia suka dan cocok ditangan Luvia makasih Pi! Mi!"

"Jam ini bukan jam biasa, jam ini bisa memberitahukan setiap kondisi kamu. Jika kamu merasa tidak enak badan jam ini langsung muncul tanda tanda Vital kamu dan jam ini juga langsung terhubung dengan ponsel Mami jadi Mami bisa tahu kondisi kamu. Dengan ini Mami juga tidak akan kawatir akan kondisi Luvia." Jelas Indra langsung dipahami oleh Luvia.

"Luvia janji akan jaga diri baik baik dan tidak akan pernah membuat Papi dan Mami kawatir dan juga Vino adikku yang paling perhatian." Puji Luvia mengacak acak jambul Vino lagi.

"Jangan Kak! Rusak nanti." Keluh Vino membenarkan jambulnya.

"Akan aku pastikan juga keamanan Kakak terjaga. Pokoknya kalau masih ada Vino disini Kakak akan baik-baik saja. Percaya sama Vino." Kata Vino membanggakan diri.

Luvia tersenyum, "Iya Vino, berkat kamu juga Kakak sudah sembuh."

"Ada kecoa!" Teriak Hera membuat orang yang ada disana panik terutama Vino yang memeluk Kakaknya erat.

"Tapi bohong!" Ketawa Hera dan Indra pecah.

Vino sangat takut dengan hewan yang bernama kecoa, hewan menjijikkan dan sangat merugikan itu membuatnya jijik. "Mami gak asik nih!"

Luvia menatap Vino lucu, "Katanya mau jaga Kakak? Sama kecoa saja takut gimana nanti menjaganya?"

Vino melipat tangan didepan dada ,"Itu beda urusannya!"

"Dasar penakut!" Luvia menoyor kepala adiknya pelan.

"Bukan penakut tapi jijik Kak!" Kata Vino ingin mengerjai Kakaknya sebagai tanda balas dendam.

Semua orang yang ada disana tertawa lepas melihat tingkah Kakak beradik yang satu ini. Kalau jauh kangen ketika dekat tidak pernah akur. Tawa sederhana yang terus terdengar dirumah besar ini membuat suasana menjadi hangat.

Tidak seperti dua tahun yang lalu, rasanya pun sangat dingin dan sunyi.

***

Hari ini sungguh membosankan bagi Raden, tidak hanya hari ini saja, tapi hari-hari sebelumnya juga sangat membosankan. Tidak ada satu hal yang membuat dia senang, tidak sekolah tidak dirumah rasanya sama saja, membosankan.

Setelah putus dari cinta pertama, Raden susah untuk mencintai perempuan lagi. Apa mungkin sekarang dia tidak bisa menyukai lawan jenis? Rasanya tidak mungkin, dia masih punya rasa penasaran dengan seorang gadis yang belum tahu siapa dia. Nama, wajah, alamat, semuanya Raden tidak mengetahuinya.

Tapi, Raden sudah memeluk tubuhnya yang sedikit terbuka, menolongnya dari Geng motor dan memberikan jaket kulitnya. Bahkan dia memberikan barangnya secara cuma-cuma, padahal dia tidak suka barangnya disentuh atau bahkan dibawa pulang oleh orang lain. Ini sangat aneh.

Sudah dua tahun kejadian itu berlalu, Raden masih kepikiran dengan keadaan gadis itu. Sejauh ini dia paling cuek dengan perempuan tapi tidak dengan gadis ini.

Raden yakin, gadis penakut itu mengalami trauma cukup dalam serta bekas luka dipergelangan tangan. Dia tidak bisa mencari gadis itu tidak ada barang apapun yang bisa dia jadikan petunjuk justru gadis itu yang membawanya.

Motor merahnya berhenti didepan garasi. Matanya memincing sebuah kotak hitam tepat didepan roda motornya. Dia sudah muak dengan bajingan yang selalu mengirim barang tidak masuk akal.

Prang itu kembali beraksi setelah beberapa saat tidak mengganggunya, apa tujuan orang misterius itu mengirim barang seperti ini. Orang yang memakai baju serba hitam yang selalu muncul kemana Raden pergi.

Siapa dia?

Raden membuka kontak itu setalah sampai kamar dan isinya amplop kuning seperti surat, tidak ada perangko, alamat yang dituju, pengirim atau semacamnya.

Dibukannya amplop itu, sebuah kertas bertulis. Baru awal membaca emosinya sudah tidak terkontrol, tangannya reflek menyobek kertas menjadi sobekan besar-besar.

Nafasnya terengah dalam menetralisir emosi, sudah tahu isinya seperti apa tapi kenapa juga harus membukanya dasar bodoh. Raden mengumpat pada dirinya akibat kebodohan yang sering dia lakukan.

Dia berteriak kencang melampiaskan amarahnya. Dia tidak tahu soal insiden itu, kenapa dia yang selalu saja diteror. Apakah semua orang yang pernah mengalami sebuah insiden maut mendapatkan apa yang dia dapat sekarang?

Raden keluar dari rumah dengan motor yang sama. Dilajukan cepat sampai membuat pengguna jalan lain tidak nyaman. Raden tidak perduli akan itu yang penting dia bisa melampiaskan amarahnya dengan jalanan dan motor.

Dia berhenti dijembatan gantung menatap kebawah melihat kendaraan yang berlalu lalang. Cowok itu memanjat pagar, dia sudah tidak kuat lagi untuk menghadapi semua masalah yang selalu datang.

Terjun dari atas sini mungkin akan menyenangkan dan jatuh tepat ditengah jalan raya lalu tubuh ini tercompang camping akibat banyak kendaraan yang melewatinya.

"Baiklah. Dengan ini semuanya akan berakhir!"

.
.

Tbc...

Kejadian apa yang pernah Luvia alami? Dan siapa gadis yang Raden maksud?

See you...

.
.
.
Luvia dan Vino, dimana seorang adik laki-laki lebih tinggi dari kakak perempuannya...

"Tumbuh itu ke atas Kak!" Ejek Vino.

.
.
Raden diatas jembatan.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 116K 73
[FOLLOW DULU BARU BACA] Cerita ini terdapat adegan kekerasan, kata-kata kasar yang sewajarnya. Belum sempat revisi, jadi maaf jika kalian tidak nyama...
1M 39.5K 68
[COMPLETED] RANK #44INTEENFICTION on 14 jan 2018 Sonya dan kevin adalah dua orang sahabat yang saling melindungi satu sama lain. Kevin agaknya terlal...
744K 59.8K 70
[DIH BACA DOANG KAGA VOTE, CANDA VOTE] °°°°° "Ayo kita duel, siapa yang paling banyak mantannya dalam dua minggu dia yang menang gimana?" Ucap Ale me...
409K 19.3K 56
[17+] "Ketika kamu hadir menjadi pewarna hidupku dan juga sumber lukaku." Blurb : KEZIALITA AULIA Gadis cantik dengan segala kelebihan dan kekurangan...