Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Five
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

nineteen

6.8K 484 4
By suchasadgirl


Setelah berbicara baik-baik, akhirnya sikembar setuju untuk ikut Coolio ke Yunani. Meskipun tidak tahu apa yang akan mereka lakukan di negara dewa-dewi itu mereka tetap mengiyakan agar Olivia tidak terus-terusan memohon pada mereka

Karena besok mereka berangkat, Gregory menyuruh Aaric untuk melepas perban agar memudahkan aktivitasnya disana. Aaric pun menurut, diantar Roy dia kerumah sakit untuk melepas perbanya dan meminta obat antibiotik untuk berjaga-jaga keadaanya disana. Karena kali ini, mereka pergi jauh tanpa Olivia

Seperti biasa, keheningan hadir setiap mereka memulai makan malam. Terbiasa dengan keadaan seperti ini, Aaric dan Aaron pun enggan berbicara jika tidak ada yang bertanya. Mereka pun juga mengerti, apapun yang terjadi tidak boleh ada yang bersuara jika makanan penutup belum di hidangkan. Para pelayan berdatangan membereskan piring kotor mereka dan mulai meletak kan makanan penutup berupa waffle dengan ice cream diatasnya. Aaron menjadi yang paling antusias saat piringnya diletakkan

"Kalian akan pergi berapa hari?" Aaron menoleh kesamping kirinya. Menatap wajah menyebalkan Ates yang sedang mengunyah waffle

Ates dititipkan ke Manor utama karena Carlo dan Isyana, istri Carlo harus pergi ke Uruguay. Menjenguk kerabat Isyana yang sedang sakit. Mereka tidak bisa mengajak Ates karena Carlo tidak ingin anaknya absen sekolah barang seharipun. Jadilah dia disini, satu meja makan bersama Aaric dan Aaron

"Mana aku tahu"

"Apa aku boleh ikut?"

"Tanya sendiri"

Ates memperhatikan Coolio yang sibuk dengan ipad dimejanya sambil menyuapi waffle kedalam mulut. Satu-satunya yang membuat Ates tidak takut pada Coolio adalah, karena Coolio sendiri tidak mungkin memarahi keponakanya sendiri

"Lo zio, apa aku boleh ikut kalian?"

Coolio menghentikan kunyahanya dan menatap Ates tapi kemudian dia kembali pada kegiatan awalnya

"Ayahmu menyuruhmu sekolah"

"Mereka juga harus sekolah namun kau bisa membawa mereka pergi"

Aaric dan Aaron menoleh dan menatap Ates tidak suka

"Selalu saja menyebalkan" sahut Aaric

Ates hanya mencibirnya

"Apa kau tega membiarkan aku sendiri? Kau kan tahu temanku hanya Aaric dan Aaron kalau mereka tidak ada bagaimana hari-hariku selanjutnya" kehebatan Ates merangkai kata membuat orang-orang dimeja makan menatapnya kasihan

Coolio pun ikut berhenti dan menatap Ates. Namun hal itu tidan berlaku pada kedua anak Coolio, mereka mencibir Ates tanpa menatap wajahnya

"Kita tidak pernah berteman Ates" ucap Aaric

"Kau yang mendekati kami" sahut Aaron bergantian

Ates menghela nafas "Apa susahnya sih untuk mengajak ku juga" Gregory menatap Ates dengan sebelah alisnya yang terangkat karena Ates berbicara dengan nada yang tinggi

"Ates sayang, nanti kita akan pergi ke rumah hangat keluarga saat Natal di Swedia" Carisa mengelus badan Ates agar cucu pertamanya itu mengerti

Ates tidak dapat melawan kelembutan Carisa, karena itu dia diam dan tidak melawan lagi

Mereka kembali menyantap makananya

"Papa, kami akan ada disana selama satu minggu aku membawa Jayden serta Smith dalam perjalanan"

Gregory mengelap mulutnya dengan kain diatas meja "Hanya Jayden dan Smith?"

Coolio mengangguk singkat "Aku akan menemui Vanko dan meminta dia mencari sinyal agar kami baik-baik saja selama disana"

"Apa Vanko yang kau maksud adalah anak Piero?"

Coolio kembali mengangguk

"Berikan salam ku pada Ayahnya, katakan aku menunggunya bertamu kemari"

Setelah berbicara dengan Gregory, Coolio menatap kedua anaknya yang juga sudah selesai dengan makananya

"Kalian sudah berkemas?"

Aaron mengangguk antusias, sedangkan Aaric hanya mengangguk seadanya

"Apa aku perlu membawa perawat untuk mengurus tanganmu Aaric?"

Aaric menggeleng "Aku sudah baik-baik saja. Akan lebih baik kalau kau memberitahu Aaron untuk tidak menyenggolku setiap berjalan"

Coolio masih menatap Aaric

"Atau apa kau mau aku bilang pada Smith untuk serta mengajak Elda?"

Aaron terbatuk-batuk dengan airnya, Ates disebelahnya menertawakanya. Sedang Aaric hanya memandang Coolio tidak suka

"Aku kan sudah bilang aku baik-baik saja"

Coolio mengangguk kan kepalanya. Menjahili anak-anaknya ternyata menyenangkan. Dia berdiri dan merapihkan pakaianya

"Aku akan ke mansion papa"

Gregory mengangguk

"Ayo"

Aaric dan Aaron ikut bangun, mengikuti Coolio yang berjalan didepan mereka

"Aku akan menemui Ibu kalian, istirahat. kita akan berangkat pagi. Dan Aaron aku ingin kau memasang alarm tepat waktu, jangan sampai kita terlambat terbang hanya karena kau yang tidak bisa berpisah dengan ranjang mu"

Mereka berpencar. Aaric dan Aaron kembali kekamarnya sedang Coolio masuk kedalam kamar Olivia yang sudah gelap. Menandakan wanita itu mungkin sudah tertidur

Saat dia membuka pintu, Coolio yakin Olivia memang sudah tidur. Dia hanya berdiri, memasukan tanganya kedalam saku sambil memperhatikan wajah damai Olivia

Coolio membuka kemejanya, melemparnya ke sofa. Dia berjalan kearah ranjang dan merebahkan badanya pada sisi ranjang yang kosong. Ikut masuk kedalam selimut kemudian memeluk Olivia yang tidur menyamping dari belakang

Merasa ada sesuatu yang berat diperutnya, Olivia membuka matanya dan hendak berbalik untuk melihat siapa yang berada dibelakangnya. Tapi sebelum dia berbalik, Coolio sudah lebih dulu menahanya

"Biarkan seperti ini sampai esok pagi"

Akhirnya Olivia hanya diam sambil merasakan nafas Coolio yang berada dilehernya. Laki-laki itu meletak kan kepalanya di ceruk leher Olivia

Merasa nafas Coolio mulai teratur, Olivia yakin kalau dia sudah tidur. Akhirnya Olivia pun melanjutkan tidurnya dengan pelukan Coolio dari belakang

.
.
.

Pukul 04.45 suasana mansion sudah sedikit ramai. Beberapa pelayan langsung melakukan pekerjaanya, dan beberapa lagi menyiapkan sarapan dengan terburu-buru karena majikan mereka akan pergi pagi-pagi sekali

Terbiasa disiplin, Coolio sudah duduk dimeja makan dengan setelan formalnya dia membaca artikel di ipad sambil menyesap kopinya

Sedang Olivia masih menggunakan baju tidurnya yang tipis dan hanya ditambahkan kimononya yang juga berbahan satin duduk disebelahnya menyiapkan roti dengan selai coklat untuk kedua anaknya

Olivia tidak mengerti, bagaimana bisa Coolio mandi saat hari masih gelap dan suhu dingin? Bahkan dia juga langsung rapih dalam beberapa menit

Sedangkan Olivia harus membangunkan Aaric dan Aaron agar cepat sebelum Coolio yang akan membangunkan mereka. Untung, Aaron hari ini mudah dibangunkan, karena kalau tidak Coolio akan marah kalau Aaron membuat mereka terlambat

Aaric dan Aaron turun dengan penampilan mereka yang sedikit lebih segar. Langsung duduk dan menyantap sarapan mereka. Namun tidak dengan Aaron, dia malah meletakan kepalanya diatas meja dan menghadap Coolio, membuat laki-laki itu menatapnya

"Kau bisa tidur di perjalanan nanti selama yang kau mau"

"Berapa lama perjalananya?" Tanya Aaric yang sambil mengunyah rotinya

"Kemungkinan dua jam tanpa transit" jawab Coolio

"Sayang, ayo habiskan sarapanmu" Olivia menarik tangan Aaron agar dia mengangkat kepalanya

Aaron menerima roti dari Olivia dan mengunyahnya dengan malas

Seorang pelayan datang dan memberitahu Coolio mobil mereka sudah tiba. Coolio pun menyuruh mereka bergegas menghabiskan sarapanya sambil menunggu para pelayan memasukan barang-barang mereka ke mobil

Setelah selesai, mereka berjalan bersamaan keluar. Langsung berhadapan dengan mobil keluarga yang berada didepan pintu mansion


Sebelum masuk, Aaric dan Aaron memeluk dan berpamitan pada Olivia. Olivia hanya berpesan bahwa mereka tidak boleh melakukan hal diluar pengawasan Coolio, mereka hanya menjawab dengan kompak

"Hem"

Kemudian mereka masuk kedalam mobil

"Kemarilah"

Olivia menghampiri Coolio dan masuk kedalam pelukanya. Coolio mencium kening Olivia baru setelah itu melepaskan pelukan mereka

"Jangan sampai terjadi apapun pada mereka"

Coolio mengangguk

Setelah Coolio masuk kedalam, mobil berjalan dengan kecepatan sedang

"Apa tidak terlalu berlebihan kalau ke bandara menggunakan mobil ini?" Tanya Aaric memecah keheningan antara dia dan Coolio, dia juga terus mengamati dalam mobil ini dengan kedua matanya

Karena Aaron sudah kembali tidur

"Kita tidak kebandara" jawab Coolio masih sambil sibuk dengan ipadnya

Rasa penasaran Aaric terjawab saat mereka berhenti disebuah lahan luas dengan sebuah jet disana. Aaric melihat Coolio menghampiri Smith dan Jayden yang juga sudah sampai disana

Karena Aaron masih tertidur, Coolio menyuruh anak buahnya untuk menggotong Aaric kedalam Jet pribadi ini

Setelah itu Aaric ikut masuk dan disusul Coolio beserta dua temanya

Sebelum mereka terbang, Coolio sempat berbicara dengan mic dan hal itu membuat Aaric semakin tidak mengerti, apa maksud dalam perjalanan mereka ke Yunani

'Let the war begin'

Lalu Smith dan Jayden mengangkat gelas wine mereka pada Aaric dan tersenyum

Apa ini?

Apa maksud senyuman itu?

Apa maksud dari semua ini?

Apa maksud mereka?

.
.
.

Continue Reading

You'll Also Like

233K 11.4K 17
Arga adalah remaja yang lahir dari hasil perselingkuhan sang Ayah yang di lakukannya dengan sengaja, sejak bayi tinggal bersama dengan Ayah-nya yang...
2.8K 67 6
aku menyukaimu tapi aku membencimu dan kau yang menjadi penyebab kenapa aku membencimu tidakkah kau mengerti???
217K 15.7K 27
DI SARANKAN UNTUK BACA CERITAKU YANG REVANGE FOR DEON TERLEBIH DAHULU SUPAYA BISA LEBIH NGERTI SAMA ALUR CERITA INI!! (⁠≧⁠▽⁠≦⁠) UP NYA GAK PASTI!! "K...
452K 27.9K 41
Tak pernah Jazel bayangkan ia akan dijual oleh ibunya sendiri. Hidupnya memang beban bagi keluarganya. Namun Jazel tak menyangka, perlakuan sang ibu...