Aaron berharap malam cepat berlalu agar dia bisa cepat-cepat keluar dari tempat ini
Dia tidak suka tidur di loteng, dari dulu dia tidak menyukai loteng
"Sial kepalaku" Aaron duduk dan bersandar didinding untuk membuat kepalanya terasa lebih ringan, dia melakukanya dengan sia-sia karna sakitnya tidak hilang
Tiba-tiba pintu loteng terbuka dan Olivia berdiri disana dengan kotak obat ditanganya
Aaron memperhatikan ibunya yang sedang berdiri sekarang. Bagaimana bisa ibunya masih tetap cantik padahal sudah memiliki dua anak berusia 17 tahun. Bagaimana bisa ada laki-laki yang meninggalkanya dengan wajah yang seperti malaikat itu
"Aku akan obati tanganmu"
Olivia duduk disebelah Aaron dan mulai membersihkan lukanya. Mereka saling mendiamkan. Olivia menunggu Aaron berbicara dan Aaron terlalu takut membuka mulut
Mereka menghabiskan 25 menit hanya dengan suara kesakitan Aaron saat lukanya dibersihkan
Setelah selesai, Olivi tak langsung pergi. Dia menatap wajah Aaron dan menunggu anaknya berbicara. Aaron menyerah, dia tidak bisa membohongi ibunya
"Aku tidak akan memukulnya kalau saja dia tidak menghinamu"
"Mereka sudah sering melakukan itu" jawab Olivia "Apa kau tidak bisa bersikap seperti Aaric?"
Aaron menatap Olivia marah
"Tidak" matanya penuh emosi "Aku tidak akan menjadi sepertinya, hanya diam saat dihina? Not my style. Dia harus tau siapa lawanya, jika suatu saat nanti Ayahku dat--"
"Aaron dia tidak akan datang" Olivia memotong ucapan Aaron
Kebiasaan Aaron saat marah. Selalu mengatakan jika suatu saat nanti akan ada seseorang pria yang mengaku ayahnya, dia akan menghancurkan hidup keluarga Stone
"Maaf" kata Aaron "Aku hanya berusaha membuat diriku lebih tenang"
Olivia mengelus bahu Aaron dan mencium keningnya "Aku akan matikan lampu, tidurlah"
Setelah mematikan lampunya dan menutup pintu, Olivia tidak langsung pergi. Dia berdiri didepan pintu menahan isakanya. Dia fikir dia sendirian, tapi tidak
Aaric memperhatikanya dari kamarnya. Aaric tidak suka Aaron emosi. Karna dia akan berteriak tentang Ayah mereka. Dan Olivia akan menangis setelah itu
Menyedihkan memang. Tapi bagaimana. Ini sudah jalan yang dipilih Olivia
.
.
Dibelahan negara lain, Coolio terlihat sibuk dengan persiapanya untuk segera terbang ke Pennsylvania. Dibantu para pekerjanya, Coolio membawa semua barang-barangnya. Dia punya feeling bahwa mengambil mereka tidak semudah yang dia fikir, jadi dia akan tinggal di rumah musim hangatnya disana untuk beberapa hari
"Roy, sebelum aku berangkat aku ingin kau kirim seseorang untuk mencari tahu dimana mereka tinggal. Aku tidak mau buang-buang waktu"
"Kami sudah dapatkan apa yang kau mau master"
Coolio mengalihkan matanya dan menatap Roy
"Mereka bersekolah di salah satu sekolah disana, Lower marion high school"
"Mereka?"
"Kau dapat sepaket. Mereka kembar. Dan keduanya laki-laki"
.
.
Aaric menghabiskan harinya dengan hampa disekolah hari ini
Biasanya dia akan pergi kekantin dengan Aaron. Ya siapa lagi. Mereka kembar. Kemana-mana selalu bersama. Disekolah ini mereka hanya akan terpisah saat kelas IT dimulai. Karna Aaron tidak pernah berniat untuk mempelajari hal-hal rumit didalam komputer. Dia lebih suka tebar pesona pada seluruh siswi yang ada di sekolah ini
Seluruh siswa tahu bagaimana cara membedakan mereka berdua
Aaric kesekolah untuk belajar
Aaron untuk bersenang-senang
Aaric tidak pernah bicara pada satupun siswi disekolah ini. Meskipun seluruh siswi disini lebih menyukai karakter Aaric dari pada Aaron yang lebih barbar
Aaron dikenal satu sekolah karna kemahiranya tebar pesona
Aaric pendiam
Aaron banyak tingkah
Foto Aaric dipajang karna nilai-nilainya
Foto Aaron dipajang karna masalah yang dia buat
Aaric tidak suka baku pukul
Aaron selalu memukul orang
Aaric sabar
Aaron emosian
Dan seluruh siswa tahu, lebih baik berkelahi dengan Aaron daripada berurusan dengan Aaric
Kita tidak pernah tahu marahnya orang sabar
Mereka berdua punya dunia sendiri. Minimal hanya itu yang diketahui warga sekolah. Sebenarnya ada beberapa teman mereka, tapi mereka selalu berpergian kemanapun berdua. Mereka seperti tidak membutuhkan orang lain lagi dalam hidupnya
Jadi, inilah yang dilakukan Aaric. Berdiam diri di perpustakaan sendirian. Tidak melakukan apapun. Sebenarnya dia ingin pulang, tapi dia harus masuk kelas sosial untuk yang terakhir. Dan kelas itu akan dimulai 30 menit lagi
Saat dia hampir terlelap dimeja perpustakan, dia kembali membuka matanya saat seseorang duduk disebelahnya
"Aku sedang tidak ingin meladenimu"
Damien tertawa pelan, dia tidak bisa terlalu menggerakan wajahnya karna adik Aaric sudah memukulinya habis-habisan
"Aku tidak ingin cari masalah"
"Kenapa kau duduk disini? Kursi bukan hanya disini saja"
"Terserah ku" jawab Damien "Lagi pula aku fikir menyenangkan mengganggu kalian, apalagi adik bodohmu itu" Damien tertawa pelan agar orang yang berada di perpustakaan tidak mendengar
"Kalau dia bodoh, kau tidak akan masuk UGD"
Aaric berhasil membuat tawa Damien berhenti
"Aku tidak melakukan apapun pada adikmu, aku hanya membela diri saat dia memukuliku"
"Dan memanggil Ibuku pelacur" Aaric merasa obrolan ini akan serius. Dia menegakan badanya dan terus menatap wajah jelek Damien
"Ibuku yang bilang begitu. Aku hanya mengikuti apa yang dia katakan" Damien mengangkat bahunya
"Ibuku juga bilang hal yang sama"
Damien mulai menatap Aaric serius
"Apa maksudmu?"
"Ibuku bilang, ibumu jelek. Gendut dan tidak bisa merawat diri. Bahkan dia tidak bisa menghasilkan anak yang tampan" Aaric tahu dia sudah memancing emosi Damien "Itu sebabnya Ayahmu selalu menggoda ibuku, karna ibumu kurang memenuhi hasratnya setelah melihat ibumu"
"Mati kau" Damien menggeram ditempatnya
"Mungkin kau benar kami tidak punya ayah. Tapi bukankah aku dan Aaron tidak akan lahir bila tidak dilakukan oleh seorang pria?"
"Ya karna ibumu pelacur dia tidak kenal siapa yang menidurinya"
Aaric sudah akan pecah sekarang. Tapi dia tahu bagaimana cara menghancurkan harga diri manusia didepanya
"Jika ibuku pelacur tidak masalah" Jawab Aaric "Ibuku cantik, sudah pasti dia dijual mahal dulu. Dan yang membelinya adalah laki-laki kaya raya"
Aaric berdiri dan memakai tasnya. Tapi masih menatap wajah Damien yang sudah memerah
"Aku setuju pada Aaron. Jika ada seorang laki-laki yang datang dan mengaku sebagai Ayah kami, keluarga mu lah yang harus mencium kaki ibuku atau aku akan mencolok kedua bola mata Ayahmu sebanyak dia melecehkan ibuku setiap dia melihatnya, kau dan ibumu akan hidup penuh penyeselan"
.
.
Pennsylvania,
02.54 am
Coolio bersama ke-30 penjaganya sampai di rumah peristirahatan musim panas keluarga Cosby dia kota ini
Dia ingin cepat-cepat bertemu wanita itu. Tapi badanya terlalu lelah untuk diajak pergi
Akhirnya dia memilih untuk istirahat dan akan menyuruh anak buahnya untuk mulai pencarian besok
"Roy aku akan tidur"
Roy yang sedang menyalakan lampu menengok dan menundukan kepalanya
"Aye Master, aku akan menyuruh penjaga berjaga secara bergantian untuk menjagamu"
Coolio mengangguk dan masuk kekamarnya. Dia harus istirahat, hari-hari setelah ini akan sangat melelahkan
.
.
Ini adalah cerita baru ya semua
Gaada nyambung-nyambungnya sama yang sebelumnya. Jadi berhenti mikirin cerita yang sebelumnya karna aku gaakan bahas cerita itu lagi.
Aku ganti jalan cerita, dan konfliknya
Cuma aku gaakan ganti nama-nama pemeran disini biar kalian gampang
Sampai sini ada yang ngerti?
Karna lagi masa skorsing, Aaron menghabiskan waktu untuk maskeran
Huehue❤