Stayed with father

By suchasadgirl

405K 28.1K 1K

"17 tahun dan kau baru datang?" More

none
One
Two
Three
Four
Six
Seven
Eight
Nine
None
Ten
Eleven
Twelve
Thirteen
Fourteen
Fiveteen
Sixteen
Seventeen
Eighteen
nineteen
Twenty
Twenty one
twenty two
Twenty Three
Twenty four
Twenty Five
Twenty Six
Twenty Seven
Twenty eight
Twenty nine
Thirty
Thirty one
Thirty two
Thirty three
Thirty three
Thirty five
Thirty six
Thirty seven
Thirty eight
Thirty nine
Forty
Forty one
Forty two
Forty three
Forty four
Forty six
Forty five
Forty seven
Forty eight
Forty nine
Sixty
Fifty one
Fifty two
Fifty three
Fifty four

Five

12K 858 44
By suchasadgirl


     Semenjak kedatangan Coolio dirumah ini, Aaric mulai menjadi canggung pada Olivia. Menghabiskan waktu dimeja makan tanpa obrolan hangat seperti lalu, dia hanya akan berbicara seperlunya pada Olivia

Aaron yang awalnya biasa saja mulai terganggu dengan suasana disini. Dia lebih sering berteriak akhir-akhir ini untuk menarik perhatian mereka. Olivia akan memarahinya karna dia akan mengganggu para tetangga

Tapi tidak bekerja dengan Aaric

Hari ini, Aaric dan Aaron akan pulang terlambat

Aaron bilang dia akan mampir kerumah teman barunya dan akan pulang menjelang malam

Dan Olivia tidak tahu kapan Aaric akan pulang. Karna dia tidak menjawab saat Olivia bertanya

Alhasil, Olivia harus menghabiskan waktunya sendirian dirumah. Dia bosan tentu saja, tapi karna temanya tidak bisa menemaninya keluar, akhirnya dia memutuskan untuk dirumah saja

Sekarang baru jam 2 siang

Olivia mengingat bahwa Coolio bilang akan sering datang kesini. Namun laki laki itu tidak menepati perkataanya. Bukanya Olivia berharap dia datang

Hanya saja, lupakan

Olivia sedang bersantai dengan majalah yang baru dia beli pagi tadi diruang tengah. Waktunya terganggu saat bel rumah berbunyi

Olivia diam sebentar sambil menebak. Apakah itu Coolio atau bukan. Namun sangat tidak mungkin laki-laki itu muncul saat siang hari seperti ini

Tidak ingin membuat tamunya menunggu, Olivia segera bangkit dan berjalan menuju pintu dan membukanya

Didepanya berdiri laki-laki yang tingginya hampir sama sepertinya, berkumis dan juga berkacamata. Sebenarnya dia malas meladeni orang satu ini, namun Olivia sudah membuka pintunya. Tidak ada alasan untuk menolak

"Selamat siang Olivia"

"Siang Mr. Stone. Ada yang bisa kubantu?"

Richard Stone memperhatikan penampilan Olivia dari atas sampai bawah. Tidak ada yang salah dengan penampilan Olivia, kepribadian Richard yang salah. Satu komplek ini tahu bahwa Richard Stone yang sudah beristri menyukai tetangganya Olivia Shermen

"Ada yang ingin ku bicarakan"

Olivia menekuk alisnya bingung

"Ahh-ini tentang masalah Damien dan Aaron"

Olivia melihat kekanan dan kekiri. Bukankah Coolio memberi dua anak buahnya untuk menjaga rumah mereka? Lalu dimana mereka sekarang

Olivia berharap anak buah Coolio datang dan dengan cepat mengusir Richard dari sini. Dia tidak ingin berurusan dengan istrinya

Sialnya, mereka tidak terlihat

"Kau mencari siapa?"

"Bukan siapa-siapa, mari masuk"

Olivia mempersilahkan Richard masuk dan duduk disofa tempat dirinya duduk tadi. Dia pergi kedapur dan kembali dengan dua cangkir teh ditanganya

"Baik, ada apa antara mereka?" Tanya Olivia memulai obrolan

Richard membetulkan duduknya untuk menghadap Olivia

"Aku berfikir kita harus membicarakan mereka agar mereka tidak pernah bertengkar setiap bertemu"

Olivia mendengarkan dengan serius

"Bagaimana jika mengadakan pertemuan dan membuat mereka berbaikan? Agar Damien tidak lagi terluka dan Aaron tidak selalu dapat masalah"

"Ehm--Mr. Stone apa kau yakin? Maksudku adalah bagaimana jika mereka berdamai dan nanti disana aku dan istrimu yang bertengkar"

"Istriku tidak akan datang"

"Maksudnmu?" Tanya Olivia cepat

"Tidak maksudku, hanya kau, aku, Damien dan Aaron"

Olivia mulai bingung dengan pembicaraan ini

"Olivia, kau harus percaya padaku. Istriku tidak akan melakukan apapun padamu"

Olivia terkejut saat tiba-tiba tanganya mulai dipegang Richard, posisi mereka juga mulai dekat tanpa Olivia sadari

Dan Richard lama-lama mulai memajukan posisinya kearah Olivia

"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Olivia mulai panik

"Membicarakan Damien dan Aaron tentu saja"

"Kita sudah berada diluar topik" Olivia menggeser posisinya sampai tubuh belakangnya menyentuh pembatas Sofa

"Jangan macam-macam Mr. Stone"

Terlambat. Richard sudah duluan menyerang Olivia, dia mulai menciumi leher Olivia

Olivia berusaha mendorong Richard namun nihil, karna Richard lebih kuat darinya

Olivia mulai menangis saat tangan Ricahrd mulai masuk kedalam rok-nya. Dia akan membunuh anak buah Coolio jika sampai sesuatu yang tidak diingkan terjadi

Sepersekian detik, Olivia sudah tidak merasakan lagi sentuhan Richard dibadanya. Dia hanya mendengar suara pukulan dan teriakan kesakitan Richard

Saat dia membuka mata, dia melihat Richard yang sudah bonyok dan wajahnya penuh darah. Aaric berada diatasnya dengan emosi menggebu-gebu

Olivia segera bangun dan menarik Aaric agar melepas Richard, sebelum Richard mati ditangan anaknya

"Aaric kumohon lepas"

Aaric mendorong Olivia dan kembali memukuli Richard yang sudah tidak sanggup melawan

Olivia yang didorong Aaric kebelakang terkejut karna yang ditabraknya bukan dinding. Olivia menengok kebelakang dan melihat Coolio berdiri dibelakangnya

"Hentikan dia kumohon"

Coolio melewati Olivia dan berjalan menarik Aaric dengan sekali tangkap. Aaric masih tidak bisa menahan emosinya, dadanya masih naik turun. Sedangkan Richard, entahlah. Coolio hanya lihat darah yang menutupi wajahnya

"Lepas!" Aaric tidak takut walaupun Coolio yang berada disini

"Kau akan membunuhnya"

"Dia melecehkan ibuku!"

Coolio terdiam. Kemudian menatap Olivia yang sedang menangis sambil menutupi lehernya. Coolio bisa lihat ada smirk kecil ditulang lehernya

Coolio ikut panas melihatnya. Tapi dia laki-laki dewasa yang waras

"Roy bawa dia kerumah sakit"

Tanpa menjawab, Roy berjalan dan menyeret Richard yang penuh luka keluar dari tempat itu

Setelah Richard dibawa pergi, Coolio melepas kerah baju Aaric yang dipegangnya. Anak itu berlari naik ke kamarnya dan debuman keras menjadi tanda saat ini dia tengah marah besar

Coolio dan Olivia masih diam diruang tengah. Saat menunduk, Coolio melihat bercak darah Richard yang mengenai karpet ruangan ini

"Kalian kemari" 3 anak buahnya berjalan menghampiri "Buang karpetnya. Dan beli yang baru, jangan sampai aku melihat benda ini didepan mataku. Sewa beberapa pekerja untuk membersihkan rumah ini, kalau perlu buang sofanya juga. Aku ingin semua barang yang disentuh laki-laki tadi lenyap dari mataku"

"Aye master"

Mereka segera bergegas melakukan tugasnya sebelum Coolio marah. Saat boss mereka sudah berbicara dengan nada rendah, siapapun bisa mati jika dia tidak senang

Beruntung Richard dibawa kerumah sakit, Coolio bisa saja membunuhnya hari ini kalau dia mau

Setelah semua anak buahnya pergi melakukan tugas mereka, Coolio melihat kearah Olivia yang masih menangis

"Aku ingin kau mandi sekarang Olivia, bersihkan badanmu. Kalau kau sanggup, aku ingin kau melepas kulit badanmu. Aku tidak ingin melihat tanda itu"

Tanpa berkata apa-apa, Olivia melewati Coolio dan berjalan memasuki kamarnya

Coolio sendiri kini tengah berjalan ke anak tangga, menuju satu kamar

Tanpa mengetuk dan tanpa izin, Coolio masuk dan duduk dikasur bersebelahan dengan Aaric yang sekarang sedang menunduk

Coolio tidak langsung bicara. Dia menunggu Aaric memulainya. Remaja labil tidak tahu apa yang harus dilakukan saat emosi, Coolio tidak mau menekan anaknya

Mereka masih diam dikamar itu. Coolio terlihat tidak bosan menunggu dan Aaric terlihat tidak ingin memulai apapun

"Kenapa kau menarik ku?" Aaric masih menunduk, Coolio tahu anak itu menangis "Jika dia mati jauh lebih baik"

"Kau akan dihukum setelah itu" Coolio menatap Aaric meskipun anak itu masih menunduk

"Lebih baik daripada ibuku harus dihini"

Aaric membalas tatapan mata Coolio. Kali ini, Coolio bisa melihat bahwa Aaric punya mata sepertinya. Aaric benar-benar jiplakanya

"Apa kau tahu setiap hari Aaron harus bertengkar dengan Damien karna dia selalu bilang ibuku pelacur yang menggoda ayahnya, Ibunya bilang wajah kami berbeda dari orang asli sini dan bilang kalau ibuku simpanan mafia latin dan kami anak haram" 

Coolio melihat kesedihan dimatanya

"Aku selalu berusaha menahan Aaron setiap ingin memukul Damien karna dia bisa dilaporkan kepolisi, Dan ibuku selalu menahanku setiap aku ingin membelanya saat dia dihina Ibu Damien didepan orang banyak, selama ini kami hidup dengan semua hinaan keluarga mereka. Aku bisa menahanya, tapi Ayahnya, dia melecehkan ibuku secara langsung hari ini. Bagaimana dia bisa mencium ibuku saat rumah ini kosong"

Coolio diam mencerna perkataan Aaric

"Setiap bertengkar Aaron akan selalu bilang pada mereka bahwa suatu hari Ayah kami akan datang membalas semua perlakuan mereka pada kami" Kata Aaron "Dia tidak pernah bosan mengatakan itu karna dia yakin kau akan datang"

"Ikut aku saat dia kembali dari rumah sakit"

"Apa?" Tanya Aaron bingung

"Kau dan adikmu, akan dapatkan apa yang kalian ingin lakukan pada mereka. Dan aku mengizinkan kalian melakukanya dengan tangan kalian sendiri"

Coolio berdiri dan merapikan jas-nya. Dia ingin mencari angin untuk melepas semuanya

Sebelum keluar dari kamar Aaric, Coolio berbalik dan menatap Aaric

"Maaf karna aku kalian harus dihina"

Membunuh adalah balas dendam paling ringan saat kau dihina

Setidaknya itu yang dikatakan para leluhurnya di Italia. Harga diri mereka harus dijunjung tinggi

"Coolio"

Coolio berhenti dan berbalik saat akan keluar. Dia melihat Olivia yang berdiri didepan kamarnya dengan bathrobe dan handuk yang menutupi rambut basahnya

"Kau akan kemana?"

Coolio berjalan mendekat

"Membereskan seekor tikus"

Tatapanya turun pada leher Olivia yang masih terlihat tanda disana. Mengerti tatapan Coolio, Olivia menutupinya

"Aku tidak sanggup melepas kulitku sendiri, dan tanda ini tidak ingin hilang" jawab Olivia

Coolio semakin mendekat dan menurunkan kepalanya keleher Olivia. Olivia terkejut saat merasakan bibir laki-laki itu sekarang. Kejadian itu tidak lama, karna Coolio langsung mengangkat kepalanya

"Jika aku ada waktu banyak, akan ku bersihkan semuanya yang disentuh dia. Tapi aku harus melakukan sesuatu yang lebih penting"

Olivia menunduk

"Jangan katakan pada Aaron apa yang terjadi hari ini, aku lelah menahan seseorang bertengkar

Setelah mengatakan itu, Coolio berjalan pergi diikuti anak buahnya

Olivia masuk kekamarnya dan memegang lehernya

'Coolio-ku kembali'

.
.

Bapa

Ibu

Anak

Continue Reading

You'll Also Like

93.7K 5.1K 42
Kisah anak kembar yang membenci sosok pria yang memiliki gelar ayah di hidup mereka, tumbuh dewasa dengan didikan keras dari sang Opa membuat anak ke...
288K 29.2K 27
Lava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan...
452K 27.9K 41
Tak pernah Jazel bayangkan ia akan dijual oleh ibunya sendiri. Hidupnya memang beban bagi keluarganya. Namun Jazel tak menyangka, perlakuan sang ibu...
6M 476K 70
Olivia, seorang mahasiswi tingkat tiga meninggal akibat tertabrak mobil saat dalam perjalanan pulang ke rumah untuk merayakan ulang tahun adik nya...