ZenEga

By KRV_tripeople

198K 18.3K 3.3K

Season 1 [End] Season 2 [On Going] Kisah ini, tentang Zenata Aurora Syahfilla, yang begitu membenci cowok ber... More

[ZenEga 00]
[ZenEga 01]
[ZenEga 02]
[ZenEga 03]
[ZenEga 04]
[ZenEga 05]
[ZenEga 06]
[ZenEga 07]
[ZenEga 08]
[ZenEga 09]
[Visual Tokoh]
[ZenEga 10]
[ZenEga 11]
[ZenEga 12]
[ZenEga 14]
[ZenEga 15]
[ZenEga 16]
[ZenEga 17]
[ZenEga 18]
[ZenEga 19]
[ZenEga 20]
[ZenEga 21]
[ZenEga 22]
[ZenEga 23]
[ZenEga 24]
[ZenEga 25]
[ZenEga 26]
[ZenEga 27]
[ZenEga 28]
[ZenEga 29]
[ZenEga 30]
ZenEga QnA
[ZenEga 31] END
ZenEga 2 [00]
ZenEga 2 [01]
ZenEga 2 [02]

[ZenEga 13]

4.8K 543 72
By KRV_tripeople

Note Author!

Budayakan klik 🌟 sebelum membaca dan Comment setelah selesai membaca.

Seorang penulis akan mencintai para pembacanya, jika kalian mau menghargai hasil karyanya :)

"Ketahuilah bahwa seseorang yang terlalu bahagia adalah seseorang yang mudah terluka."

"ZENEGA"

Bab 13

"WOI! balikin buku gue Zega!" teriak salah satu siswi yang bernama Adel sambil terus mengejar Zega yang kini sedang berlari dan melompati bangku yang kosong.

"Huaaaa Zega balikin... " rengek Adel sambil terus meraih buku yang diangkat Zega tinggi-tinggi. Sedangkan Zega hanya menahan tawa ketika melihat wajah perempuan yang sedang dijahilinya itu menahan emosi.

"Lo gak akan tahu bagaimana sakitnya mencintai dalam diam," ucap Zega dengan nada dibuat-buat membuat wajah Adel merah padam.

"Zega!"

Zega terkikik saat membaca lembaran pertama yang menurutnya alay lalu dia membuka lembaran selanjutnya. "Mencintai lo adalah sebuah kesalahan besar dalam hidup gue, tapi biarkan lah kesalahan itu sebagai pembelajaran bahwa cinta itu butuh ketulusan dan pengorbanan. Eaa..."

"Zega!" Adel menggeram kesal.

Melihat Adel yang menutup wajah karena malu mungkin sebentar lagi dia akan menangis, akhirnya Zega mengalah lalu didekati cewek itu.

"Nih buku lo," ucap Zega. "Lain kali jangan nulis rahasia apapun di buku, kalau dibaca orang kan ribet, btw, siapa cowok yang lo suka?"

"Kepo!"

"Renzi? Kemal? Milo?" tebak Zega satu-satu yang dibalas gelengan oleh Adel. "Atau jangan-jangan lo suka sama gue?" selidik Zega membuat Adel mendelik dan memukul lengannya.

"Aw!" ringis Zega lalu memandang Adel prihatin. "Maaf aja nih Del, sebelum lo nembak gue lebih baik gue nolak lo duluan, soalnya gue gak enak sama my sweetheart Zena. Gue kan tipe cowok setia."

"Pede gila lo!"

"Oh iya atau jangan-jangan lo gak normal atau bisa disebut suka sesama jenis?" tanya Zega dengan raut wajah pura-pura terkejut.

"Ish!" desis Adel sebal.

"Ah gue tau, lo lagi suka sama Adam ya?" tanya Zega dengan nada menggoda membuat Adel terdiam dengan rona wajah yang memerah begitu kentara.

"Tau dari mana lo?" tanya Adel dengan nada sengit. Sedangkan Zega mengambil ponselnya lalu mencari sesuatu dan menunjukan sesuatu itu ke arah Adel.

Adel membulatkan mata ketika membaca tulisan yang ada di ponsel Zega.

Gue sebenarnya suka sama lo sejak lama, Dam. Kita berteman udah lama, tapi lo nya aja yang belum sadar kalau masih ada gue yang selalu mencintai lo walaupun itu dalam diam.

Untuk lo, Adam Pradana 💏

Itu adalah status yang pernah Adel posting di akun Facebook nya dulu, belum lagi ketika dia melihat username nya, Adelia Princess Ketjil Something Jr. Sungguh, rasanya Adel ingin pindah saja dari bumi ini, kalau perlu ke mars juga boleh. Asalkan dia bisa terhindar dari cowok menyebalkan bin rese macam Zega.

Melihat reaksi tak biasa dari Adel, buru-buru Zega menarik buku yang Adel pegang dan langsung melompat naik ke atas kursi guru.

"Dari Adinda Adelia, seseorang yang mencintai Adam Pradana dalam diam. Terima kasih telah memberikan rasa yang membuat gue paham akan artinya cinta, terima kasih telah memberikan harapan walau itu--"

"Zega!" Adel benar-benar malu sekarang ketika Zega berucap lantang membacakan isi curhatannya di depan kelas, belum lagi mendengar reaksi teman-temannya yang bersorak riuh.

Zega menoleh sekilas dan melanjutkan kembali kalimat yang terpotong. "Tak menjadi kenyataan dan terima kasih telah memberikan luka yang membuat gue tersadar bahwa lo hanyalah imajinasi gue semata. Tak ada cinta jika tak ada pengorbanan, jangan mengaku cinta kalau tidak mau berjuang,"

"Dan untuk kali ini biarkan gue berjuang melawan rasa yang selama ini gue pendam--"

Wajah Adel memanas, lalu dengan kesal dia melancarkan aksinya yaitu--

Bruk!

"Aw!" ringis Zega yang terjatuh dengan posisi tengkurap menghadap lantai. Belum lagi jidat berserta jambul kesayangannya yang rusak.

Seluruh teman-temannya mentertawakan Zega yang tampak sengsara. Sedangkan Zega hanya bisa meringis dan mengelus jidatnya yang memerah.

"Adel sialan! liat aja nanti," batin Zega.

Zega bangkit dari posisi indahnya dan menatap Adel seakan-akan dia ingin menelan cewek itu hidup-hidup. Adel kini terdiam ketika melihat wajah merah pada milik Zega yang kini berjalan ke arahnya.

"Mampus gue," batin Adel takut ketika Zega sudah ada di depannya.

"Lo udah tau kan kesalahan apa yang udah lo buat?" tanya Zega dengan suara kecil tepat di telinga Adel. Tubuh Adel tegang dan kaku, jujur saja dia takut melihat wajah Zega yang menyeramkan dengan raut wajah datar dan tatapan tajam.

"T-tau," balas Adel dengan terbata-bata.

"Good girl! sekarang lo pilih yang mana? yang kiri atau yang kanan?" tanya Zega dengan wajah serius membuat Adel menelan saliva nya susah payah.

"Dua-duanya biar adil, oke?" Lalu Zega mendekatkan wajahnya ke arah Adel membuat cewek itu menahan nafas dan memejamkan mata erat-erat, takut-takut Zega menciumnya atau lebih parah lagi menampar nya.

Zega tersenyum miring.

"AMBIL JO! KASIH KE ADAM!" teriak Zega sembari melempar buku milik Adel ke salah satu temannya itu. Dengan sigap Johan berlari dan mengambil buku Adel yang melayang ke arahnya.

Adel membuka matanya ketika mendengar Zega tertawa terbahak-bahak di depannya. Sialan! Dia dikerjai.

"ZEGAAAAAAAA!"

Dan selanjutnya terjadilah gempa bumi berskala 1,6 richter yang mengguncang kelas Zega.

🍁🍁🍁

"Udah siap?" tanya Zega pada teman-temannya. Saat ini, mereka sedang bersiap-siap untuk menjalankan aksinya untuk menjahili guru yang menurut Vikar sekseh dan bahenol.

Zega bersiap dengan ember dan isinya, Vikar bertugas menjaga depan, Johan bersiap dengan tepungnya dan Aam yang sudah selesai dengan tugasnya yaitu memberikan tinta merah di kursi guru.

"Siap!" jawab mereka kompak.

"Oke, ambil posisi!" seru Zega lagi.

Vikar yang mendapat bagian menjaga luar kini duduk di kursi sebelah koridor. Matanya mencoba menjelajah dan memastikan bahwa targetnya ini datang sesuai jadwal agar rencananya berhasil.

Namun setelah setengah jam menunggu, akhirnya Vikar menghembuskan nafasnya lelah. "Anjir nih guru kemana dah?! lama bener," ucap Vikar. "Mending gue cari Wi-Fi."

Tanpa memperdulikan temannya, Vikar mencoba mencari sinyal Wi-Fi yang terputus. Persetan dengan rencana yang gagal! Yang penting kebutuhannya untuk melihat Awkarin live terpenuhi.

Dilain sisi, Zega mendengus. Tangannya sudah pegal mengangkat ember yang penuh berisi air.

"Bu Siska kemana dah? lama amat," gerutu Zega.

"Palingan lagi digodain sama si Vikar di depan, tenang ae Ga," sahut Johan di belakang Zega. Mendengar itu Zega hanya bisa menghembuskan nafas.

Namun saat melihat knop pintu yang bergerak, Zega dan lainnya tersenyum senang dan bersiap-siap untuk memberikan kejutan untuk Bu Siska yang datang.

Dan kini pintu itu terbuka lebar, Zega tersenyum miring lalu melancarkan aksinya yaitu--

Byur!

"ZENA!"

Zega dan lainnya hanya bisa membulatkan mata ketika yang masuk ke dalam kelasnya adalah Zena, bukan Bu Siska! Zega menepuk jidatnya gemas.

"Mati gue!" batin Zega.

"Astaga, Zena!" pekik Rachel ketika seragam yang dikenakan Zena basah kuyup. "Eh! Lo apain Zena hah?! cari mati lo ya?!"

Zega menelan saliva nya susah payah ketika melihat wajah Zena yang merah padam. Buru-buru dia membuka kancing seragamnya yang menyisakan kaos putih di dalamnya.

"Z-zen, gue minta maaf," ucap Zega dengan nada menyesal lalu menyampirkan seragamnya ke tubuh Zena.

Zena hanya bisa menatap Zega nyalang lalu dengan kasar dia menghempaskan seragam Zega yang tersampir di pundaknya.

Zena mengambil ember yang tergeletak begitu saja di lantai lalu dilemparkannya ember itu ke arah Zega membuat cowok itu meringis ketika ember yang dilempar Zena berhasil mengenai perutnya.

Tak lupa, Zena juga menyambar botol yang sedang Rachel pegang lalu dia juga menyiramkan air itu ke wajah Zega. Setelah itu Zena pergi berlalu meninggalkan Zega beserta yang lainnya yang masih terkejut.

"Zena!" baru saja Zega akan menyusul Zena, Rachel sudah terlebih dahulu menahan nya.

"Lo jadi cowok emang kebangetan ya!" Rachel mengambil tepung di tangan Johan lalu meraupkan tepung itu ke wajah Zega. Lalu Rachel berlari kecil untuk menyusul Zena yang sudah jauh di depan.

Zega menggeram kesal. "Vikar sialan!"

🍁🍁🍁

"Lo mau ke koperasi gak, Zen? Gue anterin lo beli seragam," tanya Rachel sembari melihat Zena yang membuka lokernya. Zena menggeleng pelan dengan tangan yang bergerak mengambil seragamnya yang lain.

"Yakin lo mau pake seragam itu Zen?" tanya Rachel tak yakin ketika melihat seragam Zena yang satunya lagi. Pasalnya itu adalah seragam Zena dua tahun yang lalu dan memiliki ukuran yang kecil dan sangat pas di tubuh Zena.

Zena mengangguk walau dalam hati dia tak yakin, namun saat mengingat hari ini ada ulangan dari Bu Duma, Zena hanya bisa mendengus pasrah.

"Bentar, gue ambilin handuk dulu ke UKS." Buru-buru Rachel berlari ke UKS dan tak lama kemudian dia kembali dengan handuk putih di tangannya. Rachel menyerahkan benda itu ke Zena lalu mengantarkan sahabatnya itu ke toilet.

"Lo duluan aja," sahut Zena ketika mereka sudah sampai di toilet. Rachel menatap Zena khawatir yang dibalas anggukan oleh Zena.

Rachel menghembuskan nafas. "Ya udah deh, gue bakal ijinin lo ke Bu Duma kalau lo datangnya agak telat."

Setelah itu Zena masuk ke toiletnya dan mengganti bajunya. Setelah selesai Zena menatap seragam yang tampak kecil dan ketat di tubuhnya. Zena menghembuskan nafas lalu keluar dari toilet.

Namun saat Zena sedang berjalan seseorang tak sengaja menabraknya membuat Zena sedikit terdorong ke belakang. Untung saja dia bisa masih berdiri walaupun tubuhnya yang pendek dari si penabrak.

"Maaf," sahut suara itu yang ternyata dia adalah seorang cowok. Zena hanya menatap datar cowok yang memakai jaket hoodie berwarna hitam itu, tanpa berniat memberi dia respon.

"Tali sepatu lo," sahut cowok itu lagi membuat Zena melirik ke arah tali sepatunya yang ternyata lepas. Zena berjongkok berniat untuk membetulkan tali sepatunya.

Cowok yang ternyata Gilan itu hanya bisa memalingkan wajah ketika rok yang dipakai Zena sedikit terangkat dan menampilkan kulit mulus milik Zena.

Gilan kembali menatap Zena kembali ketika cewek itu sudah selesai dengan tali sepatunya. Zena sedikit mengangkat alisnya ketika cowok di depannya ini melihat penampilannya dari atas hingga bawah dan itu cukup membuat Zena risi.

"Lo gak pantes pake seragam yang ketat, tubuh lo bakalan dilihat sama semua orang tak terkecuali cowok mata keranjang." Gilan melepas jaketnya dan menyampirkan nya ke pundak Zena.

Zena hanya bisa menautkan alisnya bingung. Dia tak kenal cowok di depannya ini, tapi mengapa cowok itu peduli padanya? Aneh.

"Gilan," sahut cowok itu seakan dia tau apa yang sedang dipikirkan Zena.

"Zena," balas Zena datar dan singkat.

"Pakai jaket ini, supaya lo gak dikira ikan segar sama kucing garong," sahut Gilan dengan kekehan kecil diakhir kalimat.

Zena hanya bisa diam dan menuruti apa yang disuruh Gilan tadi. Langsung saja Zena memakai jaket Gilan yang kebesaran di badannya membuat Gilan tersenyum dan mengacak rambut Zena gemas.

"Anak pintar," kekeh Gilan membuat Zena mendengus.

Dilain sisi, Zega hanya bisa mengepalkan tangannya ketika melihat semua perlakuan Gilan terhadap Zena, dimulai dari memakai kan Zena jaket hingga mengacak rambutnya.

"Zena my mine! She is mine! dan siapapun yang berani rebut Zena dari gue, gue gak bakal tinggal diam sampai dia benar-benar jadi milik gue," desis Zega sembari menonjok dinding yang tak bersalah.

🍁🍁🍁

Haiii, kami kambek egen!

Kangen Zega?

Zena?

Atau kami? Xixixi, bercanda.

Btw, ada apa dengan Zega? Kalian bisa nebak?

Okay, see you next part guys!

KOMENNYA JANGAN LUPA,

SALAM, ZEGA GANTENG 😎

Repost 8 januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

787K 38K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 123K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.4M 257K 31
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
2.9M 167K 40
DILARANG PLAGIAT, IDE ITU MAHAL!!! "gue transmigrasi karena jatuh dari tangga!!?" Nora Karalyn , Gadis SMA yang memiliki sifat yang berubah ubah, kad...