ZenEga

Da KRV_tripeople

198K 18.3K 3.3K

Season 1 [End] Season 2 [On Going] Kisah ini, tentang Zenata Aurora Syahfilla, yang begitu membenci cowok ber... Altro

[ZenEga 00]
[ZenEga 01]
[ZenEga 02]
[ZenEga 03]
[ZenEga 04]
[ZenEga 05]
[ZenEga 06]
[ZenEga 07]
[ZenEga 08]
[ZenEga 09]
[Visual Tokoh]
[ZenEga 10]
[ZenEga 11]
[ZenEga 12]
[ZenEga 13]
[ZenEga 14]
[ZenEga 15]
[ZenEga 16]
[ZenEga 17]
[ZenEga 18]
[ZenEga 19]
[ZenEga 20]
[ZenEga 21]
[ZenEga 22]
[ZenEga 23]
[ZenEga 24]
[ZenEga 25]
[ZenEga 26]
[ZenEga 27]
[ZenEga 29]
[ZenEga 30]
ZenEga QnA
[ZenEga 31] END
ZenEga 2 [00]
ZenEga 2 [01]
ZenEga 2 [02]

[ZenEga 28]

2.9K 277 71
Da KRV_tripeople

Note : Tembus 100 komen update cepet! 😎

"Takdir yang memaksa kita untuk bersatu, lantas mengapa sekarang kita di pisahkan?"

BAB 28

"Aku gak mau kamu salah paham, jadi besok aku ngomongnya langsung aja di depan kamu," sahut Zega yang membuat raut ekspresi Zena berubah.

"Sekarang aja," kata Zena datar.

"Ya udah deh kalau kamu maksa." Jeda sebentar disusul dengan suara helaan nafas. "Zena..."

"Sebaiknya kita putus aja ya."

Deg!

Zena merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak, tangannya yang menggenggam ponsel bergetar. Benar-benar tak percaya atas ucapan Zega barusan.

"Bercanda kamu gak lucu Ga," Zena mengigit bibirnya kuat-kuat, berharap bahwa ucapan Zega hanya lah candaan sesaat. Namun yang terjadi selanjutnya sambungan telepon itu justru terputus.

Selang beberapa menit, sebuah chat masuk dari aplikasi whatsapp.

Zena merasakan hati seakan di tusuk beribu jarum runcing, begitu sesak dan perih. Berkali-kali lipat, lebih sakit dibandingkan saat ia mencintai Abel dulu.

'Tuhan, jika ini mimpi? tolong bangun kan aku dari mimpi buruk ini.'

🍁🍁🍁

Zena terbangun dengan mata sembab dan membengkak. Semalaman penuh cewek itu habiskan waktunya dengan menangis hingga dia kelelahan dan akhirnya tertidur.

Masih dengan dada yang bergemuruh sesak, Zena berharap kejadian semalam hanya mimpi buruk sesaat. Namun saat ia mengecek ponselnya kembali, dan melihat chat terakhir dari Zega masih terpampang nyata di sana, apa masih bisa dikatakan semua ini mimpi?

Lagi-lagi Zena merasakan hatinya bagai di tikam belati. Tak pernah Zena sangkah jika kebahagiaan yang Zega tawarkan akan berakhir secepat ini.

Zena menghembuskan napas berat, rasanya percuma jika ia hanya terpuruk seperti ini. Dia harus segera menemui Zega dan meminta penjelasan pada cowok itu. Setidaknya setelah ia tau alasan Zega memutuskannya, mungkin saja itu bisa sedikit mengangkat beban di hatinya. Ya paling tidak.

Sekali lagi Zena menghela napas berat, sebelum ia beranjak turun dari tempat tidur dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Ia harus segera bersiap-siap ke sekolah dan memantapkan hatinya untuk menemui Zega.

Selang beberapa menit, Zena keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam melekat pada tubuhnya. Lalu Zena berjalan menuju meja rias, memoles bedak tipis di wajahnya, menyisir rambut, lalu diikat menyerupai ekor kuda. Setelah beres masalah tampilan, Zena segera memakai sepatunya dan melangkah keluar dari dalam kamar.

Zena mengedarkan pandangan matanya saat tiba di lantai satu. Rumahnya benar-benar sepi, bahkan terlihat sepert tidak ada penghuninya. Ini memang bukan hal asing lagi, tapi terkadang Zena merindukan kehangatan yang pernah tercipta di rumah ini, dulu.

Drrttt.

Drrttt.

Drrttt.

Bunyi notifikasi pesan masuk, membuat Zena mengambil ponselnya di saku dan membuka isi chat Whatsapp, yang ternyata terdapat 3 pesan dari Rachel.

Rachel

CIEEEEW, yang besok ULTHAN! jangan lupa siapin PUnya bos 😎

Btw kemaren Zega nanyain Ultah elu 😂 terus noh si geblek ngajak buat bikin kejutan 🙄

Weshhh gue kompor 😌 gpp ye 😆 biar elunya gak kaget2 banget 🤣

Zena terdiam, ketika membaca isi chat dari Rachel. Pikirannya mulai berkecamuk, mengharapkan kemungkinan-kemungkinan itu masih ada. Bisakah?

Jari tangan Zena bergerak mengetik balasan untuk Rachel.

Zena
Baru putus semalem

Rachel
WHAT? Lo sama Zega putus?!

Zena
Iya

Rachel
Serius pea?

Zena
Hmm

Rachel
Jangan2 itu buat kejutan Ultah elu Zen, makan nya si ngeblek pura2 putusin elu. Soalnya kemaren dia sempet nanya gitu ama gue.

Duh sweeeet bgt! Anjir gilan kapan gituin gue 😭😭😭

Lagi-lagi Zena terdiam, mungkinkah? jika iya, Zena akan sangat bersyukur, karena Tuhan masih memberinya kesempatan untuk bahagia.

Dengan senyum tipis yang kini tersebit di bibirnya, Zena melangkah keluar dari dalam rumah.

🍁🍁🍁

Pagi ini cuaca tampak tak sahabat, bisa dilihat dari awan-awan hitam yang telah bergumul di atas langit, udara angin pun terasa dingin. Zena mengeratkan jaketnya, sebelum ia turun dari badan motor dan melangkah keluar dari area parkir.

Pandangan mata Zena menjelajah ke sekelilingnya, mencari keberadaan sosok Zega. Namun yang Zena temukan justru membuat tubuhnya kaku, tak bergerakan.

Jantung cewek itu seolah direngkut paksa dari rongganya, menimbulkan rasa sakit yang teramat. Harapan-harapan kecil itu musnah, kini hanya ada rasa perih yang menyayat hati Zena.

Zena menengadah ke atas langit, mengabaikan rasa sakit itu. Sekali lagi, berharap semua ini hanya mimpi buruk.

"Zega sayang, dia itu mantan kamu kan?"

Seorang cewek yang bergelayut mesra di lengan Zega sendari tadi itu melirik Zena dengan sinis.

"Bukan hal penting," sahut Zega datar.

Zena meringis, dadanya teramat sesak. Demi Tuhan ini sangat sakit, tidak kah Zega mengetahuinya? di sini, hati Zena menagis pilu.

Zena menghembuskan napas berat, berusaha memantapkan hatinya untuk menghampiri Zega yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri.

'Lo bisa Zen!' batin Zena, lalu melangkah mendekat pada Zega.

"Kenapa kamu minta putus?" tanya Zena sambil mengigit bibirnya. "Semalem itu, kamu cuma bercanda kan?

Zega menghembuskan napas kasar. Ia menatap Zena yang terlihat pucat, ditambah lingkaran hitam di bawah mata cewek itu yang menandakan Zena kurang tidur.

"Gue muak pacaran sama lo, karena lo terlalu ngebosenin jadi cewek. Dan ah ya, jangan-jangan lo udah ada rasa ya sama gue atau lo udah jatuh cinta sama gue?" Zega tertawa.

"Inget Zen, lo itu cuma sekedar barang taruhan gue sama Galaksi," bisik Zega tepat di telinga Zena. "Jadi jangan berharap lebih, apalagi gue cinta beneran sama lo? itu mustahil."

Perkataan Zega benar-benar menohok ke ulu hati Zena, hingga ia hancur berkeping-keping. Rasanya apa yang pernah Zega lakukan untuk Zena selama ini, terlalu nyata untuk dikatakan pura-pura.

"Kamu bohong Ga," Zena tertawa hambar. "Perlakuan kamu selama ini terlalu nyata buat di sebut pura-pura," ucap Zena dengan senyum getir.

"Terserah!" Zega berdesis dingin, lalu menarik kasar tangan cewek di sebelahnya dan melangkah pergi meninggalkan Zena.

🍁🍁🍁

"Woy Ga, serius lo mutusin Zena?"

Zega yang baru saja mendaratkan pantatnya di kursi kelas langsung dikerubungi oleh teman-temannya.

"Malah diem!" Vikar yang pertama kali mengajukan pertanyaan itu berdecak kesal.

Zega mendelik, tampak berusaha acuh. Sementara pikirannya masih bergelut dengan batinnya yang menolak keras.

"Gue pikir lo bakal serius ama Zena," Johan geleng-geleng kepala,"ternyata brengsek lo enggak berubah ya?"

Zega mendengus kasar, lalu dengan wajah datar dia berujar. "Dari awal Zena itu cuma objek taruhan gue sama Galaksi. Jadi mana mungkin gue serius sama dia."

"Eh, Anj*ng! terus kenapa kemaren lo sok berlagak batalin sama pake segala mukul Galaksi?!" Vikar mulai semot.

"Cuma taktik gue," Zega menyerigai tipis, "kemaren ada Zena di depan kelas."

Baik Vikar, Johan, serta Aam tak pelak membulatkan matanya terkejut. Sedangkan Galaksi menyerigai penuh kemenangan, berbeda dengan Gilan yang mengepal tangannya penuh emosi.

"Wah, bau-bau mobil baru ini mah." Johan bersiul.

Zega terkekeh pelan. "Yoi," katanya lalu melirik Galaksi sambil tersenyum tipis.

Tahu-tahu, Gilan bertepuk tangan. "Lo hebat Ga! gue sama yang lainnya sampe ketipu sama acting lo. Benar-benar keren! patut buat di apresiasikan, iya gak?" Gilan melirik teman-temannya seakan meminta tanggapan, tapi mereka semua memilih bungkam.

Zega tersenyum bangga, "Dari awal gue kan bilang, naklukin Zena itu mudah."

"Semudah lo patahin hati cewek, yang bener-bener tulus sama lo," tukas Gilan sinis.

Zega melolot tak terima. "Bangs*t! maksud lo apa hah?!"

"Lo masih nanya maksud gue apa?" Gilan terkekeh, lalu tanpa tendeng aling-aling dia langsung mendaratkan pukulan telak tepat di wajah tampan Zega. "Cowok brengsek kayak lo itu gak pantes hidup."

Zega mengeram, mengepal sebelah tangannya penuh amarah. Bukan, bukan amarah terhadapn Gilan, melainkan pada dirinya sendiri, yang sekali lagi menjadi seorang pecundang.

🍁🍁🍁

Satu kata buat Zega di BAB ini APA????

See you next time!

Continua a leggere

Ti piacerà anche

ARSYAD DAYYAN Da aLa

Teen Fiction

2.2M 120K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.4M 180K 57
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
328K 18.3K 66
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
887K 75.9K 47
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...